FBI Pecahkan Misteri Kepala Mumi yang Terpenggal 4.000 Tahun Lalu

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) berhasil mengidentifikasi kepala mumi yang terpenggal 4.000 tahun lalu.

oleh Elin Yunita KristantiRizki Akbar Hasan diperbarui 04 Apr 2018, 19:21 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2018, 19:21 WIB
FBI berhasil mengidentifikasi kepala mumi yang terpenggal 4.000 tahun lalu. (Museum of Fine Arts, Boston)
FBI berhasil mengidentifikasi kepala mumi yang terpenggal 4.000 tahun lalu. (Museum of Fine Arts, Boston)

Liputan6.com, Boston - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) baru-baru ini memecahkan kasus tertuanya. Para penyelidik berhasil mengekstraksi DNA dari kepala mumi berusia lebih dari 4.000 tahun.

Kepala mumi yang terpenggal tersebut ditemukan pada 1915 oleh tim arkeolog Amerika Serikat yang bekerja di pekuburan Mesir Kuno (nekropolis) di Deir el-Bersha.

Potongan kepala mumi tersebut kemudian dikirim ke Museum of Fine Art (Museum Seni Rupa) Boston beberapa tahun kemudian. Di sanalah misteri bermula....

Seperti dilaporkan The New York Times, ada sejumlah alasan mengapa para ilmuwan kesulitan untuk mengindentifikasi milik siapa gerangan kepala tersebut.

Makam, di mana mumi kepala itu ditemukan, diyakini menjadi tempat bersemayam gubernur pada era Kerajaan Pertengahan Mesir (Middle Kingdom). Djehutynakht, nama sang pejabat, dimakamkan bersama sang istri.

Para arkeolog menjumpai makam tersebut dalam kondisi porak poranda, dijarah para perampok makam sekitar 4.000 tahun lalu. Jasad-jasad di dalamnya dirusak. Para penjahat bahkan mencoba membumihanguskan kuburan itu.

Selama lebih dari 100 tahun, para peneliti memperdebatkan apakah kepala mumi itu milik gubernur Mesir atau istrinya.

Mumi kepala tersebut dilaporkan telah kehilangan tulang pipi dan bagian engsel rahangnya -- fitur yang sangat penting untuk memberikan wawasan soal jenis kelamin pada jasad manusia yang diawetkan.

Diduga, bagian-bagian tersebut sengaja dihilangkan, sebagai bagian dari ritual kuno yang diyakini membuat para mendiang bisa makan, minum, dan bernapas di alam baka.

Pada 2009, Dr. Fabio Nunes, ahli biologi molekuler di Massachusetts General Hospital, mengambil gigi mumi tersebut. Ia berharap bisa menggunakannya untuk memecahkan misteri tersebut.

Pada 2016, mahkota gigi tersebut kemudian diperiksa ulang oleh Dr. Odile Loreille, ilmuwan forensik di FBI.

"Masalahnya, pada 2009, belum ada ekstraksi DNA yang sukses dilakukan pada mumi berusia 4.000 tahun," kata Dr. Rita Freed, kurator di Museum of Fine Arts, Boston, seperti dikutip dari FoxNews, Rabu (4/4/2018).

 

Saksikan juga video menarik soal mumi berikut ini: 

Misteri Terjawab

DNA dan Genetik (iStockphoto)
Ilustrasi DNA dan Genetik (iStockphoto)

Dr. Odile Loreille adalah seorang ahli forensik veteran yang sebelumnya mengekstraksi materi genetik dari seorang anak berusia dua tahun yang tenggelam di Titanic dan seekor beruang berusia 130.000 tahun.

Ia kemudian mengebor gigi tersebut dan mengumpulkan serbuknya dalam jumlah cukup, sehingga memungkinkan untuk melipatgandakan jumlah DNA.

"Male" -- demikian kesimpulan dariperangkat lunak komputer, usai menganalisis rasio kromosom dalam sampel DNA.

Hasil tersebut mengonfrmasi bahwa kepala tersebut adalah milik Gubernur Mesir Kuno, Djehutynakht. Bukan milik istrinya.

"Rasanya seperti baru saja mengidentifikasi jenis kelamin bayi," kata Nunes. "Ia adalah laki-laki."

Sementara, Dr. Rita Freed mengatakan, pihak museum akan segera mengubah label petunjuk kepala mumi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya