Liputan6.com, Washington, DC - Sebuah kapal patroli Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) melepaskan tiga tembakan peringatan kepada kapal satuan Garda Revolusi Iran. Pejabat AS mengklaim Iran melanggar hukum dan standar maritim internasional.
Seperti dilansir dari CNN, Jumat (26/8/2016) kapal Iran berada dalam jarak kurang lebih 182 meter dari USS Squall. Sebelum melepaskan tembakan, AS menegaskan telah menjalin komunikasi via radio dengan kru kapal Iran, namun tak ada tanda-tanda bahwa mereka akan meninggalkan area tersebut.
Maka sesuai dengan prosedur standar maritim, AL AS melepaskan tiga tembakan peringatan ke air untuk memastikan pihak Iran memahami bahwa mereka harus segera menjauh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Elizabeth Trudeau mengatakan, insiden seperti ini "tidak semestinya terjadi karena dapat meningkatkan ketegangan". Ia menegaskan, pihaknya tidak mengetahui niat Iran di balik tindakan tersebut.
Peristiwa ini bukan kali pertama dalam sepekan. Pada Selasa 23 Agustus lalu, seorang pejabat AL AS mengatakan, empat kapal milik pasukan Garda Revolusi Iran melakukan "pencegatan dengan kecepatan tinggi" terhadap kapal penghancur rudal AS, USS Nitze.
Kejadian itu terjadi di dekat Selat Hormuz, tepatnya di perairan internasional. Keempat kapal Iran disebut mendekat sampai pada jarak 274 meter dari USS Nitze. Hal ini memaksa Nitze mengubah arah untuk menghindari tabrakan meskipun tidak jauh dari area itu terdapat anjungan pengeboran minyak.
"Tindakan yang tidak aman dan tidak profesional semacam ini bisa mengakibatkan peningkatan ketegangan dan salah perhitungan yang mungkin memerlukan langkah-langkah pertahanan tambahan. Para komandan punya memiliki kewajiban untuk membela diri," ujar Juru bicara AL AS.
Kapal patroli AL AS bertanggung jawab terhadap keamanan sekitar 2,5 juta mil wilayah yang membentang dari Teluk Arab hingga ke Laut Merah, Teluk Oman, bagian dari Samudera Hindia dan 20 negara.
Dan ketika insiden pada Selasa lalu terjadi, menurut pejabat AS, USS Nitze tengah transit di perairan internasional.
Dua insiden ini adalah bagian kecil dari rangkaian peristiwa yang membuat tegang hubungan kedua negara. Pada Januari 2016 lalu, pasukan Garda Revolusi Iran menangkap 10 pelaut AS ketika kapal yang mereka tumpangi tersesat di dekat Farsi Island, Teluk Persia.
Namun tak lama kemudian ke-10 pelaut AS itu dibebaskan. Pada bulan yang sama, Iran dikabarkan menerbangkan drone di atas kapal perang AS, langkah yang dinilai "tak normal dan profesional" oleh Negeri Paman Sam.
Kapal Iran Mendekat, AS Lepaskan 3 Tembakan Peringatan
AS mengklaim kapal milik pasukan Garda Revolusi Iran melanggar hukum dan standar maritim internasional.
diperbarui 26 Agu 2016, 06:45 WIBDiterbitkan 26 Agu 2016, 06:45 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
PDIP Sebut Status Tersangka Hasto Jadi Kado Natal dari KPK
Tim Gegana Brimob Polda Lampung Sisir Gereja-Gereja di Bandar Lampung untuk Antisipasi Terorisme
Hasto Jadi Tersangka, PDIP: Keterangan Megawati Terbukti Partai Mau Diacak-acak
Polisi Tangkap Tersangka Pemerasan Modus Pura-Pura Tertabrak Mobil di Kota Bandung
Gunung Raung Erupsi, BPBD Bondowoso Bagikan Masker untuk Masyarakat
Akselerasi Industri 4.0, Kemenperin Resmikan Ekosistem Solusi Teknologi SFI
Erupsi Gunung Raung, Penerbangan di Bandara Banyuwangi Normal
Tips Mengatasi Bau Badan: Panduan Lengkap untuk Tubuh Segar dan Percaya Diri
DPP PDIP Tanggapi Penetapan Status Tersangka pada Sekjen Hasto Kristiyanto
Gunung Raung Erupsi, Pelayanan Kereta Api di Daop 9 Jember Berjalan Normal
Dulu Kena PHK, Kini Sudarti Bisa Sejahtera Berkat Pertanian Tembakau
PDIP Ungkap Kondisi Hasto Usai Ditetapkan KPK Jadi Tersangka Kasus Harun Masiku