Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kisah Skandal Terlarang Para Penguasa Romawi dan Yunani Kuno

Kabar selentingan para tokoh Romawi Kuno dan Yunani Kuno menjadi pembicaraan di tengah-tengah masyarakat pada masanya. Seperti apa?

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 03 Jun 2016, 23:30 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2016, 23:30 WIB
Seks Zaman Kuno (0)
Ilustrasi perselingkuhan dengan gladiator. Kabar selentingan para tokoh Romawi Kuno dan Yunani Kuno menjadi pembicaraan di tengah-tengah masyarakat pada masanya. (Sumber theapricity.com)

Liputan6.com, London - Pada zaman Yunani Kuno dan Romawi Kuno, masyarakat tidak terlalu asing dengan inforsmasi kehidupan seks penuh skandal oleh para tokoh penting dalam masyarakat.

Misalnya, Raja William III dikabarkan lebih menyenangi pria daripada wanita.

Sementara, Tsarina Katarina Agung dari Rusia disebut-sebut memiliki banyak kekasih dan ia disebut-sebut memberikan hadiah kepada mereka -- setelah perselingkuhan usai -- agar mau membantunya mencari pacar baru.

Genghis Khan konon  memiliki begitu banyak kekasih sehingga sekarang ini ada 16 juta orang keturunannya yang masih hidup.

Julius Caesar tak pilih-pilih  pria dan wanita. Para lawan politiknya mengistilahkan, "Dia adalah pria dambaan kaum wanita sekaligus wanita dambaan kaum pria."

Ilustrasi Tsaria Catherina Agung. Kabar selentingan para tokoh Romawi Kuno dan Yunani Kuno menjadi pembicaraan di tengah-tengah masyarakat pada masanya. (Sumber thefamouspeople.com)

Praktik Seks Saru Tiberius

Kaisar Tiberius yang berkuasa antara 4 hingga 37 M dipandang sebagai salah satu penguasa yang paling nyeleneh secara seksual.

Penulis biografinya, Suetonius, mengatakan bahwa, pada masa akhir hidupnya, sang kaisar membangun pusat pornografi bagi dirinya di kota Capri. Di sana, kaum muda terlibat dalam tindak tanduk seksual seru. Tiberius kadang menonton saja, kadang ikut serta.

Dalam kolam-kolam pemandian sang kaisar, kaum muda yang berendam bersama telah dilatih untuk memberi layanan seks oral di bawah air, sehingga sang kaisar gaek mengistilahkan mereka sebagai "ikan-ikan kecilku."

Patung dada Kaisar Tiberius. Kabar selentingan para tokoh Romawi Kuno dan Yunani Kuno menjadi pembicaraan di tengah-tengah masyarakat pada masanya. (Sumber Ancient Origins)

Spekulasi dan Kecurigaan

Bangsa Yunani dan Romawi bersikap acuh terhadap ketelanjangan dan mereka memuja bentuk tubuh manusia. Namun demikian, ketika seseorang meninggal, tubuh manusia itu tidak lagi memiliki daya tarik.

Karena itu, pengetahuan mereka tentang anatomi rinci manusia hanya berdasarkan kepada spekulasi.

Sebagai contoh, ada suatu kepercayaan ganjil bahwa rahim yang berkelana dalam tubuh wanita dapat menyebabkan histeria. Untuk mengatasi hal ini, para tabib menggunakan bau busuk dan suara keras untuk menakuti rahim agar kembali ke tempatnya.

Ada juga kepercayaan yang ganjil tentang klitoris wanita. Suatu klitoris berukuran besar dianggap sebagai suatu kondisi medis yang memerlukan pembedahan.

Pasangan berciuman. Kabar selentingan para tokoh Romawi Kuno dan Yunani Kuno menjadi pembicaraan di tengah-tengah masyarakat pada masanya. (Sumber Wikimedia))

Berciuman di depan umum tidak dipandang sebagai sesuatu yang positif dalam lingkungan aristokrat Yunani dan Romawi. Walaupun begitu, para suami mencium istri mereka ketika pulang ke rumah pada malam hari, usai berpesta pora.

Ciuman itu bukan dengan maksud menyampaikan rasa sayang, tapi untuk mengetahui apakah sang wanita minum-minum ketika sang suami sedang di luar rumah.

Ciuman sempat ditinggalkan ketika warga Romawi di Spanyol mulai menggosok gigi menggunakan cairan kencing manusia.

Skandal Kehidupan Seksual Para Gladiator

Kehidupan Penuh Skandal Para Gladiator

Banyak gladiator kondang memiliki kehidupan seks penuh skandal. Mereka dipandang sangat menarik bagi para wanita, walaupun berstatus budak.

Tapi, tidak semua gladiator berstatus budak. Misalnya Commodus yang lebih menikmati perannya sebagai gladiator daripada seorang kaisar.

Sebagaimana para penguasa pada zamannya, Commodus juga bergelimang seks pada waktu-waktu senggangnya.

Patung dada Commodus. Kabar selentingan para tokoh Romawi Kuno dan Yunani Kuno menjadi pembicaraan di tengah-tengah masyarakat pada masanya. (Sumber Ancient Origins)

Orangtuanya, Faustina dan kaisar Marcus Aurelius, mengalami permasalahan dalam pernikahan karena seorang gladiator. Faustina sangat bernafsu kepada seorang gladiator tertentu dan memberitahu suaminya tentang hal ini.

Sang kaisar mengadu kepada seorang dukun yang memberikan cara penyelesaian tidak biasa, yaitu agar Faustina diperintahkan untuk melakukan seks dengan gladiator itu dan harus dibunuh ketika sedang berada di atas Faustina.

Kemudian, ia wajib mandi bergelimang darah sang gladiator, membersihkan diri, dan kemudian melakukan seks dengan suaminya.

Antinous

Sabina dan Kaisar Hadrian menikah karena dijodohkan. Sang istri mengikuti suaminya mengelilingi Kekaisaran Romawi selama setahun lamanya.

Sang kaisar tidur dengan begitu banyak wanita dan pria lain di luar pernikahan mereka, namun pasangan itu tetap saling menghargai.

Keadaan berubah ketika, pada sekitar ulang tahunnya ke 50, sang kaisar menemukan cinta sejatinya dalam diri Antinous, seorang remaja pria dari Bithynia.

Ukiran Hadrian berburu singa bersama Antinous. Kabar selentingan para tokoh Romawi Kuno dan Yunani Kuno menjadi pembicaraan di tengah-tengah masyarakat pada masanya. (Sumber Ancient Origins)

Keduanya menjadi tidak terpisahkan lagi dan sang istri tidak sudi terus menyaksikan pasangan itu. Pada perjalanan terakhir, mereka bertiga tiba di Mesir. Lalu, pada Oktober 130 M, remaja itu raib.

Hadrian sangat bersedih. Ia memerintahkan pencarian remaja itu, namun sia-sia. Dalam beberapa minggu sang kaisar mendewakan sang remaja dan mendirikan sebuah kota dengan namanya.

Dibuatlah ribuan patung Antinous dan diberlakukannya perintah pemujaan kepadanya di seluruh kekaisaran.

Patung setengah badan Antinous masih ada hingga sekarang di museum-museum, walaupun kadang dikira Dionysus atau Ganymede.

Beberapa tahun kemudian, Hadrian juga mengangkat Sabina sebagai dewi ketika sang istri meninggal dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya