Sekelompok Pemuda Serang Mahasiswa Indonesia di Perth

Akibat serangan pada Rabu 21 Desember 2016 malam waktu setempat, pria bernama Irwansyah Jemi itu sempat dirawat di rumah sakit.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 26 Des 2016, 13:10 WIB
Diterbitkan 26 Des 2016, 13:10 WIB
Ilustrasi Perth. (ABC)
Ilustrasi Perth. (ABC)

Liputan6.com, Jakarta Sekelompok pemuda dilaporkan menyerang mahasiswa PhD Indonesia di Perth, Australia Barat. Penyerangan fisik itu diduga kuat bermotif perampokan.

Akibat serangan pada Rabu 21 Desember 2016 malam waktu setempat, pria bernama Irwansyah Jemi itu sempat dirawat di rumah sakit. Mahasiswa Universitas Murdoch ini kemudian dipulangkan pihak rumah sakit sehari setelahnya pada Kamis 22 Desember.

Menurut penuturan Jemi yang dikutip dari Australia Plus, Senin (26/12/2016), serangan di dekat rumahnya di wilayah Kardinya, terjadi pada Rabu sekitar pukul 21.00 malam waktu Perth. Mahasiswa doktoral asal Indonesia itu tengah berjalan pulang dari supermarket ketika tiba-tiba didekati sekelompok pemuda.

Tak memiliki prasangka apapun dan bahkan sempat membalas sapaan si pelaku, WNI itu mengaku kaget ketika tiba-tiba dipukul.

"Satu anak mendekati saya, dia menyapa 'Hi mate', saya jawab 'Hi, how are you?' sambil terus berjalan seperti orang ketemu di jalan, ternyata respons dia mukul muka saya. Saya kan kaget, jadi agak terhuyung, dan terus temannya ikut nendangin saya," tutur pria yang telah tinggal di Australia selama 3 tahun ini.

Kelompok anak muda ini, dikisahkan Jemi, berusaha merampok dan mencari dompetnya.

"Saya teriak 'help...help...help...' karena ada mobil yang lewat, tapi ternyata nggak berhenti. Mungkin karena panik takut ketahuan, anak-anak ini terus lari ke dalam mobil. Seingat saya mereka ada 3-4 orang."

Ia kemudian berjalan tertatih-tatih menuju rumah dan mencari pertolongan.

"Awalnya, saya menghubungi teman-teman Indonesia, tapi karena mata saya sakit dan berdarah-darah, dan penglihatan kabur karena habis dipukul, saya minta tolong tetangga Australia saya. Dia akhirnya menelepon ambulans. Lalu saya dibawa ke rumah sakit," lanjut mahasiswa PhD bidang studi ekonomi politik ini.

Jemi mengatakan, polisi telah memintainya keterangan atas kejadian itu.

"... Polisi sudah datang menemui saya. Ekspektasi saya, karena kejadiannya ada di lingkungan hunian dan ada kamera, polisi bisa mengeceknya," kata korban yang mata sebelah kirinya belum bisa melihat secara normal akibat aksi penyerangan.

Berharap Pelaku Terungkap

Konsulat Republik Indonesia di Perth telah menerima laporan mengenai kasus yang menimpa Jemi. Pihak konsulat mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepolisan Australia Barat untuk penanganan kasus ini.

"Masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan motifnya, karena polisi WA (Australia Barat) masih menyelidiki ini. Yang jelas, daerah itu sebenarnya daerah yang aman,” ujar Bramantya kepada Australia Plus.

Hingga berita ini ditulis, Jemi mengaku masih kaget dan tak mengetahui motif penyerangan yang dialaminya.

Ia merasa penyerangan itu memiliki motif lain di luar perampokan.

"Saya jadi bertanya-tanya, kenapa saya? Padahal mereka bawa mobil, kenapa menyerang saya yang berjalan kaki?. Saya jadinya merasa ada sentimen rasial, tapi itu hanya perasaan saya ya jadi belum terbukti," tuturnya.

"Saya berharap kasus ini bisa terungkap dan pelakunya tertangkap," imbuh Jemi.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya