Stres Berat, Badak Ini Cari Jodoh Lewat Aplikasi Tinder

Badak yang bernama Sudan ini diketahui menderita stres berat karena belum mempunyai pasangan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 03 Mei 2017, 07:48 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2017, 07:48 WIB
Badak di Kebun Binatang Paris Mati Dibunuh dan Culanya Diambil
Badak di Kebun Binatang Paris Mati Dibunuh dan Culanya Diambil (Thoiry Zoo)

Liputan6.com, Nairobi - Seperti kebanyakan pria dan perempuan yang jomblo, seekor badak putih berjenis Northern White ingin segera mengakhiri kesendiriannya. 

Badak bernama Sudan konon menderita stres berat karena belum mempunyai pasangan. Sayangnya, ia sekarang adalah badak terakhir berjenis Northern White.

Sampai-sampai, Sudan merasa perlu 'mengiklankan' dirinya di aplikasi untuk mencari pasangan, Tinder.

"Saya tak ingin berujar terlalu jauh, tapi nasib spesies saya berada di tanganku," sebut Sudan dalam profilnya di aplikasi Tinder, seperti dikutip dari The Star, Selasa (2/5/2017).

"Di bawah tekanan saya akan bekerja sangat baik. Saya suka makan rumput dan juga berkubang di lumpur dingin. Saya punya tinggi 6 kaki dan berat 5 ribu pon," sambung dia

Akun Tinder Sudan dijalankan oleh badan konservasi hewan Kenya, tempat badak itu tinggal. Mereka berharap, lewat internet bisa terkumpul dana sebesar US$ 9 juta.

Dana tersebut akan digunakan untuk perawatan Sudan. Hewan itu diketahui mengalami masalah dengan kesuburannya.

Sperma Sudan telah digunakan untuk membuahi dua badak jenis Southern White. Meski tak sama, namun pembuahan beda jenis tersebut masih bisa dilakukan.

"Kami mencoba segala cara agar ia dapat membuahi betinanya," sebut Manajer Pemasaran, Lembaga Konservasi Ol Pejeta Kenya, Elodie Sampere.

"Pertama kali melakukannya, ia dituntun seorang ranger, nyatanya pekerjaan ini sangat sulit. Kami juga telah membawanya keluar dari kebun binatang, membawanya ke lingkungan hutan setengah liar. Ia sudah bertemu pasanganya, namun upaya itu gagal," tambah dia.

Badak Northern berada di ambang kepunahan. Harga daging badak tersebut, di pasar gelap mencapai US$ 50 ribu per kilogram.

Harga itu bahkan lebih mahal dari sejumlah obat terlarang dan emas. Nyawa Sudan dikabarkan terancam ulah pemburu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya