Liputan6.com, London - Para ilmuwan mengusulkan cara baru untuk mengetahui keberadaan alien di alam semesta. Konon, cara tersebut bisa menambah pengetahuan mengenai jejak kehidupan lain di luar Bumi.
Dilansir dari laman Independent.co.uk pada Kamis (25/1/2018), beberapa lembaga antariksa, termasuk NASA, telah aktif merancang berbagai teknologi terkini untuk mempelajari alam semesta, seperti teleskop James Webb misalnya. Teleskop ini telah memberi banyak informasi mengenai susunan planet di luar tata surya selama kurang lebih satu dekade terakhir.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini, ilmuwan cenderung mencari keberadaan oksigen pada atmosfer planet-planet yang diteliti. Beberapa telah menunjukkan bukti keberadaannya, walaupun kebanyakan data yang ditemukan tidak lebih dari fosilnya.
Namun, hal tersebut dianggap mulai dapat memberikan gambaran mengenai kemungkinan adanya kehidupan alien di luar tata surya. Oksigen dianggap sebagai kata kunci karena selalu berkaitan dengan keberadaan jejak air, zat yang berkaitan dengan eksistensi kehidupan.
"Fokus penelitian ini bertujuan untuk menemukan petunjuk besar selanjutnya, yaitu bio-signature, suatu instrumen kompleks yang menjadikan oksigen sebagai salah satu energi pembentuknya," jelas Joshua Krissansen-Totton, salah seorang anggota kelompok ilmuwan terkait.
Hal itu diharapkan membentuk 'platform pendeteksi kehidupan' unik yang mampu menganalisis contoh tanah untuk mengetahui tanda-tanda aktivitas biologis yang memungkinkan dugaan adanya kehidupan alien. Metode tim tersebut sebelumnya telah diuji di kawasan Arktik Kanada, karena iklimnya mampu berikan kondisi terbaik untuk penciptaan reaksi bio-signature.
Mikroba Jadi Kunci
Pendekatan lain yang dilakukan oleh ilmuwan dalam meneliti keberadaan alien adalah melalui mikroba.
Seperti yang ditemukan di permukaan Antarktika dan planet Mars, dua ekosistem yang memiliki selisih suhu yang tidak jauh berbeda, mikroba dapat hidup hanya dengan mengandalkan energi dari atmosfer di sekitarnya, tulis temuan ilmiah terkait yang dimuat di jurnal Nature akhr 2017 lalu.
Tujuannya sederhana, yakni berupaya mengetahui bagaimana mikrokopis bisa betahan di lingkungan ekstem.
Sebanyak hampir dua lusin mikroba ditemukan dalam penelitian yang dilakukan di Antartika. Dua di antaranya belum penah tercatat dalam sejarah ilmu pengetahuan, yakni AD3 dan WPS-2.
Kedua mikroba tersebut diketahui mampu bertahan hidup dengan cara mengesktrak energi dari hydrogen, karbon monoksida dan karbondioksida yang berteberaran di udara.
Selain itu, AD3 dan WPS-2 diketahui memiliki gen kunci yang memungkinan mereka memiliki afinitas tinggi terhadap hydrogen dan karbon monoksida. Adapun definisi afinitas adalah aktivitas menyedot jejak gas yang dibutuhkan di udara, dan dengan cepat diubah menjadi energi.
Advertisement