Liputan6.com, Imphal - Dalam rangka memenuhi undangan kunjungan wisata ke Manipur di kawasan Timur Laut India, Liputan6.com berkesempatan mengunjungi salah satu tempat bersejarah negara bagian tersebut.
Pada Jumat 24 November 2016, delegasi yang menghadiri India Tourism Mart 2016 dibawa mengunjungi Benteng Kangla (Kangla Fort) yang merupakan tempat bersejarah. Dalam bahasa Meitei, Kangla berarti "tanah yang kering".
Advertisement
Baca Juga
Para penguasa kerajaan Manipur di masa lalu berkedudukan di Kangla sejak tahun 33 M. Namun demikian, pembangunan benteng itu dilakukan melintasi beberapa generasi monarki.
Mengutip keterangan e-pao.net, Benteng Kangla menjadi ibukota pada masa pemerintahan beberapa raja, antara lain Raja Khagemba (1597–1652 M), Raja Khunjaoba (1632–1666 M), Maharaja Bhagyachandra (1762–1798 AD), dan Maharaja Gambhir Singh (1788–1834 M).
Raja Khagemba disebut-sebut sebagai pihak yang membangun tembok di sisi barat kompleks istana. Ia juga disebut sebagai penguasa yang mengalahkan pasukan penyerbu dari China.
Negeri itu kemudian berada di bawah kekuasaan penguasa Burma dari 1819 hingga 1826 M. Masa itu dikenal sebagai Chahi Taret Khuntakpa (Bencana Tujuh Tahun).
Setelah masa itu, Raja Gambhir Singh memindahkan ibukota ke Langthabal, sekitar 8 kilometer dari Kangla. Belakangan, pada 1844, Kangla kembali menjadi ibukota pada masa kekuasaan Nara Singh.
Dikutip Liputan6.com dari beberapa sumber, disebutkan bahwa benteng yang sekaligus istana itu diduduki oleh pihak Inggris sehingga memicu Perang Anglo-Manipur.
Dalam perang tersebut, pihak Inggris mulai menduduki kawasan pada 27 April 1891. Serbuan dilakukan dari 3 arah, yaitu Silchar, Kohima dan Tamu (berada di wilayah Myanmar sekarang). Istana Kangla kemudian diduduki oleh pasukan keamanan Inggris, terutama kesatuan Assam Rifles.
Monumen dan Tempat Suci dalam Kompleks
Selain sebagai situs politik dan arkeologi, tempat itu juga merupakan tempat suci bagi bangsa Meitei di Manipur. Para peziarah datang dari beberapa pelosok negeri, bahkan dari Assam, Uttar Pradesh, dan West Bengal, dan juga dari Bangladesh dan Myanmar.
Menurut para peneliti ada 360 tempat suci dalam situs itu, antara lain Nungjeng Pukhri, suatu danau suci yang dipercaya sebagai tempat bertahtanya Dewa Pakhangba. Sejumlah upacara dilakukan di sana sesuai dengan kalender Meitei.
Nunggoibi adalah tempat suci pelaksanaan Huyein Lalu Chanba yang diabdikan bagi Dewi Perang.
Manglen adalah kawasan makam beberapa raja Manipur. Tempat kremasi itu dibangun pada 1738 M oleh Maharaj Garibaniwaz.
Kangla Men Surung dulunya merupakan tempat resmi upacara penobatan Raja. Berdasarkan doa yang dipanjatkan, Raja menentukan seberapa lama ia akan bertahta.
Beberapa bangunan lain adalah Gerbang Kangla, dua patung Kangla Sha, Kuil Shree - Shree Govindajee, Ukiran Batu, Peristirahatan Marsekal Jenderal Slim, makam Sir Akbar Hydri, Samadhi bagi Maharaj Bodhachandra dan Batu Peringatan di Kekrupat.
Pasukan Inggris meninggalkan Benteng Kangla setelah pernyataan kemerdekaan India pada 1947. Pada 20 November 2004, dihadiri oleh Perdana Menteri India, situs itu diserahterimakan kepada Pemerintah Manipur dan dijadikan sebagai tempat terbuka bagi umum.
Advertisement