Dalam Sepekan, Kapal Perang AS Diserang Rudal 3 Kali

Serangan rudal pertama terhadap USS Mason terjadi pada Senin 10 Oktober lalu sementara yang kedua pada Kamis 13 Oktober.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Okt 2016, 10:10 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2016, 10:10 WIB
Kapal perang AS, USS Mason
Kapal perang AS, USS Mason (Reuters)

Liputan6.com, Sanaa - Kapal perang jenis perusak milik Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) kembali menjadi target serangan rudal yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai pemberontak Houthi. Insiden tersebut merupakan kali ketiga dalam pekan ini.

Seperti dilansir dari Reuters, Minggu (16/10/2016) sejumlah rudal ditembakkan ke USS Mason yang tengah berada di zona perairan internasional di Laut Merah. Namun seorang pejabat militer AS menjelaskan, kapal perang itu berhasil mempertahankan diri dan menghindari hantaman rudal.

Pada Kamis lalu, USS Mason melakukan aksi balasan dengan meluncurkan rudal jelajah yang diarahkan ke tiga lokasi radar pesisir di kawasan yang dikontrol pemberontak Houthi.

Serangan balasan ini telah disetujui oleh Presiden Barack Obama sekaligus menandai aksi militer pertama Washington yang menargetkan pemberontak Houthi di Yaman. Pertanyaan pun mencuat terkait eskalasi serangan lanjutan.

Dalam pernyataan yang disampaikan juru bicara Pentagon, Peter Cook, ia menekankan bahwa tindakan yang diambil USS Mason itu hanya terbatas untuk membalas serangan yang diarahkan ke kapal perang penghancur tersebut. Ia memastikan aksi militer tersebut tidak terkait dengan perang saudara yang terjadi di Yaman.

USS Mason telah tiga kali mendapat serangan rudal. Yang pertama terjadi pada 10 Oktober lalu. Sementara yang kedua terjadi pada 13 Oktober.

Pihak tertuduh, pemberontak Houthi membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka juga memperingatkan akan mempertahankan diri jika diperlukan.

Yaman--negara termiskin di Timur Tengah--saat ini tengah dilanda perang saudara di mana konflik telah memicu kelaparan yang menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas sejak Maret 2015 lalu.

Sejumlah negara diketahui terlibat konflik dalam negeri Yaman, yakni Arab Saudi dan Iran. Sementara sebagai sekutu lama, AS menyokong persenjataan dan memberikan izin bagi koalisi yang dipimpin Arab Saudi untuk mengisi bahan bakar pesawat tempurnya di pangkalan udara mereka.

Di lain pihak, Iran mendukung kelompok pemberontak Houthi. Pekan lalu, Negeri Para Mullah itu mengatakan telah mengerahkan dua kapal perangnya ke Teluk Aden untuk mengamankan kawasan tersebut dari para perompak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya