Liputan6.com, Abidjan: Setidaknya 1.650 pasukan Prancis yang dilengkapi kendaraan lapis baja dan helikopter menyerang kediaman Presiden Pantai Gading terguling, Laurent Gbagbo, Senin (11/4). Seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya mengatakan, suara tembakan dari senjata mesin sempat terdengar. Hal itu membuat suasana di kota utama Pantai Gading, Abidjan, kian mencekam.
Prancis juga sempat melancarkan serangan udara di atas kediaman Gbagbo. Serangan itu bertujuan menghancurkan senjata berat yang digunakan terhadap warga sipil.
Penyerangan ini berdasarkan pengumuman dari Alassane Ouattara, Presiden Pantai Gading yang sah dan diakui internasional. Ouattara menyatakan tempat tinggal Gbagbo akan dikepung dan diserang sebagai langkah awal untuk memulihkan kehidupan di Pantai Gading.
Namun, Gbagbo bersama dengan 1.000 pengawal setianya melancarkan serangan balasan. Seorang saksi yang juga orang setia Gbagbo mengakui serangan udara itu menghancurkan sebagian kediaman Gbagbo. Ia menuduh Prancis mencoba membunuh presiden terguling berusia 65 tahun itu.(BOG/Xinhua)
Prancis juga sempat melancarkan serangan udara di atas kediaman Gbagbo. Serangan itu bertujuan menghancurkan senjata berat yang digunakan terhadap warga sipil.
Penyerangan ini berdasarkan pengumuman dari Alassane Ouattara, Presiden Pantai Gading yang sah dan diakui internasional. Ouattara menyatakan tempat tinggal Gbagbo akan dikepung dan diserang sebagai langkah awal untuk memulihkan kehidupan di Pantai Gading.
Namun, Gbagbo bersama dengan 1.000 pengawal setianya melancarkan serangan balasan. Seorang saksi yang juga orang setia Gbagbo mengakui serangan udara itu menghancurkan sebagian kediaman Gbagbo. Ia menuduh Prancis mencoba membunuh presiden terguling berusia 65 tahun itu.(BOG/Xinhua)