KBRI Ankara: Tidak Ada WNI Jadi Korban Ledakan Bom Kayseri

Sebanyak 13 tentara dan 48 lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan bom mobil di depan intu masuk Erciyes University, Kayseri, Turki.

oleh Citra Dewi diperbarui 18 Des 2016, 10:29 WIB
Diterbitkan 18 Des 2016, 10:29 WIB
Ledakan bom yang terjadi di depan pintu masuk Erciyes University, Kayseri
Ledakan bom yang terjadi di depan pintu masuk Erciyes University, Kayseri (Reuters)

Liputan6.com, Kayseri - Bom mobil meledak di Turki dan mengenai sebuah bus umum di depan pintu masuk Erciyes University, Kayseri, sekitar 300 km dari ibu kota Ankara. Akibat peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 17 Desember 2016 pukul 08.45 tersebut, 13 tentara yang ada di dalam bus tewas dan 48 lainnya mengalami luka-luka.

Gubernur Kayseri, Suleyman Kamci mengatakan serangan itu dilakukan oleh seorang pengebom bunuh diri yang memarkir kendaraan di samping bus.

Seperti keterangan media yang diperoleh Liputan6.com dari KBRI Ankara, hingga saat ini tidak diperoleh informasi mengenai adanya WNI yang menjadi korban dalam ledakan tersebut. Seluruh WNI yang menempuh pendidikan di Erciyes University juga dilaporkan dalam keadaan selamat.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, terdapat sekitar 2.700 WNI yang tinggal di Turki. Di Keyseri sendiri terdapat 50 mahasiswa atau pelajar Indonesia.

KBRI Ankara menghimbau kembali WNI di Turki untuk menghindari tempat-tempat keramaian jika tidak terdapat keperluan mendesak.

Bersama dengan KJRI Istanbul, KBRI Ankara juga akan terus berkomunikasi dengan otoritas setempat, para konsul kehormatan, dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di seluruh Turki untuk memantau kondisi keamanan di Turki serta keselamatan seluruh WNI.

Nomor kontak hotline yang dapat dihubungi sebagai berikut: Hotline Perlindungan WNI +62 812 900 70027 dan Hotline KBRI Ankara +90 532 135 2298 atau +90 533 812 0760.

Sejauh ini pemerintah Turki memberlakukan sterilisasi area di lokasi ledakan. Kantor perdana menteri juga mendesak media untuk menahan diri dari pemberitaan berita yang menyebabkan rasa takut di masyarakat, panik dan gangguan dan yang justru bisa dimanfaatkan oleh teroris.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya