Liputan6.com, Kutai - Insiden pawang buaya diseret reptil buas di Sungai Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) ternyata tak hanya jadi sorotan Tanah Air. Media luar negeri juga ikut memberitakan kejadian tragis tersebut.
Media Inggris Daily Mail yang dikutip Rabu (20/9/2017), mengangkat peristiwa tersebut dengan judul 'Horrific moment shaman who said his supernatural powers would protect him in crocodile-infested lake... is suddenly dragged beneath the waters as shocked onlookers gasp'. Laman ini juga menggunggah detik-detik Supriyanto masuk ke dasar Sungai Muara Jawa itu.
Situs berita Inggris lainnya, The Independent, The Sun, Metro.co.uk dan Mirror.co.uk serta InternationalBusiness.co.uk juga turut mengulas insiden nahas yang dialami 'pawang buaya' tersebut dengan judul dan angle pemberitaan beragam.
Advertisement
Dari Australia, NineNews.com.au memberitakannya dengan tajuk 'Shaman performing ritual to find missing man attacked by crocodile'.
Sementara Singapura melalui situs Asia One menuliskannya dalam artikel berjudul 'Crocodile shaman killed by a croc while looking for a man who was attacked earlier'. Sedangkan media Filipina memberitakannya dengan 'Yet another Indonesian man killed in suspected crocodile attack in Riau peat swamp'.
Lalu Malaysia, The Star Online menuliskannya dengan Indonesian 'shaman' killed while searching for body in crocodile-infested waters'.
Tubuh pria berusia 39 tahun itu diseret ke dasar Sungai Muara Jawa di hadapan puluhan penonton yang di antaranya mengabadikan kejadian tragis itu melalui kamera ponsel mereka.
Ini adalah serangan buaya kedua di daerah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Bukan Pawang Buaya
Saat dihubungi Liputan6.com dari Kota Balikpapan, Kaltim, Senin 18Â Septemberr 2017. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Muara Jawa, AKP Triyanto mengatakan Supriyanto pria yang mengaku sebagai pawang buaya itu memilliki kekuatan supranatural.
Triyanto menjelaskan, Supriyanto sebenarnya berupaya ikut membantu pencarian korban pertama atas nama Arjuna yang hilang di lokasi sama. Berbekal indra keenamnya, Supriyanto bertekad menyelam dasar sungai guna mencari keberadaan korban berusia 16 tahun tersebut.
"Pada saat korban pertama hilang, Supriyanto mengaku akan mencari korban di dasar sungai. Katanya, dia punya indra keenam dan kelebihan, sehingga sukarela mencari korban pertama ini," tutur Kapolsek Muara Jawa itu.
Namun, saat itu, Triyanto melarang korban yang sudah berancang-ancang terjun ke dalam Sungai Muara Jawa. Polisi enggan menanggung risiko adanya korban kedua serangan buaya Muara Jawa.
"Pada hari pertama sudah kami larang untuk mencari dalam sungai," katanya.
Esok harinya, menurut Triyanto, korban ini nekat dengan menceburkan badannya di lokasi kejadian serangan buaya pertama. Ketika itu, polisi dan tim SAR sedang sibuk mencari jenazah korban pertama.
"Esok harinya saat tidak ada yang mengawasi, dia terjun ke dalam sungai hingga kami menerima laporan tubuhnya juga tidak ditemukan," ujarnya.
Triyanto pun menyesalkan kenekatan Supriyanto yang berdampak fatal. Hingga akhirnya Supriyanto menjadi korban serangan buaya muara. Apalagi, belakangan diketahui, Supriyanto bukanlah pawang buaya, melainkan dukun kuda lumping jalanan.
"Mengaku punya kelebihan, indra keenam, sehingga membantu korban," kata Kapolsek Muara Jawa.
2 Korban Ditemukan
Dua korban keganasan buaya di Sungai Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kaltim, akhirnya ditemukan. Dua jenazah atas nama Arjuna dan Supriyanto ditemukan sekitar 10 meter dari tempat kejadian perkara (TKP), Dermaga Jeti Perahu, di Muara Jawa.
"Sudah ditemukan keduanya, kondisi mayat korban masih utuh, hanya ada beberapa luka di badannya," ucap Kapolsek Muara Jawa AKP Triyanto.
Triyanto menjelaskan, korban pertama atas nama Arjuna ditemukan mengambang berjarak 10 meter dari lokasi serangan buaya, pada Sabtu, 16 September 2017, pukul 00.45 Wita. Pada jenazah korban terdapat luka di sekitar area wajah dan tangan kanannya.
Adapun Supriyanto, ujar Triyatno, mengalami luka robek gigitan kaki kirinya berikut wajahnya. Kedua korban diduga meninggal dunia akibat kehabisan napas setelah diseret ke dalam sungai di Muara Jawa yang mencapai lima meter dasarnya.
Triyanto menduga, kedua jenazah itu adalah korban keganasan buaya muara yang kerap didapati sekitar wilayah tersebut. Sungai-sungai di Kutai Kartanegara, memang sudah terkenal keberadaan buaya air payau yang kerap menerkam ternak hingga manusia.
Saat ini, polisi sudah memulangkan kedua jenazah korban agar dikuburkan keluarga masing masing di Anggana dan Muara. Penyidik juga membentangkan garis polisi agar warga menjauhi lokasi serangan buaya terhadap manusia di Sungai Muara Jawa.
Advertisement