ISIS Kalah, Sebagian Pasukan Rusia di Suriah Akan Dipulangkan

Rusia dan Suriah mengklaim bahwa pertempuran melawan ISIS berujung kemenangan di pihak mereka.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Des 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 11 Des 2017, 20:40 WIB
Presiden Suriah Bashar al-Assad bertemu kembali Vladimir Putin sejak kali terakhir mereka bertatap muka pada 2015
Presiden Suriah Bashar al-Assad bertemu kembali Vladimir Putin sejak kali terakhir mereka bertatap muka pada 2015 (Mikhail Klimentyev, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Sanaa - Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan penarikan sebagian pasukan Rusia dari Suriah. Hal ini diumumkannya dalam sebuah kunjungan mendadak ke Sanaa pada hari Senin waktu setempat.

Seperti dilansir BBC pada Senin (11/12/2017) yang mengutip kantor berita Interfax, Putin yang tiba di pangkalan udara Hmeimim, Provinsi Latakia, yang dioperasikan oleh Rusia disambut langsung oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sebelumnya, pada Maret 2016, Putin telah mengumumkan bahwa ia berencana untuk menarik pulang sebagian besar pasukan Rusia yang berada di Suriah.

Orang nomor satu di Negeri Beruang Merah itu juga dijadwalkan akan melakukan pembicaraan dengan Mesir dan Turki.

"Saya perintahkan Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Umum untuk mulai menarik pasukan Rusia ke markas permanen mereka," terang Putin seperti dilansir kantor berita RIA Novosti.

"Saya telah mengambil keputusan: bagian penting dari kontingen pasukan Rusia yang berada di Suriah akan kembali ke Rusia," imbuhnya.

Putin mengatakan, jika "teroris kembali muncul", Rusia akan "melancarkan serangan yang belum pernah mereka lihat".

"Kami tidak akan pernah melupakan korban dan kerugian yang diderita dalam perang melawan teror baik di Suriah maupun di Rusia," tutur Putin.

Rusia pertama kali meluncurkan serangan udara ke Suriah pada September 2015. Itu merupakan intervensi terbesar Moskow dalam beberapa dasawarsa di Timur Tengah.

Kebijakan Rusia tersebut dianggap menjadi penyokong utama bertahannya rezim Assad sekaligus secara dramatis meningkatkan pengaruh Moskow di Timur Tengah.

Menang Lawan ISIS

Klaim kemenangan atas ISIS sebenarnya sudah muncul pada November lalu saat Putin dan Assad bertemu di Sochi, Rusia pada Senin 20 November. Itu merupakan pertemuan pertama keduanya sejak Oktober 2015.

Dalam pertemuan tersebut, Putin melontarkan pujian terhadap Assad dan perjuangannya dalam melawan ISIS.

"Suriah berjuang dalam perang melawan teroris... rakyat Suriah mengalami cobaan yang sulit dan secara bertahap mendekati putaran akhir dari serangan teroris yang tak terelakkan," demikian pernyataan Putin yang dilansir kantor berita Sputnik seperti Liputan6.com kutip dari CNN.

ISIS, sebuah kelompok teroris yang telah memperluas penolakannya terhadap Assad dan pemerintah Irak belum lama ini dikabarkan mengalami kerugian besar menyusul jatuhnya sejumlah kota yang mereka kuasai, termasuk Raqqa. Wilayah yang dijuluki ibu kota ISIS tersebut jatuh bulan lalu.

Jatuhnya ISIS dimungkinkan akibat serangan pasukan Suriah. Selain itu, serangan pasukan Barat yang mendukung pertempuran pasukan Kurdi, Demokratik Suriah dan kelompok milisi Arab lainnya di medan darat juga membantu mengalahkan ISIS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya