Liputan6.com, Sanaa - Pasukan pertahanan udara Arab Saudi mengatakan, bahwa mereka menembak jatuh rudal yang diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi di kota Jizan, di perbatasan selatan Yaman.
Menurut pengakuan kelompok Houthi, sebagaimana dikutip dari The Washington Post pada Kamis (5/4/2018), rudal tersebut ditujukan untuk menyerang fasilitas kilang minyak Saudi Aramco, perusahaan migas milik Kerajaan Arab Saudi.
Dalam satu pernyataan Rabu malam, 4 April 2018, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menangkal peluncuran rudal tersebut dengan beberapa tembakan besar dari darat, dan menyebabkan jatuhnya pecahan rudal di kawasan pemukiman warga.
Advertisement
Baca Juga
Disebutkan pula bahwa rudal tersebut diluncurkan dari markas pasukan militan Houthi di kota Saada, di bagian Yaman utara.
Para pemberontak menegaskan, serentetan serangan rudal ke arah pasukan koalisi, merupakan bentuk balasan terhadap kerusakan yang terjadi di banyak kota di Yaman.
Di sisi lain, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi menuduh pemberontak Houthi, telah melakukan serangkaian serangan bom selama tiga tahun terakhir di Yaman, yang diduga mendapat dukungan kuat persenjataan dari Iran.
Simak video pilihan berikut:
Rudal Houthi Serang Kapal Tanker Arab Saudi
Sementara itu, pemberontak Houthi sempat dilaporkan menyerang kapal tanker Arab Saudi dengan rudal, pada Selasa, 3 April 2018.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi Yaman, Al Mayadeen, para pemberontak menyatakan bahwa serangan itu merupakan bentuk balas dendam atas kematian warga sipil Yaman.
Mereka tewas dalam serangan udara Arab Saudi di Al Hudaydah, satu-satunya pelabuhan di Yaman yang dikendalikan oleh Houthi.
Saksi menyebut, sedikitnya 14 orang dinyatakan terbunuh, termasuk anak-anak, ketika mereka sedang bercengkerama di luar rumah.
Kapal tanker itu berada di perairan internasional sebelah barat Al Hudaydah, menurut pernyataan juru bicara koalisi Arab Saudi, Kolonel Turki al-Malki.
Ia tidak mengungkapkan seberapa besar kerusakan yang terjadi, tetapi serangan itu disebutnya sebagai ancaman serius terhadap navigasi maritim dan perdagangan internasional di wilayah sekitarnya.
Al-Malki menambahkan, kapal perang koalisi Arab Saudi telah mengawal tanker dari area tersebut. Tapi bagaimanapun juga, serangan itu kini menimbulkan kerusakan lingkungan dan ekonomi.
Advertisement