Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tak ingin mendapatkan pekerjaan 'mudah', mengasyikan, dan penuh petualangan. Ditambah lagi dengan bayaran yang menggiurkan.
Apalagi pekerjaan itu tak memerlukan keterampilan akademis yang cukup tinggi. Namun, diperlukan 'ketahanan' dan sensitivitas tinggi dalam mengerjakannya.
Seperti pekerjaan yang satu ini. Sebuah penginapan di Finlandia membutuhkan orang yang gemar begadang dan tahan dengan suhu sangat dingin di bawah titik beku.
Advertisement
Dikutip dari news.com.au pada Senin (5/9/2016), Arctic Snow Hotel di Finlandia sedang mencari pemburu Cahaya Utara atau aurora borealis.
Baca Juga
Akomodasi musiman ini dipahat pada es dan salju setiap musim dingin dan mampu menampung hingga 70 tamu yang bergelung dalam kantong tidur berselimutkan bulu rusa untuk mengusir dingin.
Terletak di Rovaniemi, kegiatan yang ditawarkan termasuk lomba kereta anjing, memancing di es, dan mengukir salju dengan dimanjakan dalam suasana mewah yang mencakup bak air panas dan penganan ciamik.
Untuk peran musiman ini, tidak diperlukan pengalaman, demikian seperti diumumkan melalui laman Facebook.
Tapi, peminat diminta untuk terjaga antara jam 11 malam hingga 6.30 pagi untuk memberitahu para tamu ketika langit mulai berpendar.
Fenomena yang dikenal dengan aurora borealis ini terjadi ketika partikel-partikel bermuatan yang berasal dari matahari menabrak atmosfer Bumi sehingga memancarakan cahaya.
Biasanya muncul cahaya hijau, tapi warna-warna kuat seperti merah dan ungu bisa juga terjadi. Fenomena ini lazim terlihat di kawasan Skandinavia, Rusia, Kanada, dan Alaska.
Pekerjaan ini tidak mencakup akomodasi, tapi hotel itu menyebutkan bahwa pelamar yang diterima mungkin bisa menawar fasilitas tambahan.
Gaji yang ditawarkan tergantung kepada pengalaman, dan mungkin ada tugas tambahan seperti memandu kelompok dan memasak.
Lamaran ditutup pada 11 September dan pelamar yang diterima akan bertugas ke utara pada Desember nanti selama 3 hingga 6 bulan. Tertarik?
Pekerjaan Menjajal Mainan Seks
Pemburu aurora borealis bukan satu-satunya pekerjaan yang bisa dikerjakan sambil dinikmati.
Paige Gregory (22) punya pekerjaan yang unik dan tak biasa. Mantan mahasiswi di Australia itu mengaku menikmati pekerjaannya, yaitu menguji beraneka mainan seks atau sex toys.
Gregory pernah kuliah manajemen bisnis dan hiburan di universitas. Menurutnya, memang agak janggal karena bekerja bukan dalam bidang yang ia pelajari dalam kuliah. Tapi ia melihat keluarganya mendukung dan bahkan neneknya penasaran.
Gregory mengaku senang membantu orang menemukan mainan seks yang cocok bagi orang-orang dan juga ingin mengubah pandangan selama ini.
Masih ada pandangan bahwa peralatan ini sebagai barang najis. Katanya, "Tabu masih melekat pada mainan-mainan seks."
Gregory menjelaskan ada satu hal terbaik tentang pekerjaannya, yaitu bisa membantu orang lain meningkatkan kenikmatan di ranjang.
Dan pacarnya pun mendukung pekerjaan ini, walaupun mengetahui bahwa pekerjaan tersebut melibatkan percobaan pada alat.
Gregory sudah lupa jumlah pasti produk yang telah dijajalnya, tapi ia jelas ingat perangkat-perangkat yang hebat di ranjang.
Advertisement
Pekerjaan Mencicipi Wine
Bagi orang yang menikmati wine, ada kesempatan menjadi seorang profesional pencicip wine, atau dikenal sebagai sommelier.
Mengacu kepada reference.com, sommelier mengelola wine di restoran, mencari dan meneliti wine baru dan menentukan pasangan paling cocok suatu wine dengan makanan tertentu.
Pekerjaan tersebut dikenal di seluruh dunia dan memerlukan sertifikasi serta pembelajaran. Court of Master Sommeliers mengenal 4 tingkat sertifikasi yang semuanya mencakup kode etik dan perilaku yang mengikat.
Sejak diberlakukan pada 1969 hingga 2014, hanya ada sekitar 200 orang yang mendapat sertifikasi tingkat 4 sebagai Master Sommelier.
Namun demikian, seperti dilaporkan Guardian, ada keraguan tentang pencicipan wine. Setiap tahun, Robert Hodgson memilih wine terbaik dari pertanian kecil miliknya di California untuk diikutkan dalam beberapa kompetisi.
Hasilnya selalu tidak konsisten. Wine putih yang jadi juara di satu kompetisi malah kalah jauh di kompetisi lain. Demikian juga dengan wine merah keluarannya.
Pemilik Fieldbrook Winery di Humboldt County ini menyebutkan, "Hanya sekitar 10 persen juri yang konsisten dan mereka yang konsisten di suatu tahun malah menjadi juri biasa-biasa saja di tahun berikutnya."
Hasil dari eksperimen selama 4 tahun dipaparkan dalam Journal of Wine Economics dan mengungkapkan bahwa penilaian juri bervariasi plus-minus 4 angka pada pencicipan acak.
Artinya, sebuah wine yang diduga mendapat angka 90, kemudian dinilai 86 oleh seorang juri dan mendapat nilai 94 oleh juri yang sama, hanya beberapa menit kemudian.
Pada 2011, Profesor Richard Wiseman, seorang ahli psikologi di Hertfordshire University mengundang 578 orang untuk memberi komentar terhadap beberapa wine putih dan merah, dari sejumlah tingkatan harga.
Kemampuan orang membedakan wine seharga di bawah 5 poundsterling dan wine berharga lebih dari 10 poundsterling hanya 53 persen pada wine putih.
Untuk wine merah, kemampuan mereka membedakan hanya 47 persen. Secara keseluruhan, kemampuan membedakan mutu wine hanya seperti orang menebak lemparan koin, yaitu hanya 50:50.