Bungkam atas Teror terhadap Muslim, Donald Trump Dikritik

Belum ada satu kata patah pun dari Donald Trump, sebagai presiden maupun pribadi atas 2 peristiwa teror yang menimpa Muslim AS dan London.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 20 Jun 2017, 14:19 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2017, 14:19 WIB
Donald Trump Beri Penyataan Terkait Penembakan Anggota Parlemen AS
Presiden AS Donald Trump meninggalkan Ruang Diplomatik usai memberi pernyataan terkait penembakan terhadap Steve Scalise di Gedung Putih di Washington (14/6). (AFP Photo/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, Washington, DC - Tak ada sepatah kata pun diucapkan Donald Trump secara langsung maupun di Twitter terkait teror yang menargetkan umat Muslim.

Presiden ke-45 Amerika Serikat juga belum merespons insiden teror terhadap jemaah masjid di Finsbury Park London serta pembunuhan keji seorang muslimah remaja di Virginia.

Tindakan Trump yang tak menunjukkan solidaritas -- berupa ucapan dukacita atau kritik di Twitter -- mengundang kritik keras. Bahkan, ada yang menyebutnya rasis.

Dikutip dari The Independent, Selasa (20/6/2017), Gedung Putih telah berkomentar terhadap insiden serangan di Finsbury Park. Mereka mengatakan telah mendapat informasi dan menawarkan bantuan sebisa mungkin.

Namun, Trump tidak berkomentar sama sekali atas insiden yang menimpa komunitas muslim di London dan warga AS sendiri. Suami Melania itu justru berkoar di Twitter-nya menyerang Partai Demokrat dan mendukung kandidat Partai Republik.

Kritik terhadap Trump muncul setelah banyak analis bertanya-tanya, mana suara Trump terhadap aksi terorisme. Biasanya, miliarder nyentrik itu paling getol menanggapi aksi terorisme dilakukan oleh pelaku yang mengatasnamakan Islam dalam serangannya.

"Tak ada satu pun kalimat dari Trump," kata penulis dan aktivis HAM, Shaun King. Ia me-retweet respons dari Justin Trudeau yang mengucapkan dukacita atas serangan London.

"Trump cenderung tidak keberatan ketika orang kulit putih membunuh atau melukai warga Muslim. Itu menunjukkan ia rasis," ia melanjutkan.

Kritik terhadap diamnya Trump juga dipantau oleh Washington Post. Dalam editorialnya, The Post menulis, "Lima belas jam setelah pria menabrakkan van ke jemaah Muslim di dekat masjid di London yang menewaskan 1 orang dan melukai 10 lainnya, masih belum ada ucapan belasungkawa dari presiden AS yang biasanya cepat merespons serangan teroris."

Menurut The Post, saat insiden serangan Paris November 2015, tiga jam kemudian Trump berkicau mengutuk serangan itu.

Sementara saat penembakan San Bernardino, hanya butuh 90 menit bagi Trump untuk mengutuknya. Juga saat EgyptAir hilang pada 2016, kurang dari 12 jam Trump berkomentar.

Bahkan, urai The Post, Donald Trump mengutuk telah terjadi serangan teroris di Jembatan London di Twitter-nya sebelum pihak otoritas menyimpulkan bawa itu adalah aksi terorisme.

"Ada yang berharap Trump akan mengutuk serangan aksi teroris di London yang menimpa warga Muslim kali ini?" kata Amy Siskind, presiden organisasi nirlaba khusus perempuan, The New Agenda di Twitter.

Tak berapa lama setelah serangan Finsbury Park, dikonfirmasi bahwa remaja muslimah Nabra Hassanen ditemukan tewas di sebuah kolam Virginia AS. Kritik kembali ditujukan kepada Trump karena tak ada satu patah kata pun keluar dari mulutnya.

Hingga berita ini diturunkan, Donald Trump belum mengeluarkan pernyataan, baik sebagai Presiden AS maupun atas nama pribadi, berupa simpati atau kutukan. 

 

Saksikan video teror van London berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya