Pemanasan Global Ancam Ubah Eropa Selatan Jadi Gurun

Perubahan iklim kemungkinan akan mengubah ekosistem di Mediterania, kecuali pemerintah cepat mengurangi emisi gas rumah kaca.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Okt 2016, 15:31 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2016, 15:31 WIB
Ilustrasi gurun
Ilustrasi gurun pasir (Wikipedia)

Liputan6.com, Paris - Para ilmuwan memperkirakan sejumlah wilayah Eropa selatan akan berubah menjadi padang gurun pada akhir abad ini.

Menurut penelitian oleh Aix-Marseille University, suhu rata-rata di daerah tersebut telah meningkat 1,3 derajat Celsius sejak akhir abad ke-19, jauh di atas-atas kenaikan rata-rata dunia yakni sebesar 0,85 derajat Celsius.

Berdasarkan penelitian yang dipublikasi dalam jurnal Science, perubahan iklim kemungkinan mengubah ekosistem di Mediterania dalam 10.000 tahun terakhir, kecuali pemerintah cepat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Jika pemanasan global tak dicegah, maka gurun tersebut akan meluas ke Spanyol selatan, Portugal, bagian utara Maroko, Aljazair, Tunisia, serta wilayah lain termasuk Sisilia, Turki selatan, dan sebagian dari Suriah.

Seperti dikutip dari Independent, Jumat (28/10/2016), secara dramatis hal tersebut akan menggeser vegetasi di wilayah yang terkenal ditumbuhi dengan pinus, kebun zaitun, dan oak holm.

Tahun lalu, hampir 200 pemerintah telah menyetujui kesepakatan di Paris untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius. Pemerintah akan mengadakan pertemuan di Maroko bulan depan untuk meninjau kesepakatan itu.

Menurut keterangan Joel Guiot dari Aix-Marseille University kepada Reuters, perdebatan tentang pemotongan emisi penting untuk wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim.

Wilayah Mediterania sensitif terhadap pemanasan global karena badai Atlantik cenderung bergeser ke utara, yang membuat Mediterania terpapar lebih banyak sinar Matahari dan kurangnya hujan.

Dalam sejarah, beberapa periode panas dan kekeringan bertepatan dengan pergolakan sosial di wilayah Mediterania. Misalnya saja sekitar tahun 1400, banyak orang di Kekaisaran Ottoman meninggalkan pertanian dan memilih menjadi pengembara.

Tahun lalu, sebuah studi dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mengatakan, terdapat bukti bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah menambah kekeringan di Suriah pada 2007-2010 yang berkonstribusi terhadap terjadinya perang saudara.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya