Mengapa Gaun Pernikahan Berwarna Putih? Ini Asal-usulnya

Pernahkah kamu berpikir dari mana asal penggunaan warna putih dalam gaun pernikahan? Ternyata hal tersebut tak terlepas dari Ratu Victoria dari Inggris.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Mar 2018, 19:42 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2018, 19:42 WIB
Kate Middleton di hari pernikahannya
Kate Middleton di hari pernikahannya (AFP)

Liputan6.com, London - Menurut majalah Brides, 93 persen pengantin memilih gaun warna putih pada hari pernikahannya, tak terkecuali di Indonesia. Lalu, pernahkah kamu berpikir dari mana asal penggunaan warna putih dalam gaun pernikahan?

Pada 1406, Philippa of England yang merupakan anak perempuan dari Henry IV menggunakan gaun putih saat menikah dengan Eric dari Pomerania.

Mary, Ratu Skotlandia, juga memilih gaun berwarna putih saat menikah dengan suami pertamanya, Francis, pada 1559. Pilihan Mary pun menuai kontroversi. Pasalnya, kala itu gaun pernikahan keluarga kerajaan dan orang terpandang biasanya berwarna hitam atau bahkan merah.

Putih, saat itu, merupakan warna yang digunakan oleh para perempuan yang sedang berkabung. Demikian seperti dikutip dari The Vintage News, Rabu (21/3/2018).

Akan tetapi, gaun pernikahan berwarna putih baru benar-benar mendapat perhatian kala Ratu Victoria menikah dengan sepupunya, Albert of Saxe-Coburg and Gotha, pada 10 Februari 1840.

Sama seperti pendahulunya, pilihan gaun berwarna putih menjadi hal yang tak biasa, karena gaun berwarna lebih populer pada saat itu.

 

Saksikan Video Gaun Pernikahan di Bawah Ini:


Kepopuleran Gaun Pernikahan Ratu Victoria

Ratu Victoria dan Pangeran Albert seusai menikah di St. James Palace, London, pada 10 Februari 1840.
Ratu Victoria dan Pangeran Albert seusai menikah di St. James Palace, London, pada 10 Februari 1840. (Public Domain)

Ratu yang mendapat takhtanya pada usia 18 tahun itu, memilih gaun putih berbahan satin yang diperoleh dari London Timur. Gaun tersebut dihiasi dengan renda Hontion, yang kemudian menjadi barang populer di sana.

William Dyce yang merupakan ketua Government School of Design -- sekarang dikenal sebagai Royal College of Art -- diminta untuk mendesain gaun tersebut.

Tanpa bulu atau beludru, gaun Ratu Victoria dianggap terlalu sederhana dan konservatif oleh pengamat kerajaan. Ratu bahkan memilih rangkaian bunga berwarna oranye, bukan tiara, untuk menghiasi kepalanya.

Ratu Victoria memilih mengenakan sepatu sederhana yang terbuat dari satin dengan pita yang diikat di pergelangan kakinya.

Meski menjadi hal tak biasa dan baru kala itu, gaun pengantin Ratu Victoria mendapat sambutan luas dan menjadi standar baru dalam urusan gaun pernikahan.

 


Menjadi Gaun Favorit Ratu Victoria

Ratu Victoria
Ratu Victoria meminta Franz Xavier Winterhalter untuk melukiskan potret dirinya dengan mengenakan gaun pernikahan sebagai hadiah untuk suaminya, Pangeran Albert. (Public Domain)

Ilustrasi gaun yang dikenakan Ratu Victoria di hari pernikahannya pun tersebar luas di seluruh dunia. Kaum kelas atas pun mulai meniru gaun berwarna putih itu.

Sebagai hadiah hari pernikahan, pada 1847 Ratu Victoria meminta Franz Xavier Winterhalter untuk melukiskan potret dirinya dengan mengenakan gaun pernikahan sebagai hadiah untuk Albert.

Ratu Victoria dikabarkan sangat menyukai gaun tersebut dan memakainya untuk beberapa acara khusus. Putrinya, Beatrice, menggunakannya kembali sebagai gaun pernikahannya pada 1885.

Ketika Victoria meninggal pada 1897, renda dari gaun pengantin tersebut turut dikuburkan untuk menutupi wajahnya.

Gaun itu kini telah dikonservasi dan dipamerkan di Kensington Palace, bersama dengan sejumlah benda peninggalan Ratu Victoria lainnya, seperti boneka masa kecilnya, perhiasan, surat, dan buku harian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya