Tak Bisa Makan Selama 3 Tahun, Gadis Ini Idap Kelainan Genetik

Gadis itu mengalami kondisi yang disebut sindrom ehlers danlos (EDS), yang mempengaruhi jaringan ikat dalam tubuh.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Nov 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 20:00 WIB
Ilustrasi sakit (iStock)
Ilustrasi sakit (iStock)

Liputan6.com, London - Seorang remaja putri asal Inggris bernama Ylena Green harus menerima kenyataan hidup. Selama tiga tahun terakhir, gadis berusia 17 tahun itu tak dapat merasakan kelezatan makan kesukaanya.

Dilansir dari laman Mirror.co.uk, Jumat (3/11/2017), Ylena mengalami kelainan genetik ketika menginjak umur 14 tahun. Ia tak bisa menelan makanan yang masuk ke dalam mulut.

Gadis itu mengalami kondisi yang disebut sindrom ehlers danlos (EDS), yang memperngaruhi jaringan ikat dalam tubuh.

Sindrom ehlers danlos adalah gangguan turunan yang mempengaruhi jaringan ikat. Seseorang yang mengalami permasalahan ini biasanya memiliki persendian yang terlalu fleksibel.

Dalam kondisi ini, Ylena masih dapat mencicipi rasa makanan. Akan tetapi, jumlah yang masuk tak bisa banyak. Apabila ia memasukkan makanan ke dalam mulut, maka perut dan ususnya tak dapat mencerna makanan.

Apabila sudah seperti ini, tak ada nutrisi yang akan masuk ke dalam tubuh. Demi memenuhi asupan makanan, Ylena diberi makanan berupa infus yang langsung menuju jantung.

Setelah diterima, jantung akan memompa nutrisi cair ke aliran darahnya. Akibat dari sindrom ini, penderita akan memiliki permasalahan dengan sendi yang begitu fleksibel. Ylena sendiri dapat memutarkan kepalanya hingga 110 derajat.

Jika dilakukan terus menerus, hal tersebut dapat menyebabkan patah pada leher bahkan kematian.

Kondisi Ylena semakin hari semakin memprihatinkan. Kini ia hanya dapat berbaring di ranjang dan membutuhkan perawatan intensif selama 24 jam.

 

Harus Menjalani Operasi

Dengan kondisi yang kian parah, dokter menyarankan agar Ylena di operasi. Jika tidak, mereka tak yakin Ylena dapat bertahan hidup atau tidak.

Martin Green, ayah dari Ylena mengatakan prosedur operasi yang harus dijalani anaknya cukup rumit dan belum ada di Inggris. Selain itu, dokter atau ahli bedah yang konsen akan urusan ini hanya ada dua orang.

Selain itu, biaya operasi terbilang mahal. Membutuhkan dana sekitar 90 ribu pound sterling atau setara dengan Rp 1,5 miliar.

"Mulanya, putri saya menjalani kehidupan normal seperti anak-anak lainnya. Tapi kini berbeda, ia seperti tinggal di penjara. Ini bukan kehidupan yang layak untuk remaja seusianya," pungkas Martin.

"Ylena berharap dapat menjalani operasi sebelum ulang tahunnya pada Februari 2018," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya