Liputan6.com, Nanchang - Lazimnya, setiap pekerja akan menerima gaji dalam bentuk uang. Upah itu mereka dapat setelah menunaikan kewajiban. Namun, ada hal unik yang terjadi di Nanchang, China.
Dikutip dari laman South Morning China Post, Senin (22/1/2018), para pekerja di sebuah pabrik menerima gaji mereka dalam bentuk batu bata.
Ada sekitar 30 pekerja di pabrik batu bata yang mengaku belum menerima upah mereka. Jika ditotal, pihak pabrik batu bata berhutang 900 ribu yuan atau setara dengan Rp 1,86 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Awalnya, pihak pekerja menuntut agar segera dibayarkan gaji-gaji mereka. Hingga akhirnya didapatkanlah sebuah kesepakatan untuk menerima upah dalam bentuk batu bata.
Meski demikian, tak semua gaji dibayar dengan batu. Sebagian kecilnya dibayar menggunakan uang tunai.
Hingga saat ini, ada sekitar 290.000 buah batu bata yang mereka berikan kepada pekerja. Jika ditotal, jumlah batu bata itu bernilai 80 ribu yuan atau setara dengan 165 juta.
Jumlah tersebut sebetulnya tak menutup seluruh hak pekerja. Namun, pihak pabrik berjanji akan melunasi seluruh gaji karyawannya, meski tak disebut kapan tepatnya.
Selain tak tahu kapan, pihak pabrik pun tak menjelaskan apakah utang-utang itu akan dibayar semua dengan batu bata juga.
Pajang Wajah Warga yang Enggan Bayar Utang
Tak dapat dimungkiri, menagih utang seseorang adalah hal yang sangat sulit. Beribu alasan akan mereka utarakan agar penagih terus memberikan waktu tambahan.
Jika pabrik di Nanchang masih punya niat untuk bayar utang, maka beda dengan hal yang satu ini.
Dikutip dari laman Daily Mail, untuk membuat pihak yang berutang jera, Pemerintah Kota Xi'an, China, membuat cara yang tak biasa.
Otoritas di wilayah tersebut sengaja memajang wajah dan nama warga yang enggan melunasi utang. Nama dan wajah mereka sendiri dipasang di beberapa reklame besar di pinggir jalan.
Wajah dan nama pihak yang berutang akan dipajang di reklame yang tersebar di 13 distrik kota Xi'an, China.
Pemerintah pun tak hanya memasang sekedar reklame. Namun, papan pengumuman itu diletakkan di lokasi stategis yang banyak dilalui oleh masyarakat.
Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 400 warga yang data diri dan wajahnya dipajang.
Meski hal itu sudah dilakukan, otoritas setempat belum menjelaskan langkah apa yang harus mereka ambil apabila orang-orang tersebut masih belum melunasi kewajibannya.
Kota Xi'an sendiri merupakan ibu kota dari provinsi Shaanxi yang terletak di China bagian tengah. Kota tersebut dihuni oleh jutaan warga dan dikenal sebagai kota pahlawan.
Advertisement