Liputan6.com, New York - Emas Yamashita, dikenal juga dengan Harta Karun Yamashita, adalah nama yang diberikan untuk jarahan perang yang dikumpulkan oleh tentara Jepang di Asia Tenggara pada masa Perang Dunia II.
Nama itu mengacu kepada nama Jenderal Yamashita Tomoyuki, seorang perwira tinggi yang juga mendapat julukan 'Harimau Malaya'.
Emas Yamashita disebut-sebut disembunyikan di Filipina. Banyak pemburu harta karun yang mencoba menemukannya.
Advertisement
Tapi, hingga sekarang, harta karun itu masih tersembunyi dan beberapa pihak pun meragukan keberadaannya.
Baca Juga
Dikutip dari Ancient Origins pada Rabu (28/12/2016), pada masa Perang Dunia II, Kekaisaran Jepang berhasil menguasai hampir seluruh Asia Tenggara. Sejumlah harta dijarah dari tanah jajahan, ditimbun, dan tak sempat dibawa pulang saat pertempuran usai.Â
Sebagian harta harun telah ditemukan, lainnya raib tanpa jejak seperti halnya emas Yamashita.
Berikut adalah 4 kisah seputar harta karun Yamashita yang misterius:Â
1. Organisasi Rahasia Jepang
Ada sejumlah kabar yang menyebut bahwa sebuah organisasi rahasia bernama 'Bunga Bakung Emas' didirikan setelah pernyataan perang Jepang terhadap China pada Desember 1937.
Organisasi itu ditengarai dipimpin oleh Pangeran Chichibu, adik lelaki Kaisar Hirohito. Satu-satunya tujuan organisasi adalah menjarah daerah-daerah pendudukan.
Untuk Asia Tenggara, jarahan perang seharusnya dibawa kembali ke Jepang dan Filipina menjadi tempat persinggahan sebelum jarahan dipindahkan ke kapal laut yang menuju Jepang.
Advertisement
2. Ditimbun di Filipina
Pada 7 Desember 1941, Pearl Harbor diserang oleh pihak Jepang sehingga menarik Amerika Serikat ke dalam pusaran Perang Dunia II. Militer Negeri Sakura unggul pada bagian awal peperangan.
Tapi, pada Mei 1942, mereka mulai mengalami kemunduran. Pihak AS juga mulai melakukan pemboman terhadap kapal-kapal laut Jepang.
Di tengah situasi tersebut, pemindahan jarahan perang ke Jepang menjadi sangat berisiko.
Selanjutnya disebutkan bahwa karena alasan-alasan itu, dibuatlah keputusan untuk menyembunyikan jarahan perang untuk memastikan agar jarahan itu tidak jatuh ke tangan pihak AS yang sedang mendekat.
Tentara Jepang dan para tawanan perang mulai membangun lorong-lorong yang bermuara pada gua berisi benda-benda berharga.
Setelah selesai, pintu-pintu masuknya diledakan dan para pekerja penggalian dibiarkan meninggal di dalamnya. Hal itu dimaksudkan agar tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan harta jarahan itu dan tempat persembunyiannya. Filipina termasuk di antara lokasi persembunyian harta.
3. Dugaan Keterlibatan CIA
Selama beberapa dekade, para pemburu harta karun berupaya menemukan Emas Yamashita.
Muncullah beberapa spekulasi, misalnya suatu teori yang mengatakan bahwa harta itu sudah dikumpulkan oleh Severino Diaz Garcia Santa Romana, seorang agen Office of Strategic Services (OSS) yang kemudian menjadi Central Intelligence Agency (CIA).
Ada dugaan bahwa jarahan perang ini digabungkan dengan harta curian Nazi dalam satu wadah pendanaan yang dinamakan 'Black Eagle Trust'.
Advertisement
4. Kematian Misterius Pemburu Harta Karun
Beberapa pihak lain masih berharap bahwa harta karun itu masih tersembunyi di suatu tempat di Filipina.
Salah satu kisah paling terkenal adalah temuan patung Buddha terbuat dari emas murni oleh Rogelio Roxas, seorang petani miskin sekaligus kepala ekspedisi perburuan harta karun lokal.
Namun demikian, artefak berharga itu kemudian disita oleh mendiang Ferdinand Marcos, mantan presiden Filipina. Roxas mengajukan gugatan di AS dan kemudian menang. Sayangnya, ia menjalani siksaan dan meninggal dalam keadaan yang tidak dijelaskan.
Sejumlah pihak lain tidak terlalu yakin akan keberadaan Emas Yamashita. Atau berpandangan bahwa jumlahnya tidaklah sebesar yang disebut-sebut.