Serangan Panas Saat Fenomena Ekuinoks Ternyata Hoax

Terdapat pesan berantai yang mengatakan bahwa ekuinoks dapat menyebabkan heat stroke.

oleh Citra Dewi diperbarui 18 Mar 2016, 15:39 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2016, 15:39 WIB
Suhu Capai 41 Derajat, Taman Nasional di Sydney Ditutup
Ilustrasi gelombang panas. (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Panas ekstrem sedang melanda beberapa tempat di Singapura dan Malaysia. Dikabarkan, temperatur di negara yang terletak di Semenanjung Malaya itu pada dua minggu ke depan akan meningkat 9 derajat Celsius dari suhu biasanya.

Sementara, beberapa tempat di Malaysia, yaitu di Petaling Jaya mencapai 34 derajat Celcius dan yang tertinggi berada di Perlis, 38 derajat Celcius.

The National Environmet Agency (NEA) Singapura mengatakan bahwa pada musim kemarau ini, suhu tertinggi akan mencapai 36 derajat Celsius. Sementara suhu tertinggi rata-rata berkisar 33 - 34 derajat Celsius.

NEA memprediksi hal tersebut terjadi dari tiga faktor, yaitu karena adanya fenomena El Nino, kemunculan massa udara kering dan hangat di kawasan tersebut, serta terjadinya ekuinoks -- saat matahari melintasi ekuator.

Peristiwa ekuinoks akan terjadi dua kali setahun, sekitar 20 Maret dan 22 September, di mana matahari akan berada tepat di atas kepala pada tengah hari. Hal tersebut dikutip dari Strait Times pada Jumat (18/3/2016).

Sinar matahari paling intens mencapai permukaan bumi dan berkontribusi terhadap suhu yang lebih tinggi pada siang hari.

Terkait dengan peningkatan suhu tersebut, sebuah broadcast message yang beredar mengklaim akibat dari fenomena ekuinoks, suhu akan meningkat hingga 40 derajat Celcius.

Pesan tersebut berisi agar orang-orang tetap berada di dalam ruangan pada saat tengah hari dan meminum 3 liter air untuk menghindari dehidrasi dan heat stroke.

Pesan berantai yang awalnya tersebar hanya di Singapura, kini telah sampai ke beberapa masyarakat Indonesia.

Menanggapi pesan berantai itu, pemerintah Singapura mengeluarkan pemberitaan bahwa hal tersebut tidak benar.

Dalam situsnya di gov.sg, pemerintah Singapura menulis, "NEA menyadari pesan yang beredar melalui pesan teks dan platform media sosial yang mengklaim bahwa suhu diperkirakan mencapai 40 derajat Celcius dalam beberapa hari mendatang, sehingga menghasilkan gelombang panas dan mungkin menyebabkan dehidrasi dan heat stroke. Hal tersebut tidaklah benar."

Sementara itu, Kementerian Pendidikan Malaysia akan memperpanjang liburan sekolah jika hawa panas ekstrem terus berlanjut. Hal tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Najib Razak pada Rabu, 16 Maret 2016.

Seperti yang dikutip dari Strait Times, Rabu (18/3/2016), harusnya para siswa kembali bersekolah setelah liburan sekolah berakhir pada 20 atau 21 Maret.

PM Najib Razakmengatakan bahwa kepala sekolah dapat membatalkan kegiatan di luar ruangan jika kondisinya tak memungkinkan.

"Pemerintah akan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan saat terjadi panas ekstrem," tulis Najib dalam blog-nya.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia beberapa orang juga telah menerima pesan berantai yang cukup meresahkan tersebut.

Menanggapi hal itu Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, Kukuh Ribudiyanto, berkata "Tidak ada kejadian khusus, karena ekuinoks merupakan peristiwa normal."

Masih terkait dengan pesan berantai itu, ia juga menjelaskan bahwa fenomena ekuinoks di Indonesia belum ada yang sampai menyebabkan heat stroke.

"Sepertinya belum ada kejadian, karena di Indonesia belum ada kenaikan suhu secara tajam. Kalau di India karena memang ada kenaikan suhu tajam dan juga ada fenomena cuaca di suatu daerah yang kita sebut dengan bayangan hujan," ujarnya kepada Liputan6.com

Mengenai pesan berantai tersebut, kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, juga memberikan keterangan bahwa pesan berantai itu mengandung unsur hoax.

"Tidak ada yang signifikan dengan kondisi ekuinoks. Ekuinoks adalah saat matahari melintas ekuator, saat malam dan siang sama panjangnya. Info tersebut cenderung berlebihan dan mengandung undur hoax," tulisnya melalui pesan singkat kepada Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya