NASA: Planet Mars Ternyata Punya 'Ekor'

Proses terciptanya ekor magnetik itu juga berperan dalam penggerusan atmosfer Mars yang memang sudah tipis.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 22 Okt 2017, 20:24 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2017, 20:24 WIB
Ekor planet Mars (0)
Ilustrasi ekor magnetik di planet Mars. Garis-garis kuning melambangkan medan magnet. (Sumber NASA/Goddard Space Flight Center/University of Colorado/Anil Rao)

Liputan6.com, Greenbelt - Kejutan, baru-baru ini NASA mengungkapkan bahwa Planet Mars sebenarnya mempunyai 'ekor'. Akan tetapi, tampilan seperti ekor magnetik di belakang planet merah tidak terlihat dengan mata biasa.

Selama ini kita sudah mengetahui bahwa Planet Venus dan Bumi diketahui memiliki ekor magnetik seperti itu. Bedanya, ekor yang ada di Planet Mars lebih kompleks.

Menurut data yang dikumpulkan oleh wahana Mars Atmosphere and Volatile Evolution Mission (MAVEN) milik NASA, proses terciptanya ekor magnetik itu juga berperan dalam penggerusan atmosfer Mars yang memang sudah tipis.

Planet Mars kehilangan medan magnetik globalnya pada jutaan tahun lalu, tapi beberapa bagian permukaan planet masih mengandung 'fosil' medan-medan magnet peninggalan masa lalu.

Dikutip dari Daily Mail pada Minggu (22/10/2017), Gina DiBraccio ilmuwan proyek di Goddard Space Flight Center, Greenbelt, Maryland, mengatakan, "Kami mendapati bahwa ekor magnetik Mars – atau magnetotail – hanya ada satu-satunya dalam tata surya kita."

"Tidak seperti magnetotail yang ditemukan di Venus, yaitu suatu planet yang tidak memiliki medan magnetnya sendiri, tidak juga seperti Bumi yang diselimuti medan magnet sendiri yang dibangkitkan dari dalam."

"Sebenarnya, (ekor di Mars) adalah gabungan (hibrida) keduanya."

Menurut para pakar, sifat tersebut disebabkan oleh proses yang mereka sebut 'rekoneksi magnetik'.

Dalam proses itu, medan-medan magnet dari angin matahari bergabung dengan sisa-sisa medan magnet di permukaan planet.

Akan tetapi, proses yang sama juga bisa mendesak atmsofer tipis planet itu ke angkasa.

Karena lapisan atas atmosfer Mars mengandung ion-ion (partikel-partikel bermuatan) yang mengalir sepanjang garis medan magnetik, maka proses rekoneksi membentuk suatu 'lintasan ke angkasa' melalui magnetotail tersebut.

Proses itu melepaskan energi, mirip seperti ketika energi dilepaskan saat rentangan karet gelang mengkerut kembali ke ukuran semula.

 

Kecocokan dengan Data

Ilustrasi perbandingan terpaan angin matahari pada planet Mars (kiri) dan planet Bumi (kanan). (Sumber NASA via phys.org)

Menurut DiBraccio, "Model kami memprediksi bahwa rekoneksi magnetik akan menyebabkan ekor magnetik Mars membelok 45 derajat dari yang diduga berdasarkan arah medan magnetik yang dibawa oleh angin matahari."

"Ketika kami membandingkan prediksi-prediksi itu dengan data MAVEN terkait arah medan magnet Mars dan angin matahari, ternyata cocok."

Wahana MAVEN mengorbit Mars untuk membantu para ilmuwan lebih mengerti penyebab planet itu kehilangan atmosfer dan air.

Temuan baru itu diajukan di Utah dalam pertemuan tahunan ke-49 Division for Planetary Sciences, bagian dari American Astronomical Society.

Selain tentang menipisnya atmosfer, para peneliti juga mengamati dampak rotasi Mars terhadap ekor magnet ketika dikombinasi dengan angin matahari.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya