Liputan6.com, Kuala Lumpur - Persidangan kasus pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong- un, kembali di gelar di Kuala Lumpur pada Rabu 11 Oktober 2017 waktu setempat.
Kali ini, pengadilan memutar rekaman video CCTV Bandara Kuala Lumpur yang menunjukkan detik-detik ketika kedua pelaku, Siti Aisyah dan Doan Thi Huong, mengoleskan apa yang diduga sebagai racun VX Nerve Agent ke wajah korban. Demikian seperti dilansir Associated Press, Rabu (11/10/2017).Â
Pengadilan juga memutar rekaman sesudah dan sebelum kejadian, serta video lain yang berkaitan.
Advertisement
Dalam video yang merekam detik-detik kejadian, terlihat Kim Jong-nam tiba di anjungan keberangkatan Bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari pagi waktu setempat.
Sesaat kemudian, seorang perempuan, yang diidentifikasi oleh pengadilan sebagai Doan Thi, menghampiri dari belakang dan menempatkan kedua tangannya pada wajah Kim, kemudian melarikan diri.
Video itu tidak memperlihatkan Siti Aisyah turut terlibat melakukan penyerangan.
Baca Juga
Namun, petugas polisi, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz yang hadir sebagai saksi, mengidentifikasi perempuan WNI itu sebagai salah satu orang yang ikut melarikan diri dari lokasi kejadian ke arah yang terpisah dari Doan Thi.
Wan Azirul melanjutkan, sikap Doan Thi dalam video itu menunjukkan gelagat yang agresif. Ia juga tidak terlihat meminta maaf kepada Kim usai menempatkan kedua tangannya pada wajah Kim.
Padahal, pada video lain yang menunjukkan aksi serupa pada orang yang berbeda, perempuan Vietnam itu nampak meminta maaf kepada sasarannya. Video tertanggal 11 Februari itu turut diputar dalam persidangan.
Video rekaman 11 Februari itu digambarkan oleh saksi sebagai 'sesi latihan' untuk aksi serupa, yang akan dilakukan para tersangka kepada Kim Jong-nam pada dua hari berikutnya.
Kembali ke video 13 Februari, rekaman menunjukkan kedua perempuan itu, secara terpisah, menunjukkan mereka segera menuju ke toilet yang berbeda. Wan Azirul bersaksi, tangan mereka berada dalam posisi normal setelah meninggalkan toilet.
Wan Azirul juga mengatakan, ada toilet di lantai tempat serangan terjadi, namun para wanita itu pergi ke toilet lantai bawah.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, jaksa berpendapat, Siti dan Doan Thi tahu bahwa mereka harus menangani efek racun saat itu.
Sedangkan saksi persidangan, Wan Azirul berpendapat, "Dia (Doan Thi) nampak gugup. Menurut pengamatan saya, Doan Thi telah diberi tahu dan mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Meski terlihat panik, ia tahu apa yang harus dilakukan."
Pengacara kedua tersangka berargumen, Doan Thi dan Siti telah dimanipulasi oleh agen Korea Utara. Agen itu menipu mereka hingga memercayai bahwa aksi tersebut merupakan lelucon yang tidak berbahaya untuk sebuah program reality show televisi.
Â
Sesudah dan Sebelum Kejadian
Rekaman video keamanan itu juga menelusuri gelagat Kim Jong-nam usai kejadian. Pria itu nampak mengucek mata dan mengusap wajahnya saat bertemu dengan petugas polisi.
Kemudian ia nampak terhuyung saat berjalan bersama seorang petugas ke klinik medis bandara. Setelah itu Kim terlihat didorong dengan kursi roda oleh petugas medis menuju klinik.
Rekaman video juga menunjukkan, usai dari toilet, kedua perempuan itu nampak pergi menuju anjungan taksi.
Doan Thi tiba lebih dulu, disusul oleh Siti kemudian. Keduanya lantas menaiki salah satu taksi yang nampak menunggu para perempuan tersebut.
Pengadilan juga memutar video yang merekam aktivitas kedua perempuan sebelum kejadian. Dalam dokumentasi itu nampak seakan bahwa Doan Thi dan Siti tak mengenal satu sama lain. Demikian seperti dikutip dari AP.
Cuplikan video menunjukkan Doan Thi yang tengah membeli voucher taksi di bandara, dua jam sebelum melakukan aksinya terhadap Kim Jong-nam.
Sementara Siti, dalam rekaman video yang berbeda, terlihat bertemu dengan seorang pria tak dikenal, di sebuah kafe dekat tempat kejadian, 45 menit sebelum Doan Thi melakukan aksinya terhadap Kim.
Pria misterius itu mengenakan topi baseball dan kaca mata hitam sambil menjinjing kantung plastik putih. Ia kemudian memasang ponselnya pada sebuah tongkat swafoto di atas meja sebelum Siti tiba.
Setelah keduanya bertemu, mereka bercengkerama dan minum. Tepat sebelum Siti pergi, pria itu memberikan sebuah tiket kepadanya. Wan Azirul kemudian mengidentifikasi tiket tersebut sebagai voucher taksi.
Hakim, pengacara, dan kedua tersangka dijadwalkan akan mengunjungi TKP pekan depan.
Advertisement