Liputan6.com, Jakarta - Musibah EgyptAir mungkin tak lagi ramai diberitakan, namun penyelidikan terus berlanjut. Tim bekerja untuk mencari tahu mengapa pesawat dengan penerbangan MS804 jatuh.
Belakangan, peneliti Prancis berpikir mereka mendengar sinyal dari locator beacon (pandu suar) dari salah satu black box atau kotak hitam perekam penerbangan tersebut. Kini para ahli sedang menuju ke situs yang terdeteksi untuk melihat lebih dekat.
Kotak hitam perekam yang sebenarnya oranye cerah, sehingga mereka terlihat cukup baik ketika terkena sinar lampu.
Advertisement
Penemuan terbaru itu sangat berarti, tetapi tidak diketahui pasti apa yang telah mereka temukan sampai kapal selam robot dengan lampu terang dan kamera dikerahkan ke posisi terdeteksi sinyal.
Dilansir dari BBC, Kamis (9/6/2016), kapal selam robot yang merupakan unit penyelamatan khusus itu bernama John Lethbridge. Memiliki cakar (manipulator lengan) yang dapat mengambil sesuatu dan membawanya ke permukaan.
Menurut ahli penyelamatan laut, David Mearns yang telah puluhan tahun berpengalaman mencari bangkai kapal dan pesawat hilang, unit kapal selam itu yang digunakannya kala itu berbeda. Tapi ia menggunakan John Lethbridge pada 2001 untuk memotret bangkai kapal dari kapal perang Bismarck dan HMS Hood.
David Mearns juga merupakan pria yang pernah ikut serta dalam operasi mengambil setiap bagian dari pesawat jatuh yang tenggelam 3.800 meter ke dasar laut di sisi lain dari Laut Mediterania (sebenarnya Laut Tyrrhenian di barat Italia). Ia dan timnya butuh dua tahun untuk memulihkan semua puing-puing.
Mearns tak terlibat dalam pencarian black box EgyptAir MS804, tapi dia tahu awak John Lethbridge dan menurutnya dunia pemulihan laut adalah kecil dan khusus. Ia memperkirakan dengan angin yang stabil, tim dengan robot kapal selam bisa di situs itu dalam waktu tiga atau empat hari.
Kendati demikian, mereka harus mengisi persediaan di pelabuhan pertama.
"Jika mereka benar-benar beruntung, mereka bisa menemukan kotak hitam di penyelaman pertama mereka. Tapi semua itu tergantung kondisi. Sebenarnya tak biasa ada sinyal locator beacon dari bawah air atau pingers terlempar dari kotak hitam selama kecelakaan itu," ucap Mearns.
Sementara itu, Mearns berpikir bahwa kapal, Lalplace, yang awalnya mendengar pingers, akan tetap di situs untuk menyisir untuk mendengarkan lebih lanjut sinyal.
Mereka menyisir dalam pola angka delapan atau daun semanggi. "Untuk mendapatkan kisaran terbaik dan area di mana mereka dapat menghitung posisi yang lebih akurat kotak hitam di dasar laut."
"Jika mereka telah menemukan pesawat itu, penyidik ​​dihadapkan dengan pilihan. Ini berpotensi sebagai TKP," kata Mearns.
"Jadi, mereka bisa memutuskan untuk melakukan pemetaan sonar dan memotret seluruh area puing-puing berada sebelum menyentuh apa pun. Mungkin suatu daerah kecil seluas 1 km x 1 km tergantung bagaimana pesawat hancur.
"Atau mereka mungkin memilih untuk membawa kotak hitam sesegera mungkin, karena yang bisa memberikan jawaban awal adalah benda tersebut."
Memakan Banyak Waktu
Memulihkan pesawat dari bawah laut memakan banyak waktu dan kompleks.
Robot kapal selam yang dioperasikan oleh para ahli di permukaan, dapat membawa potongan-potongan kecil dengan berat hingga 100 kg di cakar mereka. Anda juga dapat mengikat bagian yang lebih besar hingga 500 kg.
Tapi potongan benar-benar besar, seperti mesin atau ekor misalnya, membutuhkan peralatan angkat berat khusus.
Ada satu kabar positif. Kedalaman bukan masalah untuk jenis unit kapal selam itu.
Pertama, mereka harus mengonfirmasi mereka telah mendengar 'kotak hitam'.
Kemudian, mereka harus menemukannya, memulihkannya, mengeringkan sirkuit keluar - yang mengambil satu atau dua hari - dan mendownload data.
Ada dua kotak hitam di dalam pesawat. Perekam suara kokpit bisa mengungkapkan aktivitas kru kapal. Dari benda itu, Anda akan mendengar apa yang mereka katakan satu sama lain, ditambah semua alarm di latar belakang.
Perekam data penerbangan bisa mengungkapkan sistem komputer pada pesawat. Sejauh ini dugaan mengarah terjadi kebakaran pada kapal terbang tersebut, tapi kotak hitam tak bisa mendeteksi ada faktor kesengajaan atau tidak.
Mereka mungkin akhirnya harus memulihkan bagian besar pesawat untuk tahu pasti, dan itu adalah pekerjaan yang memakan waktu.
Pesawat EgyptAir dilaporkan hilang kontak dengan radar di atas Laut Mediterania, sekitar 280 km (175 mil) dari garis pantai Mesir pada pukul 02.45 pagi waktu setempat. Seharusnya pesawat itu dijadwalkan tiba di Bandara Kairo pada pukul 03.15 pagi.
EgyptAir MS804 dilaporkan tengah mengudara di ketinggian 37.000 kaki dan menghilang 80 mil (sekitar 10 menit) sebelum memasuki wilayah udara Mesir. Penerbangan itu dijadwalkan meninggalkan Paris pada Rabu 18 Mei pukul 23.09 waktu setempat untuk menempuh perjalanan sekitar 3 jam 45 menit, tiba di Kairo pada Kamis 19 Mei.