Liputan6.com, Washington DC - Baru-baru ini tersebar rumor bahwa 86 persen manusia menggunakan zodiak yang salah. Hal itu mendadak sontak membuat para penggemar ramalan bintang panik. Sejumlah orang pun meyakininya karena kabarnya Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, yang menyampaikan hal tersebut.
Namun, apakah benar bahwa NASA yang menyebarkan isu tersebut?
Dikutip dari BBC, Kamis (22/9/2016), rumor tersebut bermula ketika majalah Cosmopolitan membahas sebuah posting-an milik NASA di website Space Place yang ditujukan untuk anak-anak.
Advertisement
Badan antariksa itu menjelaskan bagaimana bangsa Babilonia kuno yang hidup sekitar 3.000 tahun lalu meyakini pergerakan rasi bintang dapat mempengaruhi sejumlah kejadian di Bumi.
Dalam penjelasan tersebut, NASA menjelaskan bahwa sekitar 3.000 tahun lalu, bangsa Babilonia kuno membagi zodiak menjadi 12.
Setiap zodiak diwakili oleh rasi bintang yang akan dilewati Matahari di titik yang berbeda ketika Bumi mengelilingi bintang itu. Namun menurut NASA, bangsa Babilonia "mencurangi" konstelasi tersebut.
Berdasarkan tulisan NASA, sebenarnya bangsa Babilonia tahu bahwa ada rasi bintang ke-13 yang bernama Ophiuchus. Namun mereka tak memasukkannya karena tak selaras dengan kalender yang didasarkan pada fase bulan.
Dalam website tersebut, NASA menambahkan bahwa saat ini, langit telah bergeser karena sumbu Bumi (Kutub Utara) tak menunjuk arah yang sama persis.
Namun Cosmopolitan menafsirkan bahwa NASA telah mengubah tanggal yang menentukan tanda bintang. Majalah itu juga mengangkat beberapa kalimat yang membahas bahwa Ophiuchus adalah konstelasi ke-13 yang "dilupakan" dalam zodiak.
Majalah tersebut berpikir bahwa Ophiuchus saat ini masuk ke dalam jajaran zodiak dan menyatakan bahwa beberapa orang sebenarnya lahir di bawah konstelasi bintang tersebut. Tak mengherankan jika kabar itu membuat sejumlah netizen panik.
"Jadi sekarang ada zodiak ke-13 dan aku memiliki tato yang salah," tulis akun @kirstyfrape_ dalam Twitter.
"NASA baru saja mengumumkan bahwa terdapat zodiak baru dan aku tak tahu siapa diriku sekarang," tulis pengguna Twitter lain, @kjackson109.
Bantahan NASA
Dalam post terbaru di Tumblr, NASA membantah rumor tersebut dan menegaskan bahwa mereka membahas tenang astronomi bukan astrologi.
"Apakah Anda baru-baru ini mendengar bahwa NASA telah mengganti zodiak? Tidak, kami tak melakukannya," tulisnya.
"Astronomi adalah studi ilmiah tentang segala sesuatu di angkasa luar. Astronom dan ilmuwan lain tahu bahwa bintang tak memiliki dampak terhadap aktivitas normal manusia di Bumi."
"Astrologi adalah hal lain. Itu bukan ilmu pengetahuan. Tak ada yang bisa menunjukkan bahwa astrologi dapat digunakan untuk memprediksi masa depan atau kepribadian seseorang berdasarkan tanggal lahir," jelas NASA.
Dalam sebuah pernyataan kepada BBC Trending, seorang staf NASA yang bekerja di Departemen Planetary Exploration, Heliophysics, Laurie Cantillo, mengklarifikasi rumor tersebut.
"Kami tak mengubah zodiak apa pun, kami menghitung. NASA melaporkan hal itu karena poros Bumi telah berubah. Rasi bintang tak berada di tempat yang sama seperti ribuan tahun lalu," jelas Cantillo.
"Fitur Space Place yang memicu rumor ini membahas tentang astrologi bukan astronomi, bagaimana hal itu merupakan peninggalan kuno, dan menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan matematika yang berasal dari langit malam," imbuh dia.
Seandainya rasi bintang bertambah, maka hampir setiap orang akan mengalami perubahan zodiak. Apa horoskop baru Anda?
Skema 13 Zodiak
Aries: 19 April - 13 Mei
Taurus: 14 Mei - 19 Juni
Gemini: 20 Juni - 20 Juli
Cancer: 21 Juli - 9 Agustus
Leo: 10 Agustus - 15 September
Virgo: 16 September - 30 Oktober
Libra: 31 Oktober - 22 November
Scorpio: 23 November - 29 November
Ophiuchus: 30 November - 17 Desember
Sagittarius: 18 Desember - 18 Januari
Capricorn: 19 Januari1 - 15 Februari
Aquarius: 16 Februari - 11 Maret
Pisces: 12 Maret 1 - 18 April
Advertisement