Liputan6.com, Miami - Para periset mengungkapkan, gletser yang terkubur kini telah terlihat di Mars. Fenomena ini memberikan petunjuk baru tentang jumlah air yang dapat diakses di Planet Merah itu. Selain itu, gletser itu juga menunjukkan keberadaan pasti sumber air.
Meskipun es telah lama diketahui ada di Mars, pemahaman mendalam mengenai penemuan lokasinya merupakan hal penting bagi penjelajah manusia di masa depan, kata laporan di jurnal Science.
"Astronot pada dasarnya hanya bisa pergi ke sana dengan membawa ember dan sekop untuk mendapatkan air yang mereka butuhkan," ujar penulis Shane Byrne dari University of Arizona Lunar and Planetary Laboratory di Tucson, Arizona, Amerika Serikat, dilansir Channel News Asia, Jumat (12/1/2018).
Advertisement
Sebanyak delapan situs es, yang dalamnya mencapai satu meter di bawah permukaan atau bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 meter, dinyatakan telah terkena erosi. Bekas erosi ini terlihat mirip dengan es murni.
Penemuan tersebut terkuak setelah pesawat luar angkasa Mars Reconnaissance Orbiter (MRO), yang diluncurkan pada tahun 2005, mengirimkan gambar dan data kepada para peneliti.
Â
Â
Penyebaran Es
Tapi sekarang, para ilmuwan menyadari bahwa es tersebut telah menyebar luas dari perkiraan sebelumnya, kata pemimpin penelitian Colin Dundas, yang juga merupakan seorang ahli geologi dari US Geological Survey di Flagstaff, Arizona.
"Ada lapisan es di bawah tanah yang dangkal, sekitar sepertiga permukaan Mars. Penemuan ini mencatat sejarah baru," katanya.
Peneliti mengatakan, es tersebut berisi gumpalan dan variasi warna. Ini menunjukkan, es dibentuk dari lapisan demi lapisan, mungkin seperti akumulasi salju dari waktu ke waktu yang menyebabkan lapisan es.
Mereka percaya bahwa es terbentuk baru-baru ini, karena situs tersebut tampak mulus di permukaan dan tidak tersentuh kawah. Tapi cara dan waktu terbentuknya es masih belum jelas.
Tebing-tebing tersebut terletak di belahan bumi utara dan selatan Mars, dengan garis lintang 55 sampai 58 derajat. Apabila di Bumi, serupa dengan Skotlandia atau ujung Amerika Selatan.
Namun, wilayah tersebut tidak terlalu berbahaya seperti kutub, dan jika sampel dapat dibor dari salah satu gletser, para periset dapat belajar banyak tentang iklim Mars dan potensi kehidupan di planet tetangga Bumi.
NASA berencana untuk mengirim penjelajah manusia pertama ke Mars pada tahun 2030-an.
Â
Advertisement