Liputan6.com, Brussel - Ledakan terjadi beruntun di bandara Belgia dan stasiun subway atau kereta bawah tanah Maelbeek pada Selasa waktu setempat. Pemerintah Tanah Air pun bergegas mencari informasi terkait warga negara Indonesia (WNI) di sana.
"Hingga kini tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa tersebut. KBRI Brussel akan terus melakukan penelusuran dan mengamati perkembangannya," ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWNI & BHI) Lalu M Iqbal melalui keterangan singkatnya yang diterima Selasa (22/3/2016).
Menurut data Kementerian Luar Negeri (Kemlu), saat ini terdapat sekitar 1.630 WNI di Brussel dan Luxemburg.
Advertisement
Iqbal memaparkan, jarak Bandara Zaventem, salah satu lokasi ledakan, dan KBRI Brussel sekitar 10 km atau 15 menit ditempuh dengan kendaraan bermotor.
"Pasca ledakan lanjutan di metro station Maelbeek, tidak jauh dari kawasan Komisi Eropa dan Parlemen Eropa (14 km dari Zaventem dan 6,5 km dari KBRI Brussel), stasiun Gare Central dievakuasi," bebernya.
Ledakan ini terjadi 4 hari setelah penahanan orang paling dicari di dunia, Salah Abdeslam, pemimpin teror Paris yang menewaskan 130 manusia. Polisi Belgia telah memperingatkan bahwa pendukung pemuda kelahiran Prancis itu akan melakukan serangan balasan.
"Hingga Senin 21 Maret, polisi federal Belgia masih memburu satu orang tersangka Serangan Paris atas nama Najim Laachraoui," pungkas Iqbal.
Menurut beberapa laporan, ledakan di bandara Belgia tersebut berpusat di dekat meja maskapai American Airlines di aula keberangkatan.
Sejauh jumlah korban akibat ledakan beruntun tersebut dilapokan 23 jiwa. 13 dalam insiden di Bandara Belgia dan 10 lainnya di Brussels Metro Station, Maelbeek.