Mahathir Minta Warga Adakan Referendum atas Kepemimpinan PM Najib

Baru-baru ini PM Najib kembali terkait atas dugaan penyelewengan dana perusahaan negara 1MDB.

oleh Citra Dewi diperbarui 22 Jul 2016, 11:01 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2016, 11:01 WIB
Mahathir Mohamad
Mahathir Mohamad (Reuters)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, warga Malaysia harus mendesak dilakukannya referendum atas kepemimpinan Perdana Menteri Najib Razak.

Hal tersebut disampaikan pada Kamis, 21 Juli 2016, setelah jaksa Amerika Serikat mengajukan tuntutan hukum terkait dengan dana milik Perusahaan Negara 1MDB.

"Aku meminta orang-orang untuk mendesak dilakukannya referendum atas kepemimpinan Najib," ujar Mahathir kepada wartawan.

1MDB merupakan perusahaan yang dibentuk Najib pada 2009 untuk mengubah Kuala Lumpur menjadi pusat keuangan. Namun pada 2015, perusahaan tersebut tak memenuhi pembayaran utang. Departemen Kehakiman AS menduga, dana itu disalahgunakan untuk membiayai hidup mewah sejumlah orang termasuk pejabat publik.

Dikutip dari Straits Times, Jumat (22/7/2016), Mahathir, yang memerintah selama 22 tahun tak ragu untuk mewujudkan tujuan utamanya, yakni menggulingkan Najib Razak atas perlakuannya terhadap 1MDB.

Dalam konferensi pers pada Kamis, Mahathir juga mengatakan bahwa warga Malaysia harus berdemonstrasi secara damai untuk menuntut pemberhentian Najib.

"Warga Malaysia pemalu. Di negara lain, jutaan (orang) turun ke jalan. Warga Malaysia sangat baik, kita tak biasa mengadakan protes," ujar Mahathir seperti dikutip dari Malaysiakini.

Pernyataan Mahathir datang setelah ia berencana membentuk partai pecahan, yang terdiri dari pemberontak United Malay National Organisation (Umno) pimpinan Najib.

Mahathir mengatakan, ia akan mencari cara untuk membentuk partai sesegera mungkin. Pria berusia 91 tahun itu juga mengakui kemungkinan adanya masalah dan penundaan untuk mendaftarkan partai barunya serta tak menutup kemungkinan untuk mengambil alih yang telah ada.

"Kami tahu jika kami mencoba untuk mendaftarkan partai baru tak akan disetujui dan tertunda selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Jadi kami mencoba untuk menemukan solusi untuk masalah itu. Namun kami akan mendirikan partai ini dan membuat pernyataan resmi dari tujuan kami," ujar Mahathir seperti dikutip The Star.

Dalam konferensi pers juga tampak politikus Zaid Ibrahim, Amanah yang merupakan anggota Khalid Samad, mantan menteri kabinet Dr Ling Liong Sik, dan mantan Kepala Bar Council Datuk S Ambiga.

Muncul dugaan besar bahwa mantan wakil perdana menteri Muhyiddin Yassin, yang dipecat oleh Najib tahun lalu, akan menjadi pemimpin partai baru Mahathir. Ia juga diduga menjadi kandidat perdana menteri jika Najib berhasil dilengserkan.

Mantan wakil presiden Umno Shafie Apdal, yang pengunduran dirinya memicu eksodus massal anggota Umno dari daerah pemilihan parlemen Semporna Sabah, turut bergabung dengan partai baru Mahathir.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya