Respons Positif WNA Peserta Training Komoditas Kelapa Kemlu

Salah satu peserta dari Papua New Nugini (PNG), Angela, juga berharap besar dari International Training on Coconut Product Development.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Mei 2016, 20:49 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2016, 20:49 WIB
Respons Positif Negara Asing Soal Training Komoditas Kelapa Kemlu
Pelatihan International Training on Coconut Product Development dengan dengan 13 negara asing di Manado, Sulawesi Utara. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Liputan6.com, Manado - Respons positif didapati dari kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) -- Direktorat Kerja Sama Teknik bekerja sama dengan Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) -- dan Kementerian Pertanian bertajuk International Training on Coconut Product Development.

Mayoritas dari para peserta mengaku pelatihan tersebut sangat bermanfaat.

"Kami memiliki banyak produk kelapa di Tonga, tapi kami tak punya banyak pengetahuan tentang pengolahannya. Semoga setelah training ini kami memberikan banyak pengetahuan dan kemampuan agar bisa kami sharing dengan orang-orang di negara kami," ujar salah satu peserta acara dari Tonga, Lisa kepada Liputan6.com, Sabtu (28/6/2016).

Respons positif lainnya juga diungkapkan oleh Nou dari Fiji. Ia mengaku senang bisa bergabung dalam acara International Training on Coconut Product Development.

"Senang bisa berada di training ini. Kesempatan bagus untuk mempelajari ilmu baru pengolahan kelapa ini, bisa berbagi ide dengan negara lainnya. Aku rasa itu bagus," jelas Nou yang mengaku senang bisa berada di Indonesia.

Peserta pelatihan International Training on Coconut Product Development yang digelar Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Manado, Sulawesi Utara. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Ni Shein dari Myanmar pun 'setali tiga uang' dengan kedua peserta lainnya yang merasakan manfaat dari program tersebut.

"Kelapa memang bukan pemasukan utama kami. Kami punya banyak tempat yang ditumbuhi kelapa. Hanya saja kami tak bisa membuat banyak jenis produk olahan, cuma ada minuman, es dan kopra. Training ini mungkin bermanfaat bagi kami, kami butuh untuk meningkatkan pengetahuan kami terkait pengolahan kelapa. Saya sangat tertarik dengan training ini, bukan hanya untuk negara tapi juga bagi kampung halamanku," jelas Ni Shein yang tinggal di Nay Pyi Taw.

Salah satu peserta dari Papua Nugini (PNG), Angela, juga berharap besar dari pelatihan Kemlu-Kementerian Pertanian ini. Ia berharap pelatihan ini nantinya penjualan kelapa dari PNG bisa hingga ke negara lain.

"Semoga kelapa-kelapa Papua bisa dijual hingga ke luar negeri, tak hanya di dalam negeri saja," harap Angela.

Empat orang dari Kamboja, juga mengatakan sangat tertarik dengan pelatihan terkait kelapa kali ini.

"Kami ingin menjadi ahli setelah training ini. Mungkin kami bisa lebih bisa mengembangkan kelapa yang ada di negara kami, sebab buah itu mudah tumbuh di tempat kami, semoga saja dengan ilmu ini bisa menambah pendapatan negara kami," ujar Khong mewakili ketiga teman lainnya.

 

Mengangkat Harkat Kelapa

Peserta pelatihan International Training on Coconut Product Development yang digelar Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Manado, Sulawesi Utara. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

International Training on Coconut Product Development diselenggarakan selama delapan hari di Manado, Sulawesi Utara. Mulai dari 27 Mei hingga 3 Juni 2016 dan akan ditutup secara resmi pada 2 Juni 2016.

Dalam pelatihan tersebut, para peserta akan melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan komoditas kelapa menjadi produk ekonomi bernilai tinggi.

"Pelatihan mencakup sesi teori di kelas, praktik di laboratorium dan lapangan, serta kunjungan ke industri kelapa. Salah satu agenda pelatihan juga akan mencakup kunjungan wisata untuk memperkenalkan potensi wisata serta industri UKM di Sulawesi Utara," ucap Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, Esti Andayani dalam acara pembukaan International Training on Coconut Product Development di Swiss-Bel Hotel Maleosan, Manado, Sulawesi Utara, Jumat 27 Mei 2016 malam.

Sebanyak 37 peserta dari 13 negara di wilayah Asia dan Pasifik ikut serta di antaranya berasal dari Fiji, Kamboja, Marshall Islands, Myanmar, Nauru, Palau, Papua Nugini, Samoa, Solomon Islands, Sri Lanka, Timor Leste, Tonga serta Indonesia -- Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timurs, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya