Liputan6.com, Tiongkok - Meski berujung pada pemotongan gaji, penambahan waktu jam kerja, dihukum di depan kelas, diharuskan keliling lapangan atau bahkan tidak diizinkan mengikuti pelajaran sampai jam berakhir, kebiasaan datang terlambat ke tempat kerja atau sekolah masih banyak ditemui di belahan dunia mana pun.
Sepertinya masih banyak yang menganggap datang terlambat merupakan hal sepele.
Namun di Tiongkok, seorang profesor dari Universitas Sains dan Teknologi Elektronik di Kota Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan yang terletak di sebelah barat daya Tiongkok, belum lama ini menemukan sebuah hukuman baru yang menurutnya dapat membuat mahasiswanya jera.
Advertisement
Seperti dilansir dari Shanghaiist.com, Selasa (26/4/2016), mereka yang terlambat masuk perkuliahan dipaksa menuliskan seribu emoji dengan alat tulis di atas selembar kertas.
Baca Juga
Belum lama ini ribuan karakter gambar atau emoticon yang tertuang di atas kertas tersebut menjadi viral di internet. Di sana nampak simbol atau karakter-karakter membingungkan yang dibuat dua mahasiswa Jurusan Teknologi Elektronik Provinsi Sichuan.
Bagi para netizen yang melihatnya, hukuman tersebut sekaligus mengingatkan mereka akan kenangan masa kecil saat menerima hukuman karena datang terlambat masuk kelas. Mereka diminta berdiri di depan kelas selama 10 menit oleh para guru atau menyalin sebuah kalimat di atas kertas hingga beberapa kali.
Melihat kemalangan para mahasiswa yang mendapat hukuman, tak sedikit netizen yang menertawakannya. Namun hukuman yang terbilang tak biasa dilakukan oleh seorang dosen tersebut menuai banyak perdebatan. Apakah hukuman menuliskan seribu emoji itu merupakan ide yang baik atau tidak.
Seperti dilansir dari akun Facebook CCTV News China, beberapa netizen mengatakan itu adalah cara yang menarik dan kreatif untuk memaksa siswa menghentikan kebiasaan buruknya. Sementara yang lain menyebutkan hukuman tersebut terbilang konyol, sia-sia, dan hanya buang-buang waktu.
"Ketika pertama kali saya melihatnya, saya tidak akan pernah mau terlambat masuk kelas lagi," kata salah satu pengguna mikroblogging Weibo.
"Ini terdengar seperti metode hukuman yang menarik sekaligus menyegarkan," kata Luying Yang, seorang guru pada situs Weibo yang dilansir dari BBC.com.
Lainnya mengatakan,"Menurut saya profesor itu tidak meminta terlalu banyak dari murid-muridnya untuk tidak datang telat. Jadi hukuman tersebut sangat wajar diberikan. Kata tersebut terlihat menyakitkan saat ditulis, tapi itu bukan hukuman sebenarnya."
"Bayangkan jika ia membuat mereka menuliskan hukuman tersebut dalam kaligrafi tradisional," ucap Mei Wei Zhu.
Hukuman serupa juga pernah dilakukannya pada Oktober 2015 silam. Wang Sijun, nama sang profesor, mengharuskan siswanya menulis seribu karakter Tiongkok dengan huruf "Biang".
Bagi sebagian orang yang memang asli Tiongkok, penulisan huruf ini terbilang cukup sulit. Karena untuk menulis satu huruf membutuhkan goresan yang sangat banyak.
Kata tersebut memang tidak bermakna, namun Sijun mengambil karakter Tiongkok tersebut terinspirasi dari nama hidangan mie saat ia mengunjungi Provinsi Shaanxi.