Liputan6.com, Washington DC - Satelit mata-mata AS mendeteksi adanya aktivitas baru, di situs uji coba nuklir bawah tanah Korea Utara untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu.
Aktivitas yang dilaporkan oleh dua pejabat Amerika Serikat tersebut, tampaknya termasuk sejumlah modifikasi di salah satu pintu masuk terowongan ke area uji bawah tanah.
Baca Juga
Pejabat tersebut mengatakan, belum jelas apakah kegiatan itu mengindikasikan bahwa uji coba nuklir keenam akan segera terjadi. Tetapi muncul kekhawatiran bahwa Korut dapat melakukan uji coba nuklirnya saat diplomat dan pejabat militer China berkunjung ke Washington.
Advertisement
Dua pejabat senior AS yang memiliki pengetahuan langsung juga mengatakan, opsi militer yang ditujukan kepada Korea Utara baru saja diperbarui. Hal tersebut akan dipresentasikan kepada Presiden Donald Trump, untuk dijadikan pertimbangan sebuah keputusan untuk bertindak jika terjadi uji coba nuklir.
Pejabat AS mengatakan, jika uji coba nuklir keenam oleh Korea Utara terjadi, hal tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa tekanan China terhadap Korea Utara tidak berjalan baik.
Dikutip dari CNN, Rabu (21/6/2017), Trump sering menyebut China yang merupakan sekutu lama Korea Utara, sebagai pemain kunci dalam upaya AS untuk mengendalikan pengembangan rudal nuklir jarak jauh Korea Utara.
Pada 20 Juni 2017, Donald Trump pun mencuit soal peranan China dalam membatasi Korut.
"Saya sangat menghargai upaya Presiden Xi & China untuk membantu Korea Utara, namun tidak berhasil, setidaknya saya tahu China telah mencoba!," tulis Trump melalui Twitter.
Seorang petugas administrasi Trump mengatakan secara blak-blakan bahwa mereka tidak tahu apa yang dimaksud oleh suami Melania itu, saat ditanya maksud postingan tersebut. Sementara lainnya mengatakan, tidak ada pertemuan yang dapat memicu komentar Orang Nomor Satu di AS.
Di sisi lain, sekretaris pers Gedung Putih Sean Spicer mengatakan kepada awak media bahwa AS terus bekerja dengan China untuk memberi tekanan pada Korea Utara. Ia menambahkan, Negeri Paman Sam telah melihat 'gerakan positif' dengan China.
Menteri Pertahanan AS James Mattis dan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson akan menggelar pertemuan dengan China di Washington pada Rabu waktu setempat. Sejumlah pejabat mengatakan, AS akan menggunakan perdagangan sebagai senjata agar China dapat memberi tekanan lebih ke Korea Utara.