Liputan6.com, Seoul - Orang luar pasti beranggapan bahwa warga Korea Selatan itu keranjingan akan kosmetik dan tayangan drama. Itu tidak salah. Untuk urusan kosmetik dan kesukaan pada tayangan drama, warga Korea Selatan memang rajanya. Bahkan, dua hal itu menjadi 'komoditi ekspor' yang laris manis.
Namun, warga Korea Selatan tak melulu hanya paham tentang dua hal tersebut. Mereka ternyata juga cinta pada museum, sesuatu yang jarang dijumpai di negara lain. Jadi jangan heran kalau melihat banyak museum di negara ini tak pernah kekurangan pengunjung.
Baca Juga
Ramainya museum di Negeri Ginseng tak ubahnya dengan keramaian di pusat perbelanjaan. Mereka tak hanya didominasi oleh pelajar atau mahasiswa, orangtua bersama anak-anaknya atau rombongan para sepuh juga lazim terlihat.
Advertisement
Liputan6.com yang ikut dalam delegasi ASEAN Media People's Visit to Korea pada akhir Oktober lalu, berkesempatan mengunjungi sejumlah museum dan mendapatkan fakta, tak peduli jenis atau tema museum yang ada, pengunjungnya selalu ramai.
"Warga Korea Selatan memang suka mengunjungi museum, apalagi pemerintah memang memfasilitasinya dengan menghadirkan banyak museum, termasuk museum yang dibuat lembaga non-pemerintah," jelas Sun Dae Han, pemandu kami selama berada di Korea Selatan.
Sun tak salah, Korea Selatan memang surga bagi pencinta museum. Saat ini terdapat 344 museum umum di Korea Selatan, 29 di antaranya didanai dan dikelola pemerintah pusat. Seperti Museum Nasional Korea (National Museum of Korea) dan Museum Rakyat Nasional (National Folk Museum) yang berlokasi di pusat Kota Seoul dan Museum Nasional Seni Kontemporer (National Contemporary Museum of Art).
Di samping museum umum dan nasional, terdapat 91 museum yang didanai dan dikelola oleh universitas dan sekolah tinggi. Terdapat pula lebih dari 336 museum pribadi yang dibangun masyarakat secara individu, organisasi keagamaan, dan perusahaan.
Artinya, dengan luas wilayah Korea Selatan 100.460 km2 dan jumlah penduduk 50,2 juta (sensus 2014), jumlah museum yang hampir 800 buah adalah lumayan banyak. Tapi angka itu menjadi wajar, karena hampir setiap lembaga di Korea Selatan memiliki museum, bahkan untuk lembaga-lembaga yang hampir sama.
Misalnya, saat mengunjungi Pangkalan Angkatan Laut Korea Selatan di Pyeongtaek, kami diajak untuk berkeliling museum di tempat ini. Uniknya, ketika kami mengunjungi Kampus Akademi Angkatan Laut Korea Selatan, mereka juga mengajak melihat-lihat museum di kampus itu, tentu saja dengan tema museum yang berbeda dari Pangkalan Angkatan Laut Korea Selatan.
"Setiap orang atau lembaga ingin menyimpan cerita dan fakta dari masa lalu mereka untuk bisa menjadi penyemangat bagi generasi setelahnya tentang apa yang sudah terjadi dan dilakukan di masa lalu," ujar Sun Dae Han memberi alasan.
Namun, bagaimana menjelaskan fenomena museum yang selalu ramai dikunjungi oleh warga Korea Selatan, meski tak di hari libur sekalipun? Jawaban dari warga pun beragam, namun bisa mengerucut pada satu hal, yaitu karena kecintaan pada tanah airnya.
Â
Cara untuk Melawan Lupa
Selama berada di Korea, delegasi ASEAN Media People's Visit to Korea diajak mengunjungi sejumlah museum yang ada di Kota Seoul, Busan dan Pulau Geoje. Meski berbeda tema museum, kesamaan yang terlihat adalah keramaian pengunjung yang datang.
Seperti saat berkunjung ke Museum Nasional Korea di Kota Seoul. Meski siang itu sedang gerimis dengan suhu yang cukup dingin, museum ini tetap ramai, padahal di hari kerja. Rombongan pelajar atau wisatawan terlihat memenuhi museum berlantai tiga itu. Tak sedikit pula orangtua yang datang bersama anak-anaknya.
"Kalau ke pusat perbelanjaan kan terlalu riuh, berbeda kalau ke museum seperti ini, suasananya lebih tenang. Dan lagi, di museum ini banyak peninggalan masa lalu yang menarik untuk dilihat, khususnya bagi yang ingin tahu sejarah lahirnya bangsa Korea," jelas Kwen Do Hyeun, warga Seoul yang datang mengajak istri dan dua anaknya yang masih remaja.
Pemandangan yang sama juga terlihat saat mengunjungi Historic Park of Geoje POW Camp di Pulau Geoje. Ratusan pengunjung yang dipastikan adalah rombongan pelajar, terlihat memenuhi kawasan museum yang lumayan luas itu. Mereka berlarian dari satu wahana ke wahana lainnya dengan gembira.
Dari salah seorang pelajar itu diketahui kalau mereka berasal dari sebuah sekolah menengah di Kota Busan. Datang ke Pulau Geoje untuk mengunjungi museum itu rupanya agenda yang sudah disiapkan pihak sekolah.
"Menyenangkan berada di museum ini, tapi sejarah yang ada di dalamnya sungguh mengerikan," ujar salah seorang pelajar bernama Choi Tae Pyeong mengomentari museum tahanan Perang Korea itu.
Museum lainnya yang kami kunjungi adalah di Pangkalan Angkatan Laut Korea Selatan di Pyeongtaek, Kota Gyeonggi. Meski tidak berada di pusat kota dan jauh dari keramaian, museum ini tetap ramai didatangi. Demikian pula dengan museum di Kampus Akademi Angkatan Laut Korea Selatan, situasi yang sama juga didapati.
Kembali ke Seoul, kami juga mendatangi Museum The War Memorial of Korea. Dengan luas yang hampir tak kalah dengan Museum Nasional Korea, tempat ini memang akan memuaskan dahaga mereka yang ingin tahu soal seluk-beluk perang yang pernah dialami Korea, khususnya Perang Korea. Peralatan perang sisa pertempuran di masa lalu atau replikanya lengkap tersaji di sini.
Soal jumlah pengunjung jangan ditanya, kita seakan masuk sebuah pusat perbelanjaan. Pengunjung dari berbagai usia mudah ditemui di tempat ini. Termasuk di dalamnya Lee Dong Ae, pegawai swasta warga Kota Seoul yang mengaku kerap mendatangi museum ini bersama keluarganya.
"Mendatangi museum buat saya penting sekali, tujuannya agar kami tidak lupa dengan sejarah yang membentuk bangsa ini. Apalagi hingga kini kami belum sepenuhnya utuh, karena sebagian bangsa Korea masih hidup terpisah di balik tembok pemisah," ujar Lee dengan suara pelan.
Â
5 Museum yang Wajib Dikunjungi
1. Museum Nasional Korea
Museum Nasional Korea adalah museum berskala internasional yang memelihara dan memamerkan kurang lebih 300.000 harta berharga dan relief dari seluruh periode sejarah Korea. Para pengunjung museum dapat melihat berbagai benda budaya Korea yang hebat ditambah melihat pemandangan indah dari arsitektur luar biasa museum ini.
Tiga lantai yang ada di museum ini berisikan peninggalan bersejarah Korea yang dibagi dalam beberapa periode serta jenis artefak yang ditampilkan. Jika Anda bersama rombongan, tersedia pula pemandu yang bisa membawa berkeliling museum sembari mendengarkan penjelasan dalam bahasa Inggris.
Dikenal pula sebagai lokasi tersembunyi sekaligus terbaik untuk memotret di Kota Seoul, dari tempat ini pula para pengunjung dapat mengambil gambar siluet Menara N Seoul dari jarak jauh.
2. Museum The War Memorial of Korea
Bagi yang tidak punya banyak waktu untuk belajar sejarah Negeri Gingseng melalui literatur, Anda bisa mengetahuinya di War Memorial of Korea. Museum besar ini salah satunya menceritakan dengan baik Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950-1953.
Terletak di Yongsan-dong, Yongsan-gu, Seoul, Korea Selatan, museum yang dibuka sejak 1994 ini mempunyai 7 ruang pameran indoor dan ruang display outdoor yang memamerkan setidaknya 13 ribu memorabilia perang dan perlengkapan militer.
Yang dipamerkan dalam ruangan ini adalah replika, diorama dan rekaman sejarah. The Korean War Room khusus menceritakan tentang Perang Korea. Ruangan disini didesain dengan menggabungkan tata cahaya, suara dan bahkan bau mesiu agar pengunjung dapat merasakan atmosfer perang pada saat itu.
Sedangkan ruang display outdoor berisi peralatan-peralatan yang dipakai saat Perang Korea dan beberapa persenjataan besar bangsa lain. Jangan salah, yang dipamerkan disini bukan dalam bentuk replika namun peralatan asli yang memang pada saat itu digunakan.
3. Museum Ripley’s Believe It or Not!
Museum Ripley’s Believe It or Not! (awalnya dibuat oleh Robert Ripley) merupakan museum waralaba terbesar di dunia, yang ada di 31 lokasi di seluruh dunia. Salah satu yang baru ada di Pulau Jeju (dekat dengan pintu masuk Jungmun Resort, Seogwipo-si) yang merupakan lokasi ke-32 dan negara ke-11. Cabang Jeju memiliki 12 galeri, sebuah taman outdoor, toko souvenir, dan sebuah rumah kopi.
Museum ini akan menampilkan banyak hal mencengangkan sebanyak 700 hal, salah satu itemnya merupakan item yang dikumpulkan oleh Robert Ripley (1893-1949) selama dirinya melakukan perjalanan lebih dari 35 tahun di 198 negara yang berbeda.
Para pengunjung museum akan terpesona dan sulit percaya dengan koleksi bagian dari Tembok Berlin dari tahun 1989, meteorit dari Mars, dan sebuah model seukuran manusia yang diyakini merupakan bagian dari Unicorn. Semua item yang ditampilkan lengkap dengan anekdot dan penjelasan sejarahnya, yang menyajikan sebuah alternatif unik untuk museum tradisional.
4. Museum Historic Park of Geoje POW Camp
Museum Historic Park of Geoje POW Camp terletak di Pulau Geoje, Provinsi Gyeongsang Selatan. Museum ini dulunya merupakan bagian dari kamp tahanan yang didirikan awal tahun 1951 oleh pasukan PBB. Tercatat ada 170.000 tahanan yang menghuni 28 fasilitas sampai gencatan senjata dalam Perang Korea pada tahun 1953.
Bekas kamp tersebut kini dilahirkan kembali sebagai taman bersejarah dengan berbagai ruang pameran yang membantu pengunjung memahami situasi yang sebenarnya pada saat itu. Pengunjung dapat melihat tempat tinggal tawanan perang, kondisi para tawanan serta aktivitas mereka selama berada di kamp.
Banyak diorama di museum ini, yang memperlihatkan kehidupan para tahanan, cara mereka makan, bekerja serta konflik yang muncul di antara para tahanan. Selain diorama, sejumlah rekaman video serta replika akan membantu pengunjung untuk memahami apa yang terjadi pada saat itu.
Hebatnya lagi, pengunjung juga bisa menyaksikan sebuah film perang dengan format 4D selama 30 menit. Film ini merupakan dramatisasi dari sebuah peristiwa yang pernah terjadi di kamp tahanan perang Geoje. Film ini merupakan perpaduan antara film perang di masa lalu dengan kecanggihan teknologi saat ini.
5. Museum Kimchikan
Sejak dibangun pada 1986, museum ini menampilkan banyak relik bersejarah tentang kimchi, berbagai tipe kimchi, contoh pembuatan proses kimchi, dan informasi tentang efisiensi proses fermentasi kimchi.
Sekarang, museum ini telah berubah nama menjadi Kimchikan dan direlokasi ke Insa-dong, area pusat Hallyu di Kota Seoul. Dalam mencapai target untuk meningkatkan pengunjung ke museum, Kimchikan membuat aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan dan berbagai informasi mengenai kimchi.
Para pengunjung yang datang dapat belajar mengenal asal dan sejarah kimchi melalui buku-buku sejarah, lukisan-lukisan, dan tulisan-tulisan. Berbagai tipe tempat kimchi, bersama dengan peralatan dapur tradisional yang biasa dipersiapkan, juga akan diperkenalkan. Berbagai model diperlihatkan ripe khusus kimchi yang dikembangkan di berbagai tempat di seluruh Korea.