Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, beserta keluarga mengkritik tindakan Kepolisian Diraja Malaysia yang melakukan penggerebekan terhadap properti dan ratusan barang mewah miliknya pada pertengahan pekan lalu.
Namun di sisi lain, polisi menyebut bahwa ratusan barang-barang mewah itu perlu disita karena memiliki hubungan dengan skandal megakorupsi 1MDB, yang menyeret nama Najib Razak beserta istri, Rosmah Mansor. Kasus megakorupsi itu pun kini tengah memasuki babak penyelidikan baru.
"Ia sangat tidak senang (atas penggerebekan dan penyitaan itu)," kata pengacara Najib, Harpal Singh Grewal, sebagaimana mengutip perkataan kliennya. Demikian seperti dikutip dari BBC (20/5/2018).
Advertisement
Najib juga mengkritik langkah polisi yang menyita berbagai barang remeh-temeh yang ia anggap tak relevan dengan penyelidikan. Tindakan itu, menurut Najib, merupakan langkah yang tak bertanggung jawab dari para aparat.
"Tidak ada upaya (dari kepolisian) untuk memverifikasi lebih lanjut apakah gaun, sepatu, baju-baju bayi, dan benda lain memiliki keterkaitan dengan penyelidikan yang tengah berlangsung," kata Grewal mengutip perkataan Najib.
"Polisi bertindak semena-mena dan tak bertanggung jawab," lanjut Grewal.
Baca Juga
Semua bermula pada Rabu, 17 Mei malam, ketika puluhan polisi bersenjata menggerebek properti pribadi Najib Razak atas dugaan kasus megarasuah 1MDB. Penggerebekan berlangsung hingga akhir pekan lalu, di mana polisi telah menyambangi enam properti yang dikaitkan dengan Najib.
Dalam penggerebekan, polisi berhasil menyita lebih dari 200 kotak berisi tas mahal, 72 kantong perhiasan, uang tunai dalam berbagai denominasi, jam tangan, serta barang-barang mewah lainnya.
Di antara barang-barang sitaan, ada lusinan kotak oranye berisi tas Hermes (warna oranye adalah khas merek tersebut) yang tampaknya milik mantan ibu negara Rosmah Mansor, istri Najib Razak. Sebuah tas Hermes Birkin memiliki harga mulai dari US$ 8.000 hingga ratusan ribu dolar.
Kepolisian Diraja Malaysia telah mengonfirmasi bahwa barang sitaan tersebut diduga memiliki keterkaitan dengan penyelidikan atas skandal megakorupsi 1MBDB -- yang turut menyeret nama Najib.
Najib Razak dituduh mengantongi sekitar US$ 700 juta dari sejumlah dana skandal 1MDB. Sebelum skandal korupsi itu terkuak, total uang tersebut rencananya digunakan untuk meningkatkan geliat investasi asing Malaysia.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Najib Razak Minta Perlindungan Polisi
Najib Razak kemudian meminta perlidungan pihak kepolisian. Ia beralasan, nyawanya dan keluarga sedang terancam.
Situs berita Malay Mail melaporkan, Najib telah mengajukan laporan pada Jumat malam 18 Mei 2015 di Kepolisian Sentul, Kuala Lumpur.
Dalam laporan tersebut, Najib beralasan ada ancaman nyata terhadapnya dan anggota keluarganya. Ia secara resmi telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan perlindungan dalam program perlindungan saksi.
Najib beralasan, ancaman tersebut tidak hanya datang dari Malaysia, tetapi juga dari luar negeri -- yang terkait dengan skandal dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Perdana Menteri keenam Malaysia itu juga mengadu bahwa personel kepolisian berada di kediamannya selama 18 jam dan menyita barang-barang miliknya dan putranya -- yang dia klaim tidak ada hubungannya dengan 1MDB.
Dalam laporannya, ia juga menyebut, polisi telah menggeledah tiga kondominium di Pavillion Residences di Kuala Lumpur, dan menyita perhiasan, uang tunai, serta barang-barang pribadi lainnya.
Ia mengklaim, barang-barang mahal itu adalah pemberian teman-temannya.
Dalam laporan tersebut, Najib Razak juga membela diri soal keberadaan tumpukan uang di rumahnya. Menurut dia, duit itu adalah sumbangan kampanye untuk koalisi Barisan Nasional (BN) dalam pemilu.
Dia juga mengklaim bahwa penyelidik tak memberikan daftar barang apa saja yang telah disita.
Najib juga mengaku, hanya berperan sebagai penasihat dalam 1MDB dan tidak terlibat dalam pengambilan keputusan.
Keputusan soal transaksi 1MDB, menurut dia, dibuat oleh dewan direksi dan manajemen. Ia juga menyebut, uang sebesar 2,6 miliar ringgit di rekening pribadinya adalah sumbangan dari keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Advertisement