Massa Cegat Eks PM Malaysia Najib Razak yang Dikabarkan Akan Terbang ke Indonesia

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak dan istrinya, Rosmah Mansor dikabarkan akan terbang ke Indonesia. Massa pun bertindak.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 12 Mei 2018, 11:32 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2018, 11:32 WIB
Najib Razak
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menyapa seorang pendukung di tempat pemungutan suara selama pemilihan umum di Pekan, Rabu (9/5). Pemilu ini pertarungan antara PM Najib yang sudah berkuasa sejak 2009, melawan Mahathir Mohamad. (MOHD RASFAN / AFP)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengaku butuh 'istirahat singkat' setelah proses Pemilu 2018 yang melelahkan dan berakhir mengejutkan. Ia kalah di tangan mantan mentornya, Mahathir Mohamad.

"Saya akan mengambil istirahat singkat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga yang tidak sempat saya temui dalam beberapa tahun terakhir. Saya berharap. Saya berharap, setelah periode yang penuh perpecahan ini, negara akan kembali bersatu," kata Najib dalam akun Twitternya.

"Saya minta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan, dan saya berterima kasih kepada Anda, rakyat, atas kesempatan untuk memimpin bangsa kita yang besar ini."

Namun, Najib Razak tak menjelaskan secara detail soal rencananya itu.

Menyusul pernyataan tersebut, sebuah kabar beredar viral di media sosial bahwa Najib dan istrinya Rosmah Mansor akan naik pesawat carteran dan terbang ke Indonesia.

Apalagi, di dunia maya beredar manifes yang menyebut, Najib dan istrinya akan terbang dari Subang ke Jakarta pada Sabtu pagi.

Kemudian, sekitar 40 warga Malaysia, beserta para jurnalis menuju ke Bandara Subang, sebuah lapangan terbang kecil di luar Kuala Lumpur pada Sabtu dini hari.

Seperti dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (12/5/2018), Polisi antihuru-hara juga disiagakan di depan gerbang, yang diyakini akan menjadi pintu masuk Najib ke bandara.

Sebuah mobil van putih, dengan jendela hitam, yang tiba kemudian dikerubungi massa yang marah. Mereka menuntut kendaraan dibuka, untuk memastikan Najib dan istrinya tak ada di sana.

Massa berusaha melempari kendaraan tersebut. Seorang pria lalu berteriak, "Aku benci Rosmah".

Istri mantan perdana menteri tersebut memang bukan sosok yang populer. Ia dinilai bersikap angkuh. Kegemarannya belanja barang mewah juga sudah lama dipergunjingkan di Negeri Jiran.

Kemudian, jendela kendaraan tersebut dibuka dari dalam. Najib tak ada di sana. Massa pun kemudian mundur dan mengizinkannya lewat.

Seorang pebisnis, Raja Singham yang ada di kerumunan massa mengaku, mereka berhak tahu siapa yang ada di dalam van.

"Kami telah menderita selama bertahun-tahun. Saya tidak ingin mereka keluar dari negara ini," kata pria 49 tahun itu.

Setelah kekalahan mengejutkan koalisi Barisan Nasional, yang memerintah sejak Malaysia merdeka dari Inggris, situasi di Malaysia berubah 180 derajat.

Sejak itu, spekulasi bahwa Najib dan istrinya akan kabur ke luar negeri. Apalagi, pemerintahan baru yang dipimpin Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim bersumpah akan menyelidiki kasus megakorupsi 1MDB yang diduga melibatkan sang mantan perdana menteri dan orang-orang terdekatnya.

Sebelumnya, sejumlah media melaporkan bahwa bekas pasangan nomor satu di pemerintahan Malaysia itu telah dicegah dan tak boleh ke luar negeri.

Namun, pihak Imigrasi membantah telah mencegah Najib Razak. "Sejauh ini mereka tak masuk daftar hitam," kata Dirjen Imigrasi Malaysia, Mustafar Ali.

 

Saksikan video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Diterpa Skandal

PM Malaysia Najib Razak dan istri menyaksikan babak final pertandingan bulu tangkis ganda campuran
PM Malaysia Najib Razak dan istri menyaksikan babak final pertandingan bulu tangkis ganda campuran (Twitter/@NajibRazak)

1Malaysia Development Berhad adalah lembaga investasi yang didirikan Pemerintah Negeri Jiran untuk memberikan manfaat pada rakyatnya.

Gagasannya, 1MDB akan berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.

Namun, apa yang terjadi tak sesuai dengan rencana semula. Menurut agen federal AS, miliaran dana justru dikuras oleh mereka yang korup dan punya koneksi dengan penguasa.

"Mereka memperlakukan dana publik sebagai rekening bank pribadi," kata Jaksa Agung AS, Loretta Lynch pada konferensi pers Juli 2016 lalu.

Dampaknya, pemerintah AS menggugat 'hak untuk keuntungan, royalti dan hasil distribusi" dari The Wolf of Wall Street. Film yang dibuat pada 2013 tersebut mengisahkan tentang penipuan dan keserakahan di jantung industri keuangan Amerika.

Film yang disutradarai Martin Scorcese dan dibintangi Leonardo DiCaprio, menurut ComScore, menghasilkan US$ 392 juta.

Sudah lama muncul kekhawatiran terkait dana pembuatan film, yang mencapai US$ 100 juta, yang datang dari perusahaan produksi Hollywood yang tak pernah didengar namanya: Red Granite Pictures.

Para penyelidik dari sejumlah badan pemerintah menduga, uang tersebut datang dari 1MDB.

"Rakyat Malaysia sama sekali tak menerima sesen pun dari keuntungan film tersebut," kata Asisten Jaksa Agung Leslie R. Caldwell.

Aparat mengincar juga sejumlah properti di Berverly Hills, termasuk L'Ermitage Hotel, dan empat mansion di area tersebut. Salah satunya memiliki pemandangan istimewa gemerlap Kota Los Angeles.

Ada pula sejumlah kondominium bernilai jutaan dolar di Kota New York, termasuk griya tawang atau penthouse di Time Warner Center -- yang juga menjadi rumah bagi CNN.

Ada juga saham investasi di Park Lane Hotel di Central Park yang bernilai US$ 250 juta.

Tak ketinggalan sebuah townhouse di London, yang letaknya beberapa blok dari Istana Buckingham. Sebuah jet 'ultra long range' yang bernilai US$ 50 juta juga menjadi target.

Pemerintah federal Amerika Serikat juga mencoba menyita tiga mahakarya seni, yakni La Maison de Vincent a Arles karya Vincent Van Gogh.

Dua lainnya adalah karya Claude Monet: Saint Georges Majeur dan Nympheas Avec Reflets de Hautes Herbes. Itu belum termasuk saham jutaan dolar di EMI Music Publishing.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya