Pemberontak Yaman Serang Pangkalan Militer Arab Saudi

Pemberontak Houthi menembakkan rudal balistik ke pangkalan militer Arab Saudi di perbatasan Yaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Apr 2018, 22:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 22:00 WIB
Perang di Yaman telah menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia
Perang di Yaman telah menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia (AP Photo/Hani Mohammed)

Liputan6.com, Sana'a - Sebuah serangan rudal balistik ditembakkan oleh pasukan pemberontak Houthi ke pangkalan militer Arab Saudi di kota Asir. 

Pasukan pemberontak yang bersekutu dengan mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, mengklaim serangan tersebut bertujuan menyerang wilayah perbatasan bagian barat daya, yang dikuasai oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi. 

"Kami berhasil menyerang pangkalan militer Al-Jarbah dengan rudal jarak dekat Badr-1 buatan dalam negeri," demikian pernyataan pasukan bersenjata tersebut, sebagaimana dikutip dari Al Masdar News pada Selasa (3/4/2018). 

Penembakan rudal itu dilakukan sebagai balasan atas serangan militer Arab Saudi terhadap beberapa wilayah di Yaman, yang dikuasai oleh pasukan pemberontak Huthi. 

Rudal tersebut diklaim telah ditembakan ke sasaran yang tepat, hingga menyebabkan kerusakan pada pangkalan militer, serta jatuhnya korban tewas dan terluka.

Sebagaimana diketahui, perang Timur Tengah ini telah memicu kecaman dari Badan Pengawas Hak Asasi Manusia Internasional. Pasalnya, pasukan Houthi telah melanggar hukum perang, dengan meluncurkan rudal balistik tanpa pandang bulu di daerah berpenduduk di Saudi, pada 25 Maret lalu.

Selain itu, pasukan koalisi dipimpin Saudi juga dikecam karena melakukan serangan terhadap warga sipil di Yaman.

"Serangan koalisi dan juga serangan membabi buta Houthi tidak bisa dibenarkan. Saudi juga tidak bisa menjadikan alasan serangan rudal Houthi untuk menyerang penduduk sipil di Yaman," kata Sarah Leah Whitson, Direktur Badan Pengawas Hak Asasi Manusia untuk Timur Tengah. 

 

 

Reporter: Ira Astiana

Sumber: Merdeka.com

 

Simak video pilihan berikut: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya