Salah Pilih Kata, Presiden Prancis Sebut Istri PM Australia 'Lezat'

Cukup banyak kata dalam bahasa Prancis dan Inggris yang pengucapannya hampir serupa, tapi maknanya belum tentu sama.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 03 Mei 2018, 12:02 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2018, 12:02 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat berpidato di Gedung Opera Sydney pada Selasa, 2 Mei 2018
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat berpidato di Gedung Opera Sydney pada Selasa, 2 Mei 2018 (Peter Parks/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Canberra - Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kecerobohan saat memilih kata, dalam pidatonya di Australia pada Rabu, 2 Mei 2018.

Dikutip dari BBC pada Kamis (3/5/2018), kecerobohan itu terjadi ketika Presiden Macron menyampaikan sambutan dalam Bahasa Inggris di hadapan PM Malcolm Turnbull, dan jajaran pemerintahannya, di depan Gedung Opera di Sydney.

Maksud hati menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari PM Turnbull dan istrinya, Lucy Hughes Turnbull, Presiden Macron salah menerjemahkan kata délicieux yang bermakna 'ramah' dalam bahasa Prancis, menjadi 'lezat' (delicious) dalam bahasa Inggris.

"Thank you and your delicious wife for your warm welcome, the perfect organization of this trip."

"Terima kasih (PM Turnbull) dan istri Anda yang 'lezat' atas sambutan hangatnya, organisasi yang sempurna dalam perjalanan ini," ujar Presiden Macron.

Pernyaatan itu sontak membuat hadirin yang mendengarnya saling pandang, berusaha memahami apa maksud presiden Prancis tersebut.

Menurut beberapa saksi, Presiden Macron berusaha secara penuh menyampaikan kata sambutan dalam bahasa Inggris. Namun, beberapa pilihan kata dan struktur bahasa yang diucapkannya terdengar membingungkan.

"Presiden sepertinya mencampur struktur bahasa Prancis dengan bahasa Inggris di beberapa bagian pidatonya," ujar salah seorang saksi yang enggan disebut namanya.

Adapun kata délicieux bisa dipahami sebagai dua makna dalam bahasa Prancis. Pertama, untuk menggambarkan betapa lezatnya cita rasa sebuah makanan, yang umumnya merujuk pada olahan daging.

Adapun makna kedua bisa digunakan untuk mengapresiasi suatu hal yang bagus, sikap yang mengagumkan, dan perasaan senang atas komunikasi hangat dengan orang lain.

Meski begitu, banyak kalangan menilai penguasaan bahasa Inggris Presiden Macron sudah sangat bagus. Hal itu, salah satunya, dibuktikan ketika Presiden Prancis itu melawat ke Amerika Serikat (AS) pekan lalu.

Di hadapan presiden Donald Trump dan pejabat pemerintah di Gedung Putih, Presiden Macron beberapa kali melontarkan lelucon bergaya Negeri Paman Sam, yang dipuji tidak hanya oleh para hadirin, melainkan juga di media sosial.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Kesalahpahaman Makna Bahasa

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull (Mick Tsikas/Pool via AP)

Bahasa Prancis dan Inggris memiliki cukup banyak kata yang pengucapannya terdengar serupa, namun dengan makna yang belum tentu sama antara satu dengan lainnya.

Sebagai contoh, kata encensé terdengar seperti kata incensed -- dalam bahasa Inggris -- yang bermakna 'amarah', di Prancis justru dimaksudkan untuk menyebut pujian.

Contoh lainnya adalah pada kata dresser yang bagi orang Prancis bermakna menjinakkan hewan atau sikap manusia, bukan 'mengenakan pakaian' dalam bahasa Inggris.

Begitupun jika bermaksud menyampaikan rasa antusias dalam bahasa Inggris kepada orang Prancis, jangan menggunakan kata excité, karena hal itu terdengar seperti membahas genital pria.

Beberapa contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari kesalahpahaman bahasa yang kerap terjadi antara penutur bahasa Prancis dan Inggris.

Dalam sejarah, beberapa salah paham bahasa tersebut sempat memicu masalah dilplomatik. Salah satu yang paling diingat adalah pada 1830 silam, ketika petugas penerjemah di Gedung Putih salah mengartikan frasa 'le gouvernement français demande', menjadi 'desakan pemerintah Prancis' yang membuat pemerintahan AS kala itu tersinggung.

Padahal, makna sesungguhnya dari frasa tersebut adalah 'undangan diplomatik Prancis'.

Kembali pada kecerobohan bahasan yang dilakukan Presiden Macron pada hari Rabu, PM Malcolm Turnbull tersenyum menanggapinya, dan langsung menjabat tangan dengan erat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya