Liputan6.com, Sanaa - Pejabat keamanan Yaman mengatakan, Perdana Menteri negara itu tengah bersiap untuk melarikan diri setelah kelompok separatis merebut istana kepresidenan yang terletak di kota pelabuhan Aden. Pertempuran dilaporkan berlangsung sengit sepanjang malam waktu setempat.
Seperti dilansir Associated Press yang dikutip dari ABCnews.go.com, Selasa (30/1/2018), pejabat tersebut mengatakan bahwa kelompok separatis yang setia kepada Southern Transitional Council (STC) berhasil mencapai Istana Maashiq di Distrik Crater di Aden. Istana itu merupakan pusat pemerintahan Yaman yang didukung oleh dunia internasional.
Meski demikian, tidak disebutkan kapan pastinya Perdana Menteri Ahmed Obaid bin Daghar akan meninggalkan Yaman.
Advertisement
Pertempuran di Aden pertama kali meletus pada hari Minggu, ketika batas waktu yang dikeluarkan oleh kelompok separatis agar pemerintah mengundurkan diri berakhir.
Baca Juga
Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi menyatakan bahwa tindakan kelompok separatis adalah kudeta.
STC disebut-sebut memicu krisis dengan memberikan ultimatum terhadap Presiden Hadi untuk mencopot PM Obaid dan kabinetnya atau jika tidak ia dan pemerintahannya akan digulingkan. Kelompok tersebut menuding pemerintahan saat ini adalah dalang di balik "korupsi yang merajalela" yang mengakibatkan "situasi ekonomi, keamanan dan sosial memburuk yang belum pernah disaksikan dalam sejarah (Yaman) selatan".
Namun, klaim tersebut dibantah oleh pemerintah Hadi. Lalu muncul larangan terkait pertemuan publik jelang tenggat waktu tersebut.
Siapa STC?
STC telah lama berkampanye untuk memisahkan diri dari Yaman Utara dan memperjuangkan kembalinya Yaman Selatan yang merdeka.
Kurang dari empat tahun setelah bergabung dengan Yaman Utara, Yaman Selatan sempat mencoba memisahkan diri dengan alasan marjinalisasi ekonomi dan politik. Namun, hal tersebut gagal terwujud.
Sejak 2007, Yaman Selatan telah mendapat otonomi yang lebih besar dan seruan terkait hal tersebut meningkat pasca-pemberontakan Arab Spring atau Musim Semi Arab pada 2011 dan pecahnya perang saudara Yaman pada 2015.
Perang saudara di Yaman masih terus berlangsung hingga hari ini. PBB menyatakan bahwa perang telah memicu krisis kemanusiaan terburuk sepanjang sejarah.
STC sendiri dibentuk pada 2017 oleh Aidarous al-Zubaidi (51). Ia tidak hanya mendesak pemerintahan Hadi yang berkoalisi dengan Islah -- sebuah kelompok yang secara ideologis terkait dengan gerakan Ikhwanul Muslimin -- untuk memecat PM Obaid, melainkan juga melarang pemimpin Islah muncul di ranah politik.
Dilansir aljazeera.com, Uni Emirat Arab merupakan pelindung utama STC. Negara itu dilaporkan telah menginvestasikan jutaan dolar kepada STC dan kelompok Salafi pro otonomi demi mengamankan kepentingan mereka di kawasan.
Advertisement