4 Hal yang Disorot dari Pidato Suram Presiden Donald Trump

Pidato pertama Donald Trump sebagai presiden ke-45 AS menyebut hal-hal suram sebelum masa kepresidenannya.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 21 Jan 2017, 13:12 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2017, 13:12 WIB
20170121-Presiden-AS-Donald-Trump-Melania-Trump-AP
Presiden AS yang baru, Donald Trump menyapa awak media saat berdansa dengan sang istri, Melania Trump dalam acara perayaan peresmian Donald Trump menjadi Presiden AS yang ke-45 di Liberty Ball, di Washington, AS, (20/1). (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Washington, DC - Bisnis ditutup, ibu dan anak terjebak dalam kemiskinan, pabrik-pabrik karatan yang tersebar seperti batu nisan di seluruh negeri, generasi muda yang tak cukup mendapat pendidikan, geng dan sindikat narkoba yang merampas nyawa serta merampok negara-- bukan harapan yang menjadi fokus dalam pidato pertama Donald Trump sebagai presiden ke-45 AS.

Pidatonya yang berdurasi 16 menit memaparkan hal-hal suram, yang menurut Trump, terjadi sebelum kepemimpinannya. Meski, sama sekali tak ada data yang dikutip untuk mendukung ucapannya itu. 

"Pembunuhan besar-besaran warga AS ini harus berhenti di sini, saat ini," kata Trump, di bawah guyuran hujan ringan di halaman Gedung Capitol.

Seterusnya Trump berkata bahwa selama beberapa dekade, AS telah mengorbankan dirinya sendiri untuk memperkaya industri asing, mensubsidi militer negara lain, mempertahankan perbatasan teritorial asing, dan menghabiskan triliunan dolar di luar negeri, sementara infrastruktur di Amerika dibiarkan bobrok.

"Kita membuat negara lain kaya, sementara kesejahteraan, kekuatan, dan kepercayaan diri negara kita menghilang di batas cakrawala," ujarnya.

Donald Trump menambahkan, satu persatu pabrik meninggalkan wilayah AS tanpa mempertimbangkan jutaan rakyat Amerika yang kehilangan pekerjaan. Sementara, kesejahteraan kelas menengah terenggut dari rumah mereka sendiri karena didistribusikan ke seluruh dunia.

"Tapi itu adalah masa lalu. Kini kita menatap masa depan," kata Trump, menawarkan visi baru: America First.

Itu berarti kepentingan Amerika akan menjadi yang utama dalam pengambilan kebijakan apa pun, misalnya dalam bidang ekonomi, pertahanan, juga hubungan internasional.

"Ketika Amerika bersatu, Amerika sungguh tak akan terbendung," kata Trump.

Isi pidato Donald Trump menjadi sorotan. Sejumlah media mengaku menemukan sejumlah hal yang dianggap aneh dalam sambutan presiden ke-45 Amerika Serikat itu. Ini di antaranya, seperti Liputan6.com kutip dari sejumlah sumber:

1. Mundur ke Masa Lalu

Pidato Donald Trump dalam pelantikannya tak seperti para presiden lain dalam sejarah AS. Pidato presiden biasanya menyeimbangkan bahasan soal warisan bangsa dan janji akan sebuah awal yang baik.

Seperti dikutip dari Time, apa yang disampaikan Trump adalah fenomena baru, setidaknya dalam lebih dari satu abad sejarah AS. Media terkemuka tersebut bahkan menganggap pidato Donald Trump "menyesatkan".

Bicara di depan sejumlah mantan presiden: Barack Obama, George W Bush, Bill Clinton, dan Jimmy Carter, Trump juga dianggap mengecilkan arti bahkan mengalienasi kepemimpinan para pendahulunya.

Trump mengumumkan titik balik dalam kebijakan ekonominya, yang selama 70 tahun menegaskan posisi Amerika Serikat di dunia.

Seperti ini ekspresi Michelle Obama saat Donald Trump ada di dekatnya (Reuters)

Ia menganggap kekuatan Amerika adalah fatamorgana. Bahwa apa yang terjadi di luar negeri adalah gangguan terhadap hal-hal penting di dalam negeri. 

Menurut Trump, Amerika Serikat harus curiga dan tak boleh bangga atas keberhasilan sekutu dan mitra dagangnya. Dalam dunianya, hanya ada menang atau kalah.

Visi Trump, yakni America First: Amerika yang pertama dan utama, menurut Time, adalah pengulangan sikap generasi pemimpin AS sebelumnya. Time berpendapat ini sikap yang pada 1940 and 1941 memutuskan bantuan untuk Inggris yang sedang susah payah berjuang melawan Hitler.

Partai Republik dan Demokrat kala itu,sama-sama berbagi keyakinan bahwa America First adalah slogan yang mencegah bencana di dalam negeri, meski konsekuensinya menyerahkan kekuasaan dunia untuk para tiran.

Setelah Perang Dunia II, AS berubah, dengan menambil peran sebagai pengawal demokrasi. AS menjaga sekutunya dan dan menyebarkan kemakmuran.

"Presiden bukan hanya seorang pemegang kekuasaan eksekutif di level nasional, tetapi sebagai "pemimpin dunia bebas," demikian dimuat Time. 

2. Mirip Tokoh Antagonis Batman

The Washington Post menyoroti pilihan kata dalam pidato trump yang mirip Bane, tokoh jahat dalam film Batman terakhir, The Dark Knight Rises.

Terutama soal cara untuk menghentikan dunia yang dikendalikan kaum elite. Yakni, dengan cara mengembalikan kekuasaan pada rakyat.

Di lain pihak, sejumlah politikus Demokrat menilai pidato Trump "suram" dan justru "memecah belah".

"Amerika membutuhkan presiden yang menyatukan kita. Itu adalah pidato kampanye yang suram. Tak ada upaya untuk menyatukan kita semua," kicau Jim McGover.

Saat pidato ada sejumlah hal yang Donald Trump garis bawahi adalah setiap warga yang selama ini merasa terlupakan, di pemerintahannya tidak akan terjadi lagi Washington DC, AS, Jumat (20/1). (AFP Photo)

"Potret suram Presiden Amerika Trump, kejahatan meningkat dan (AS) yang (dianggap) lemah, membuat saya merindukan Obama. Merindukan optimismenya dan harapan. Padahal baru satu jam," kicau Schiff

Sementara, kontributor The New Yorker, Benjamin Wallace-Wells, menyoroti kesenjangan Donald Trump dengan isi pidatonya. 

"Dalam imajinasinya tak ada ada sejarah penaklukkan sosial, hanya residu ketegangan; tidak ada memori kemiskinan, hanya frustrasi saat kekayaan belum dicapai; tidak ada ingatan dari rasa takut dan kesepian saat hidup di negara yang mengalami kekerasan atau represi, hanya tekanan para migran dan pengungsi terhadap perbatasan kita," kata dia. 

 

3. Fakta Vs Retorika

Ada banyak hal yang tidak dikatakan Donald Trump dalam pidato perdananya sebagai Presiden AS. 

Ia tak berusaha merekatkan kembali bangsa yang terpecah belah saat kampanye Pilpres 2016. Trump juga tak mengakui keberagaman di AS, setidaknya soal usia, geografi, dan ras. 

Tak ada yang dikatakannya soal perempuan, kaum minoritas. Tak ada topik soal hak asasi manusia, bantuan internasional, atau keamanan global.

Ia tak seperti presiden pendahuunya yang menghibur pihak yang kalah serta merangkul mereka dan membuka diri terhadap bangsa-bangsa lain di di dunia. "Yang diungkap Trump hanya soal kemenangannya," demikian ditulis Mirror. 

Media Inggris tersebut menyebut Trump mungkin tak sadar ia tidak bisa memberantas korupsi, mengembalikan lapangan kerja di kawasan industri lawas rust belt, atau mengatasi ketidakadilan hanya dalam waktu semalam. 

Donald Trump menyampaikan pidato pertamanya usai dilantik menjadi presiden di Capitol Hill, Washington DC, AS, Jumat (20/1). Menurut Trump pergantian presiden adalah mentransfer kekuatan dari Washington DC kepada warga AS. (AFP Photo)

"Trump akan kecewa karena kepresidenannya dibangun dengan pondasi fiksi belaka," kata Mirror. 

"Ia mendeklarasikan perang pada elite Washington, tatanan dunia, dan stabilitas international karena itu terdengar menarik bagi para suporternya."

Miliarder itu seakan berjanji mengeringkan rawa, sementara ia adalah penghuninya yang paling basah. 

"Pria yang menolak merilis laporan pajak atau melakukan divestasi atas kepentingan bisnisnya, tak punya malu dengan menuduh Washington mencuri kekayaan negara," tulis Mirror.

"Orang yang menyebar peringatan ke negara lain dibantu (naik ke tampuk kekuasaan) dengan upaya belum pernah terjadi sebelumnya, oleh Rusia, untuk mengintervensi pemilihan presiden."

Trump yang melancarkan tudingan pada China sebagai perusak ekonomi AS juga ternyata membangun kasino dan penthouse-nya dengan baja yang diimpor dari Tiongkok. 

4. Pidato Presiden Rasa Kampanye

Pidato Donald Trump mengundang tanda tanya. Ia yang bicara sebagai presiden ke-45 AS dianggap seakan sedang beretorika. Mirip yang dilakukannya pada masa kampanye.

Capres dari Partai Republik Donald Trump melihat topeng wajah dirinya saat berkampanye di Sarasota, Florida, AS (7/11). Pilpres AS 2016 akan diadakan pada 8 November 2016 dan menjadi pilpres empat tahunan ke-58.  (REUTERS/Carlo Allegri)

 

"Tak ada transisi dari Trump pada masa kampanye ke Trump sebagai presiden," demikian ditulis media The Australian. "Donald Trump tetap menjadi Donald Trump.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya