Pelecehan Seksual 10 Tahun Lalu Mengancam Eksistensi Fox News?

Bagaimana nasib Fox News tanpa perancangnya akan menjadi pertanyaan besar di tengah hajatan besar politik AS mendatang.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 20 Jul 2016, 13:19 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 13:19 WIB
Pelecehan Seksual  10 Tahun Lalu Berbuntut 'Pembubaran' Fox News
Pelecehan Seksual 10 Tahun Lalu Berbuntut 'Pembubaran' Fox News (AFP)

Liputan6.com, New York - Fox News akan 'kolaps' pada 1 Agustus mendatang. Namun, program berita konservatif akan bertahan, dengan para pakar yang kerap kali menyerang kebijakan pemerintah (Demokrat) dari mulai menu makan siang di sekolah hingga kasus Benghazi.

Meski bertahan, saluran berita itu bukan lagi Fox News yang akrab di mata pemirsa AS yang sudah mengudara semenjak 7 Oktober 1996, saat jaringan televisi mengubah cara pandang politik. Hal itu dikarenakan, menurut editor majalah New York, Gabriel Sherman, keluarga Murdoch yang berada di belakang 21st Century Fox memutuskan untuk memecat Roger Ailes, bos Fox News.

Keluarga raja media itu, mengatakan kepada Alies untuk hengkang di minggu pertama bulan depan atau menghadapi perlakuan memalukan karena dipecat.

Seperti dilansir dari Newsweek, Rabu (20/7/2016), gerakan melawan Ailes --yang telah berlangsung selama berminggu-minggu-- akhirnya mencapai puncak, dan terjadi di tengah-tengah Konvensi Nasional Partai Republik. Akibatnya, gerakan itu justru akan melemahkan saluran berita itu yang dikenal sebagai corong Grand Old Party (GOP).

Roger Ailes Perancang Fox News, saluran berita konservatif dan kontroversial (Reuters)

Nasib Ailes telah digosipkan semenjak awal bulan ini, ketika mantan pembawa acara Fox News, Gretchen Carlson menuduhnya telah melakukan pelecehan seksual. Dalam surat tuntutan, tertera aksi perbuatannya secara detil.

Selain Carlson, pembawa acara lainnya Megyn Kelly juga melakukan tuntutan pelecehan seksual oleh bosnya itu.

"Menurut dua sumber, Megyn Kelly memberitahukan penyidik mengenai kelakukan Ailes bahwa ia pernah dilecehkan secara seksual 10 tahun lalu, saat Kelly masih jadi koresponden. Dalam tuntutannya, Kelly memberikan detil bagaimana ia diperlakukan," tulis editor majalah New York, Sherman.

Tuntutan itu membuat Rupert Murdoch dan dua anak laki-lakinya, Lachlan dan James memutuskan untuk tidak perlu berlama-lama membiarkan Ailes bekerja.

Andai tuduhan Kelly menjadikan pemecatan buat Ailes, hengkangnya pria itu akan membuat Fox News tanpa sosok yang telah membuat saluran berita itu kehilangan ciri khasnya; bernada masam dan penggiringan opini. Ciri khas itulah yang membuat kemenangan di perang rating.

Megyn Kelly -tengah- pembawa acara yang dicela Donald Trump, jadi salah satu penuntut pelecehan seksual Roger Ailes, orang yang memberikan 'panggung'  baginya (Reuters)

Bagaimanapun, kepergian pria yang selama ini membuat tayangan berlebih Donald Trump dan Partai Republik akan segera tiba.

Trump terkenal dengan ejekannya terhadap Kelly pada debat yang berlangsung tahun lalu. Juragan properti itu mengejek Kelly sedang datang bulan. Beberapa bulan kemudian, setelah Trump memutuskan hengkang dari debat yang dimoderatori Kelly, Ailes secara terang-terangan membela pembawa acara itu.

"Megyn Kelly adalah jurnalis hebat, dan seluruh jaringan mendukungnya," kata Ailes saat itu.

Namun, tak berapa lama kemudian --setelah lebih banyak memilih untuk tak berkomentar-- Kelly menjadi salah satu jurnalis wanita yang menuntut bosnya itu melakukan pelecehan seksual. Ailes mempekerjakan Kelly pada 2004 dan memberi panggung pada 2010.

Namun, menurut prediksi Sherman, kepergian Ailes tak mungkin dilakukan diam-diam.

Ailes diduga menerima saran dari strategi keluar perusahaan dari Donald Trump dan mantan walikota New York City, Rudy Giulani. Melihat gaya kedua itu, keluarnya Ailes akan membuat citra Fox News jatuh. Karena, pria 76 tahun itu akan membuat perhitungan yang penuh dengan serangan.

Kampanye tuduhan seksual yang selama ini dituduhkan kepada Ailes akan menjadi bumerang yang mengerikan.

Bagaimana nasib Fox News setelah kepergian Ailes?

Dengan pembawa acara macam Bill O'Reilly dan Sean Hannity, akan sangat sulit melihat tayangan dramatis khas Fox News, apalagi menjelang kampanye presiden AS pada November mendatang. Dan, kepergiannya membuat saluran berita itu tak pernah se-krisis seperti ini.

Bagaimana nasib Fox News tanpa Ailes akan menjadi pertanyaan besar di tengah hajat besar politik AS mendatang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya