7 Kerja Paksa Aneh di Berbagai Bagian Dunia

Ada saja celah-celah kesempatan yang dipakai oleh perusahaan untuk melakukan eksploitasi parah terhadap para karyawan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 20 Sep 2017, 19:20 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 19:20 WIB
Mantan Budak
Sriev Kry membawa buah dari bunga teratai di provinsi Koh Thom, Phnom Penh, Kamboja, 25 April 2017. Sekarang Sriev Kry senang berada di rumah dan bersumpah dia tidak akan pernah meninggalkan keluarganya lagi. (AP Photo/Heng Sinith)

Liputan6.com, Jakarta - Laporan terkini PBB menyebutkan adan sekitar 40 juta orang yang hidup dalam perbudakan di seluruh dunia pada 2016.

Sejumlah hal yang termasuk dalam perbudakan adalah suasana dan upah kerja yang tidak layak ataupun tidak manusiawi.

Memang benar, banyak negara menyediakan standar tinggi bagi para pekerjanya, baik pekerja pria maupun wanita.

Tapi masih ada saja celah-celah kesempatan yang dipakai oleh perusahaan untuk melakukan eksploitasi parah terhadap para karyawan.

Di Indonesia pernah terlontar tuduhan perlakuan tidak pantas yang dilakukan oleh manajer-manajer pembuat sepatu suatu merk terkenal. Mereka dilaporkan kerap melempar sepatu ke arah buruh sambil menghina.

Ada beberapa lagi yang menendang dan menonjok buruh yang diduga tidak menunjukkan kinerja. Buruh yang protes langsung dipecat si tempat.

Di China, pabrikan Foxconn yang mengerjakan produk Apple di AS disorot karena tingginya angka bunuh diri para buruh.

Bukannya menelaah keadaan dan berusaha memperbaiki suasana kerja, pihak manajemen sekedar memasang jejaring penangkal bunuh diri di bangunan-bangunan mereka.

Masih banyak kejadian serupa di berbagai bagian dunia seperti diringkas dari Oddee pada Rabu (20/9/2017) berikut ini:

 

1. Buruh China Minum Air Jamban

(Sumber Daily Mail)

China mengalami kemajuan ekonomi luar biasa selama satu dekade belakangan ini, tapi bukan tanpa kisah mengerikan tentang eksploitasi dan kondisi kerja tak manusiawi.

Hampir 85 persen warga tinggal di kawasan pedesaan kebanyakan di antaranya hijrah ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Ternyata mimpi buruk menanti mereka. Banyak yang dipaksa kerja lembur tanpa pembayaran lebih atau bahkan dirampas hak azasi mereka.

Baru-baru ini beredar suatu video yang menayangkan para buruh sedang dipaksa minum air jamban sebagai bentuk hukuman.

Pihak berwenang telah menangkap satu orang terkait peristiwa ini dan manajer perusahaan menyatakan bahwa video itu dibuat untuk memberi motivasi agar para buruh bekerja lebih giat.

 

2. Penyiksaan Buruh Pakaian di India

(Sumber Reuters India/Danish Siddiqui)

India bukan hanya dikenal dengan banyak sumbangsihnya kepada dunia, tapi juga karena eksploitasi terhadap para buruh.

Dalam beberapa pabrik pakaian, para pekerja mengalami penyiksaan fisik dan mental dari para atasan. Mereka dihina di depan rekan-rekannya, apalagi jika tidak bisa mencapai ekspektasi tinggi yang sangat tidak masuk akal.

Banyak buruh hanya mendapat upah senilai 1 rupee untuk pekerjaan yang lebih dari 4 jam, bahkan tidak diberi kesempatan rehat minum atau toilet dengan alasan besarnya volume pekerjaan.

 

3. Pembatasan Hak Azasi Buruh di Belarus

(Sumber Solidarity Center)

Belarus adalah negara yang terletak di Eropa Timur dan secara internasional dikenal terkait kerja paksa tanpa upah selama jangka waktu yang cukup lama.

Kebanyakan buruh nyaris tidak mendapatkan apapun untuk pekerjaan mereka dan mereka bahkan tidak punya hak protes untuk meminta kondisi kerja yang lebih baik.

Para pekerja dilarang berserikat dan mendapat tekanan parah dari pemerintah.

Aturan kerja di negeri itu hanya menawarkan kontrak-kontrak temporer bagi para karyawan. Karena tidak ada kesepakatan kerja permanen, warga kehilangan hak untuk mendapat penghasilan jangka panjang.

 

4. Pekerja Peternakan Menggunakan Popok Dewasa

(Sumber Mercy for Animals)

Beberapa produsen ternak di Amerika Serikat (AS) kedapatan bersalah karena telah melarang rehat penggunaan toilet bagi karyawan selama dalam jam kerja.

Ketika pekerja meminta izin untuk rehat, mereka malah dihina di hadapan staf dan akhrinya dipaksa menggunakan popok orang dewasa.

Menurut laporan Oxfam America, para buruh "membatasi asupan cairan hingga pada tingkat bahaya, mereka merasa nyeri dan tidak nyaman sambil mengkhawatirkan kesehatan dan keamanan kerja.”

Kondisi kerja lebih menantang lagi bagi kaum wanita yang sedang mengalami menstruasi atau sedang hamil.

Nama-nama seperti Tyson Foods Inc., Perdue Farms Inc., Pilgrim's Pride Corp., dan Sanderson Farms telah disebut dalam laporan tersebut walaupun semua membantah tuduhan melakukan penyiksaan.

 

5. Mencungkil Mata Buruh di Samoa

(Sumber Peter Le)

Pada 2003, seorang pria Korea bernama Lee Kil-soo kedapatan bersalah terlibat dalam penyiksaan terhadap para karyawan.

Pabrik di Samoa itu mempekerjakan beberapa imigran dari Vietnam dan China. Mereka dipukuli dan dibiarkan kelaparan agar menjadi lebih efisien.

Buruh sebanyak 250 orang itu hanya digaji US$ 200 per bulan dan dipaksa tinggal dalam sebuah ruang yang bersisi 36 ranjang.

Ketika mereka mogok untuk memprotes perlakuan keji, para manajer pun mematikan listrik agar kehidupan buruh lebih merana lagi.

Seorang buruh wanita bernama Quyen Truong diseret di hadapan semua buruh lain dan matanya dicungkil menggunakan pipa plastik agar menjadi contoh bagi mereka yang tidak bekerja sebagaimana seharusnya.

Pabrik pakaian Daewoosa itu beroperasi di pulau wilayah AS tersebut dari 1998 hingga 2001 dan menjadi penghasil pakaian untuk Sears dan J.C . Penney.

Pabrik akhirnya ditutup dan Lee didakwa dengan beberapa pelanggaran hukum federal, termasuk kerja paksa, pemerasan, dan pencucian uang.

Pebisnis Korea Selatan itu dijatuhi hukuman penjara selama 40 tahun dan diwajibkan membayar US$ 1,8 juta sebagai ganti kerugian para buruh.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

6. Kecerobohan Maut Pembunuh Buruh di Bangladesh

(Sumber Radio Australia)

Sebuah jejaring pasar swalayan yang terkenal dengan kondisi kerja yang tidak aman menjadi pusat perhatian setelah salah satu pabrik mereka di Bangladesh mengalami kebakaran.

Sebanyak 112 buruh terjebak dalam kobaran api, sementara bangunan itu runtuh. Mereka yang selamat mengatakan bahwa pintu-pintu keluar dikunci dan tidak satupin alat pemadam api yang bekerja semestinya.

Ketika alarm berbunyi, pihak manajemen memerintahkan agar para buruh terus bekerja.

Insiden itu memicu kemarahan di kalangan pebisnis retail seluruh dunia dan diciptakanlah perjanjian untuk mencegah agar tragedi serupa tidak terulang lagi.

Sayangnya, perusahaan yang bermasalah itu menolak terlibat dalam perjanjian dan menyatakan lebih ingin melakukan inspeksi khusus secara mandiri.

 

7. Pegawai Pemerintah India Memakai Helm

(Sumber Nagar Prabha)

Para pegawai di kantor pemerintah Bihar, India, harus memakai helm di tempat kerja karena bangunan tempat kerjanya memiliki kondisi yang sangat buruk.

Para pegawai khawatir kalau-kalau atap bangunan runtuh kapan saja. Atap itu terbukti bocor dan selama bertahun-tahun sudah mengalami pembiaran tanpa perbaikan.

Para tamu yang memasuki bangunan pun diminta mengenakan helm seandainya atap itu runtuh.

Menurut sejumlah pihak, ketidakpedulian pemerintah sudah keterlaluan. Jika pemerintah saja tidak peduli dengan pegawai kantornya, bagaimana warga bisa berharap negerinya bisa maju?

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya