2,5 Juta Rakyat Inggris Desak Dilaksanakannya Referendum Kedua

Bagaimana tanggapan para pejabat Inggris akan petisi tersebut?

oleh Citra Dewi diperbarui 26 Jun 2016, 10:20 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2016, 10:20 WIB
Pendukung kubu 'Remain' Brexit.
Pendukung kubu 'Remain' Brexit -- menginginkan Inggris tetap bersama Uni Eropa. (Reuters)

Liputan6.com, London - Lebih dari 2,5 juta warga Inggris telah menandatangani petisi, mendesak diadakannya referendum kedua. Permintaan itu muncul menyusul banyaknya rakyat yang tidak puas dengan hasil pemungutan suara sebelumnya.

Juru bicara Dewan Rakyat Britania Raya mengatakan, petisi itu dibuat pada 24 Mei. Ketika proses referendum masih berlangsung, petisi itu hanya ditandatangani oleh 22 orang.

Ia juga mengatakan, laman petisi itu sempat sulit diakses karena banyaknya orang yang ingin mengisi petisi itu dalam waktu bersamaan.

Pada Kamis 23 Juni, sebanyak 51,9 persen hasil pemungutan suara memutuskan Inggris 'bercerai' dari UE. Hanya 48 persen yang memilih tetap bertahan.

Sebagian besar pemilik suara di London, Skotlandia, dan Irlandia Utara diketahui lebih memilih agar Inggris tetap bersama Uni Eropa.

Walaupun lebih dari 2,5 juta orang telah menandatangani petisi tersebut dan menarik perhatian banyak pihak, namun  referendum kedua diyakini sebagai hal yang mustahil. Demikian menurut Iain Watson, seorang koresponden politik BBC.

Sementara itu Ketua Partai Independen, Nigel Farage, yang berkampanye agar Inggris keluar dari Uni Eropa, telah memprediksi akan adanya permintaan referendum kedua. Menurutnya, kemenangan tipis menyebabkan permintaan adanya referendum ulang makin tak terbendung.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan, referendum hanya akan terjadi seumur hidup sekali.

Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, juga menolak adanya referendum kedua. "Kita harus menerima keputusan itu," ujar Corbyn seperti dikutip BBC, Minggu (26/6/2016).

Jika petisi mencapai lebih dari 100.000 tanda tangan maka hal itu baru akan dibicarakan di Dewan Rakyat.

Komite dijadwalkan akan melakukan pembicaraan terkait tuntutan tersebut pada Selasa 28 Juni mendatang.

Sementara itu petisi lain yang telah ditandatangani lebih dari 100.000 orang, mendesak agar Wali Kota London, Sadiq Khan  memerdekakan London dari Inggris dan bergabung dengan Uni Eropa.

"London merupakan kota internasional, dan kami ingin tetap berada di jantung Eropa. Mari kita buat pemisahan ini menjadi resmi dan bergabung dengan teman-teman kita di Eropa," tulis petisi yang dibuat oleh James O'Malley tersebut.

Namun Khan sendiri telah mengatakan ia tak memiliki keraguan bahwa London akan terus menjadi kota yang sukses. Ia pun menyerukan Inggris untuk tetap menjadi bagian dari pasar tunggal.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya