Tren 'Kekasih Bayangan' Bikin Wanita Lajang Jepang Merasa Aman

Sebuah produk unik berjuluk 'manusia tirai', membantu berikan rasa aman kepada wanita lajang di Jepang.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 04 Apr 2018, 06:54 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2018, 06:54 WIB
Hati-hati, Penguntit di Apartemen Bawah Tanah
Ilustrasi penguntit dan tukang intip (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Tokyo - Wanita lajang di Jepang kini tak perlu lagi merasa takut tinggal seorang diri di rumah. Hal ini karena telah tercipta sebuah kreasi unik berbentuk kekasih bayangan, yang ditujukan untuk menakut-nakuti penjahat saat malam hari.

Pengelola apartemen Leo Palace 21 di Kota Tokyo menciptakan sebuah produk berjuluk "manusia tirai", sebagai bagian dari pengenalan sistem keamanan barunya.

Dikutip dari Asia One, Selasa (3/4/2018), produk ini memproyeksikan siluet pria yang bergerak ke jendela, dan membuat orang di luar percaya bahwa ada lebih dari satu orang di dalam unit apartemen tertentu.

Ada 12 jenis siluet bergerak yang bisa dipilih sesuai selera konsumen wanita Jepang, seperti contoh sosok pria yang sedang membersihkan ruangan, atau seorang atlet bela diri yang mempraktikkan tendangan dan pukulannya.

Siluet pria tersebut merupakan hasil dari tembakan cahaya dari sebuah proyektor mini, yang bisa ditempatkan di berbagai sudut ruang dengan mudah.

Pengguna juga dapat memanfaatkan aplikasi di ponsel, untuk memantau pengaturan bayangan agar tampil sealami mungkin ketika dilihat dari luar.

Menurut Indeks Perdamaian Global 2017, Jepang saat ini tercatat sebagai salah satu dari 10 negara dengan tingkat kejahatan terendah di dunia.

Meski begitu, masih kerap muncul laporan tentang gangguan keamanan di banyak tempat di Jepang, terutama di kawasan hunian di kota-kota besar.

Oleh pengelola apartemen Leo Palace 21, kehadiran "kekasih bayangan" tersebut dapat membuat para wanita lajang di Jepang merasa aman, dan tidur lebih nyenyak di malam hari.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Banyak Lansia Jepang Senang Hidup di Penjara

Ilustrasi lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStock)

Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, Jepang mengalami sebuah tren unik, yakni ketika banyak lansia menyukai kehidupan di balik jeruji besi.  

Menariknya, banyak lansia sengaja melakukan tindak kriminal kecil, dengan harapan ditangkap oleh polisi, dan kemudian dijebloskan  ke penjara.

Dikutip dari South China Morning Post, pengaduan dan penangkapan yang melibatkan warga lansia telah melampaui demografi kelompok usia lainnya di Jepang. Bahkan, disebutkan bahwa tingkat kejahatan ringan yang dilakukan para sepuh itu telah meningkat empat kali lipat selama beberapa dekade terakhir.

Di penjara Jepang saat ini, satu dari setiap lima narapidana adalah warga negara senior. Dalam banyak kasus, sembilan dari 10 di antaranya adalah wanita lansia yang biasanya melakukan aksi pengutilan.

Fenomena tidak biasa itu berasal dari kesulitan merawat populasi lansia di Jepang. Jumlah penduduk berusia lanjut di sana telah meningkat sebanyak 600 persen antara tahun 1985 dan 2015.

Setengah dari penduduk lansia yang tertangkap mengutil diketahui tinggal seorang diri.

Hal ini sesuai dengan temuan survei sosial oleh pemerintah Jepang, di mana 40 persen dari penduduk lansia mengatakan mereka tidak punya atau jarang berbicara dengan keluarganya.

Bagi para manula ini, kehidupan di penjara lebih baik daripada kehidupan normal yang mereka jalani sehari-hari.

"Mereka mungkin punya rumah. Mereka mungkin punya keluarga. Tetapi itu tidak berarti mereka memiliki tempat yang mereka rasakan seperti makna 'rumah' sesungguhnya," ujar Yumi Muranaka, kepala sipir Penjara Wanita Iwakuni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya