Dokumen Pertama Pertemuan Menlu se-ASEAN Bahas Soal Korea Utara

Dalam AMM Retreat, ASEAN mengeluarkan stand-alone statements soal ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea.

oleh Citra Dewi diperbarui 06 Agu 2017, 09:12 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2017, 09:12 WIB
Bendera Korea Utara
Bendera Korea Utara (Reuters)

Liputan6.com, Manila - Dalam ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) Retreat, perhimpunan negara-negara Asia Tenggara mengeluarkan stand-alone statements soal ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea. Pernyataan tersebut merupakan dokumen pertama yang dihasilkan pada AMM ke-50 di Manila.

"Kita sepakat bulat, bahwa kita perlu untuk menekankan kembali, mengirimkan pesan bahwa apa yang dilakukan Korea Utara adalah sesuatu yang tidak bisa diterima dalam berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam press briefing di Manila, Sabtu (5/8/2017).

"Oleh karena itu kita sepakat untuk mengeluarkan stand-alone statement dan itu adalah dokumen pertama yang dibuatkan oleh ASEAN pada AMM ini," imbuh dia.

Dalam dokumen lima paragraf itu, para menteri luar negeri mengatakan bahwa perkembangan di Semenanjung Korea secara serius mengancam perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan di dunia.

ASEAN pun mendesak Korea Utara dengan segera secara penuh mematuhi kewajiban di bawah seluruh Resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan.

Mereka menegaskan dukungannya terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea yang menyeluruh, dapat dibuktikan, dan tak dapat diubah, dalam tindakan yang penuh dengan perdamaian.

Kesepuluh menteri itu, juga menggarisbawahi pentingnya menciptakan situasi kondusif untuk berdialog dengan Korea Utara guna meredakan tensi.

"Kami mendukung inisiatif untuk memperbaiki hubungan antar-Korea untuk mendirikan kedamaian permanen di Semenanjung Korea," demikian seperti apa yang tertulis dalam dokumen tersebut.

"ASEAN siap untuk memainkan peran membangun dalam kontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea."

 

Simak video berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya