Liputan6.com, Washington DC - Kabar mengejutkan datang dari sebuah majalah dewasa asal Amerika Serikat, Playboy. Pada edisi Oktober 2016 dengan tema 'Renegades', majalah tersebut menampilkan sosok wanita berhijab, Noor Tagouri.
Wanita berusia 22 tahun itu tampil dengan hijab yang dipadu dengan jeans, jaket kulit, dan sepatu Converse di salah satu artikelnya.Â
Dalam majalah tersebut Tagouri mengatakan bahwa dirinya memiliki keinginan untuk menjadi perempuan berhijab pertama yang menjadi pembawa berita di televisi Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Seperti dikutip dari News.com.au, Minggu (25/9/2016), Tagouri selama ini bekerja sebagai penulis cerita untuk Newsy, sebuah jaringan berita Amerika yang membuat video pendek untuk menyajikan beritanya.
Ia meyakini bahwa menjalani perannya sebagai seorang perempuan muslim telah membuatnya menjadi reporter yang lebih baik.
"Sejujurnya, aku rasa menjadi wanita muslim berhijab membantuku mendapatkan kepercayaan (dari subyek wawancara)," ujarnya kepada Playboy.
"Aku tahu bagaimana rasanya memiliki cerita miring di masyarakat dan dieksploitasi oleh media. Aku seperti, 'Hei, aku tahu bagaimana rasanya disalahpahami di media. Aku tak akan melakukannya untukmu. Aku ingin menceritakan kisahmu karena itu penting dan layak untuk memperoleh keadilan'."
"Aku tahu bahwa sekali orang diberdayakan, mereka akan menyadari bahwa cerita mereka sendiri sangat kuat dan mereka mulai membagikannya. Ini sangat bermanfaat dan bahkan dapat membantu mencerahkan atau menyelamatkan orang lain," tutur Tagouri.
Keputusan Tagouri yang bisa dikatakan nekat itu mendapat banyak kritikan dan kebencian dari para netizen, namun ia memutuskan untuk tak menghiraukannya.
"Itu hanyalah energi negatif dan tak sehat. Aku memastikan bahwa aku menjaga dikelilingi orang-orang yang tetap menjagaku untuk membumi" ujar Tagouri.
"Namun, aku hanya melakukan yang terbaik yang aku bisa untuk tak khawatir terhadap orang-orang yang kecewa karena mereka tak suka dengan apa yang aku pakai atau katakan," imbuh dia.
Ia pun mengungkapkan perasaannya ketika ditanya tentang keputusannya untuk memakai hijab di televisi.
"Itu membuatku berdaya. Hijab membantuku untuk melakukan apa yang aku inginkan," ujarnya kepada Washington Post.
"Menggunakan hijab tak membuatku memberitakan hal yang melenceng," tambah dia.