Liputan6.com, Tunis - KBRI Tunisia bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Tunisia dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia, ikut meramaikan bazar diplomatik yang diadakan oleh Le Groupe des Conjoints des Chefs de Mission Diplomatique et de Représentants des Organisations Internationales Accréditées en Tunisie (GC-CMD ROI Tunisie). Acara itu digelar di ibu kota Tunis pada Minggu, 19 November 2017.
Dikutip dari rilis resmi Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu (22/11/2017), bazar diplomatik ini merupakan kegiatan amal yang diadakan setiap tahun di Tunisia. Acara ini terakhir diselenggarakan pada 2014, dan sempat terhenti selama dua tahun setelahnya.
Seluruh hasil penjualan dalam bazar akan disumbangkan pada badan amal yang ditunjuk oleh panitia. Pada acara tahun ini, KBRI Tunisia menyumbangkan sebanyak 150 porsi makanan.
Advertisement
Stand kuliner Indonesia yang dikelola oleh DWP Tunisia tampak ramai oleh pengunjung dari pagi sampai menjelang berakhirnya acara. Penganan seperti nasi goreng, siomay, risol, martabak, wajik, dan kudapan khas Indonesia lainnya habis terjual.
Selain itu, para pengunjung juga tertarik untuk membeli produk kerajinan Indonesia seperti syal batik, kemeja batik, kipas, hingga barang hasil anyaman seperti tas dan dompet.
PPI Tunisia ikut memeriahkan acara, dengan mempertunjukan tarian budaya seperti Lenggang Nyai, Maumere dan Poco-Poco. Para pengunjung tampak antusias melihat penampilan para mahasiswa Indonesia, hal itu terlihat dari banyaknya penonton anak-anak yang ikut bergoyang bersama. Sambutan meriah turut diberikan setelah pertunjukan berakhir.
Kerja Sama Demokrasi Indonesia-Tunisia
Hubungan bilateral Indonesia-Tunisia pada tahun ini memang semakin menguat.
Pada Oktober 2017, kedua negara mengadakan pertemuan Sidang Komisi Bersama (SKB), dilaksanakan back to back dengan pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) pertama di luar Bali, yaitu BDF-Chapter Tunis.
Dipilihnya Tunisia sebagai mitra Indonesia untuk melaksanakan pertemuan pertama BDF diluar Bali, mengingat Tunisia merupakan satu-satunya negara Arab Spring yang berhasil melakukan transformasi penuh kepada demokrasi, dengan dilakukannya pemilu secara damai, bebas dan terbuka pada tahun 2014.
Menteri Luar Negeri kedua negara mengharapkan, BDF-Chapter Tunis dapat memberikan forum untuk melakukan tukar pikiran dan pengalaman mengenai demokrasi khususnya homegrown democracy.
Retno Marsudi selaku Menlu RI menyampaikan, bahwa Tunisia menjadi mitra penting dalam mempromosikan dan membangun demokrasi di kawasan. "Saya percaya bahwa Tunisia akan terus memainkan peran penting dalam mempromosi demokrasi dan stabilitas di Timur Tengah," tutur Menlu Retno.
Selain kerja sama demokrasi, upaya peningkatan kerja sama ekonomi menjadi perhatian dalam SKB. Beberapa langkah yang disepakati untuk meningkatkan nilai perdagangan termasuk, mempercepat proses dimulai perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) dan memperkuat interaksi antara pengusaha, termasuk interaksi antara kamar dagang kedua negara.
Menlu Retno juga menyampaikan beberapa upaya kerja sama lainnya, seperti di bidang investasi, industri pupuk, dan penanggulangan terorisme.
Advertisement