Liputan6.com, Beijing - Nama Ivanka Trump meroket seiring dengan naiknya sang ayah, Donald Trump ke tampuk kekuasaan tertinggi di Amerika Serikat. Yang cukup mengejutkan, "fenomena Ivanka" tidak hanya melanda Negeri Paman Sam, namun juga sebuah negeri di Asia, China.
Di Tiongkok, sosok Ivanka "dikultuskan." Ini terlihat dari keberadaan sebuah klub penggemar yang didedikasikan untuk memuja "Goddess Ivanka" atau "Dewi Ivanka" -- sebuah julukan yang viral di dunia maya untuk perempuan berusia 35 tahun tersebut.
Baca Juga
"Kebanyakan warga China menyukai Ivanka karena sikapnya yang ramah terhadap masyarakat China," ujar seorang blogger dan profesor ekonomi di Beijing Institute of Technology Hu Xingdou kepada NBC seperti dilansir News.com.au, Jumat (21/4/2017).
Advertisement
Hu menjelaskan, kunjungan Ivanka ke Kedubes China untuk merayakan Imlek serta upayanya untuk mengajarkan anak-anaknya kebudayaan Tiongkok adalah alasan mengapa warga di Negeri Panda jatuh cinta kepadanya.
Beberapa saat lalu, putri tertua Ivanka, Arabella (5) mencuri perhatian dunia lewat kemampuannya berbahasa Mandarin.
Dalam lawatan Presiden Xi Jinping ke AS belum lama ini, gadis cilik itu unjuk gigi dengan menyanyikan sebuah lagu tradisional China. Seketika video tersebut viral di dunia maya.
"Itu merupakan sebuah dorongan bagi nasionalisme budaya China karena hal demikian menunjukkan bahwa budaya Tiongkok memiliki tempat penting dalam masyarakat internasional," terang Hu.
Popularitas Ivanka yang meningkat drastis di Negeri Panda memicu kuasa hukumnya untuk segera "mengunci" pemakaian namanya sebagai merek dagang mengingat China dipenuhi produk bajakan.
Menurut NBC, nama "Ivanka Trump" telah digunakan sebagai brand perhiasan, pakaian dalam, kasur, hingga susu bubuk. Saat ini terdapat 16 merek dagang terdaftar atas nama istri Jared Kushner itu, sementara 30 lainnya masih menunggu registrasi.
Sebelumnya, belum pernah ada seorang anak presiden AS yang pesonanya mampu "menyihir" warga Tiongkok.
"Dia anggun, percaya diri, dan merupakan wanita yang sukses. Sentuhan femininnya akan membantu memperlancar hubungan China-AS," ujar Bridget Wang (26), seorang siswa pascasarjana di Beijing Foreign Studies University.
Wang Ge (26) seorang mahasiswa di Cheung Kong Graduate School of Business di Beijing juga mengagumi Ivanka.
"Dia cantik, dia punya karier, dia pekerja keras, dan dia punya keluarga yang indah. Dia menginspirasi saya," ungkap Wang seperti dikutip dari New York Times.
Tidak cukup sampai di situ, Wang bahkan menyimpan foto Ivanka di iPad-nya. Perempuan muda itu memengaruhi teman-temannya untuk mengikuti tips sukses Ivanka, yaitu "Find strength in others" dan "Be an optimist."
Ia sendiri mengikuti gaya hidup putri kesayangan Trump tersebut dengan bangun tidur pukul 06.00 setiap harinya. Itu dilakukannya demi meningkatkan produktivitas dan menyisihkan waktu untuk membaca.
Para "pemuja" Ivanka kini berkumpul di laman fans "Goddess Ivanka" di platform media sosial Sina Weibo. Setidaknya akun itu memiliki lebih dari 12.700 pengikut.
Sejumlah akun lain seperti "Ivanka Trump Fan Page" dan "Ivanka Trump China" juga menjadi perkumpulan bagi para penggemar ibu tiga anak tersebut.
Xinhua, kantor berita China menggambarkan sosok Ivanka sebagai seorang yang elegan dan memiliki pembawaan tenang.
"Banyak yang berpikir bahwa sejatinya Ivankalah yang jadi presiden. Kami rasa dia yang cerdas, bukan ayahnya," ungkap seorang warga Beijing, Li Moya (31).
Para wanita muda China yang bekerja di sektor teknologi dan keuangan menggambarkan sosok Ivanka sebagai simbol elegan bagi kekuasaan dan ambisi. Mereka mengatakan berusaha meniru kegigihan dan kepercayaan dirinya.
Banyak di antara mereka yang terkesan dengan keputusan Ivanka untuk memulai brand fashionnya sendiri ketimbang hanya fokus pada bisnis real estate keluarga.
"Dia sangat mandiri. Dia mewakili sosok yang kami cari sebagai pasangan untuk dinikahi -- yang memiliki gambaran keluarga yang layak, baik, dan memiliki karier," ujar Wang Jiabao (28), seorang produser reality show di Beijing.
Populernya sosok Ivanka di China cukup unik mengingat, Trump sempat menuding Tiongkok telah memerkosa AS dengan kebijakan ekonominya yang merugikan. Pernyataan tersebut dipicu defisit perdagangan AS dan China yang mengalami peningkatan beberapa waktu lalu.
Trump juga menuding, China memanipulasi nilai mata uang demi mendongkrak ekspor mereka agar lebih kompetitif di pasar global. Belakangan, nyaris seluruh ketegangan yang tercermin dalam perang kata-kata antar kedua negara luruh menyusul pertemuan Trump dan Xi di Mar-a-Lago, Florida, pada 6 April 2017.