128 Negara Ini Dianggap Musuh Donald Trump, Termasuk Indonesia

Donald Trump menyebut, 128 negara yang melawan langkahnya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel adalah musuh Amerika Serikat.

oleh Elin Yunita KristantiRizki Akbar Hasan diperbarui 01 Feb 2018, 22:42 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2018, 22:42 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Kongres AS saat menyampaikan pidato State of the Union (30/1/2018) (AP PHOTO)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Kongres AS saat menyampaikan pidato State of the Union (30/1/2018) (AP PHOTO)

Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump menyampaikan pidato kenegaraan resmi "State of the Union" pertamanya sebagai Presiden Amerika Serikat pada Selasa 30 Januari 2018 lalu.

Sang Presiden AS yang diharapkan akan tampil sebagai sosok pemersatu, justru mengeluarkan kalimat permusuhan. Ia menyebut, 128 negara yang melawan langkahnya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel adalah "musuh Amerika Serikat".

Seperti dikutip dari media Inggris, Independent, Kamis (1/2/2018), Donald Trump mengatakan, negara-negara yang tak berada di pihaknya telah melawan hak dan kedaulatan Amerika Serikat.

"Puluhan negara memberikan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan hak kedaulatan Amerika untuk membuat keputusan ini (mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel)," kata dia dalam pidatonya.

"Pada 2016, pembayar pajak AS dengan murah hati mengirimkan bantuan ke negara-negara itu, yang jumlahnya lebih dari US$ 20 miliar dalam setahun."

Donald Trump menambahkan, ia meminta Kongres untuk mengeluarkan undang-undang yang memastikan setiap dolar yang dikeluarkan AS akan mendukung kepentingan Negeri Paman Sam. "Agar uang tersebut diberikan pada teman-teman, bukan musuh-musuh AS."

Tak lama kemudian, dalam tarikan napas yang sama, Donald Trump menyatakan hal yang bertolak belakang. Dia mengatakan, AS akan terus memperkuat "persahabatan di seluruh dunia."

Saksikan video menarik berikut ini:

128 Negara yang dianggap Musuh AS

Donald Trump dan Netanyahu Bahas Ulang Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat bertemu di sela Forum Ekonomi Dunia, Davos (25/1). (AP Photo / Evan Vucci)

Pada Kamis 21 Desember 2017, 128 negara memutuskan untuk menentang keputusan Donald Trump.

Donald Trump memang kalah telak pada ajang sidang darurat Majelis Umum PBB itu.

Dari 193 negara anggota PBB, sebanyak 128 negara menolak keputusan Amerika Serikat terkait pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Sementara itu, 9 negara setuju dan 35 lainnya memilih abstain.

Selain Israel dan AS, tujuh pembela Amerika lainnya adalah negara kecil. Kebanyakan berada di Pasifik. Mereka adalah Honduras, Guatemala, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru, Palau, Togo.

Sementara, sejumlah sekutu dekat Amerika Serikat seperti Inggris juga menentang. Indonesia juga masuh daftar negara yang dianggap "musuh" oleh Donald Trump.

Sebelum voting di Majelis Umum PBB, Donald Trump mengeluarkan ultimatum: barang siapa bernyali menjegal keputusannya, untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, akan mendapatkan murka Sang Presiden Amerika Serikat.

"Biarkan mereka memilih untuk melawan. Kita justru akan banyak menghemat. Jangan pedulikan," kata Trump dalam rapat kabinet terakhir yang digelar pada tahun 2017, seperti dikutip dari BBC.

Ia mengancam akan menarik bantuan senilai miliaran dolar untuk negara-negara yang menentang keputusannya.

Sebelumnya, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley berkoar bahwa ia akan "mencatat" negara-negara mana saja yang mendukung lahirnya resolusi tersebut. Kata-kata itu diungkapkannya setelah menderita kekalahan telak di Dewan Keamanan PBB.

AS memveto rancangan resolusi soal Yerusalem di Dewan Keamanan PBB. Dari 15 total anggota DK PBB, hanya Amerika satu-satunya negara yang bersikukuh mempertahankan klaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Skor akhir 1 melawan 14.

Sejumlah negara anggota Dewan Keamanan PBB seperti Rusia, China, dan Prancis menolak kebijakan AS. Pun dengan dua sekutu dekat Washington DC, Jepang dan Inggris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya