Top 3: Ketar-Ketir Pecah Perang di Suriah

Serangan rudal AS ke Suriah semakin menegaskan oposisinya kepada rezim Presiden Suriah dan para koalisi yang terdiri dari Rusia dan Iran.

oleh Alexander LumbantobingRizki Akbar Hasan diperbarui 08 Apr 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2017, 10:15 WIB
20170407-AS Tembakkan Rudal Tomahawk ke Suriah-AP
Rudal Tomahawk ditembakkan kapal perang AS yang ada di Laut Mediterania,menyasar pangkalan udara Suriah, Jumat (7/4). Serangan ini dilakukan AS menyusul serangan senjata kimia yang menewaskan puluhan warga sipil oleh pemerintah Suriah. (U.S. Navy via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Amerika Serikat untuk melakukan serangan rudal menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Sabtu (8/4/2017) pagi, terutama karena kekhawatiran hadirnya perang terbuka antar kekuatan-kekuatan yang berhadapan di Suriah.

Masih dari Suriah, kesaksian korban selamat serangan senjata kimia oleh pasukan pemerintah juga mengusik rasa ingin tahu pembaca.

Selanjutnya, sisi kelam Secret Service juga membuat pembaca penasaran. Ternyata, di balik disiplin dan tanggungjawab yang berat, ada hal-hal yang dipandang tidak pantas namun dilakukan sejumlah anggotanya.

Berikut dalam Top 3 Global selengkapnya:

1. AS Serang Suriah dengan 59 Misil, Perang Terbuka Diramalkan Pecah

Misil AS Serang Suriah. (US Navy/AP)

Presiden Donald Trump mengonfirmasi sahkan operasi serangan 59 misil kendali jarak jauh (cruise missile) AS yang ditargetkan pada bandar udara militer Suriah pada Kamis waktu setempat. Misil-misil itu menandai bentuk balasan AS atas serangan senjata kimia keji di Idlib, Suriah, pada 4 April 2017 lalu.

Serangan misil itu menandai intervensi militer langsung (direct military intervention) Negeri Paman Sam, yang pada  6 tahun sebelumnya lebih memilih untuk melakukan intervensi tidak langsung--berupa kebijakan--pada Perang Suriah.

Operasi ini juga semakin tegaskan oposisi AS kepada rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan para koalisinya yang terdiri dari Rusia dan Iran.

Selanjutnya...


2. Kesaksian Korban Selamat Serangan Senjata Kimia di Suriah

Korban Senjata Kimia Suriah. (AP).

Suasana sunyi pada pagi 4 April 2017 di Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, dipecah oleh dentuman misil udara yang jatuh ke tanah. Insiden itu biasa terjadi di sana. Oleh sebab itu, Mohammad Nejdat Youssef, seorang petani lokal Idlib, segera keluar rumahnya, berusaha membantu mencari korban atas dampak serangan bom udara pagi itu. Tindakan yang juga biasa dilakukan warga di sana setelah mendengar ledakan di sekitar wilayah rumahnya.

Namun, kali ini ada yang berbeda dari biasanya. Saat Youssef mendekati lokasi jatuhnya korban dekat titik ledakan, udara di sekitarnya diselimuti asap tebal berwarna putih-kekuningan. Sontak, setelah terpapar dan menghirup asap itu, Youssef mulai kehilangan keseimbangan, matanya terasa perih, lubang hidungnya berair, dan mulutnya mulai berbusa.

Selanjutnya...


3. Teler hingga Prostitusi, Ini 3 Skandal Memalukan Secret Service

Secret Service Amerika Serikat. (Evan Vucci/AP)

United States Secret Service atau populer disebut sebagai Secret Service merupakan lembaga penegak hukum Amerika Serikat yang salah satu utamanya adalah melakukan perlindungan dan pengamanan terhadap individu penting pemerintah, khususnya Presiden dan Wakil Presiden AS beserta keluarganya.

Para personel dari lembaga yang setara dengan Paspampres di Indonesia ini, merupakan 'tameng hidup' yang rela mendahulukan keselamatan pribadi demi melindungi sang kepala negara dari setiap ancaman yang ada.

Namun, di balik status dan tugasnya yang heroik serta reputasinya yang mentereng itu, para personel yang identik mengenakan jas dan kacamata hitam ini kerap dirundung berbagai bentuk pelanggaran disiplin dan kode etik.

Selanjutnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya