Kediaman Eks PM Malaysia Najib Razak Digeledah Polisi

Tindakan penggeledahan rumah Najib Razak ini dilaporkan terjadi pada Rabu malam.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Mei 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2018, 08:15 WIB
Kediaman Najib Razak
Sejumlah polisi berjaga di depan kediaman mantan PM Malaysia Najib Razak pada Rabu, 16 Mei 2018. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Polisi Malaysia dikabarkan menggeledah rumah mantan Perdana Menteri Najib Razak. Tindakan ini berlangsung kurang lebih satu pekan setelah kekalahannya dalam pemilu.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (17/5/2018), media setempat melaporkan bahwa pada Rabu malam terdapat sejumlah kendaraan polisi di depan rumah Najib Razak.

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, sebelumnya telah menegaskan bahwa ia tengah berupaya membuka kembali investigasi kasus korupsi terhadap Najib Razak, yang merupakan mantan anak didiknya.

Najib Razak sendiri menyangkal melakukan kesalahan. Namun, ia dan istrinya, Rosmah Mansor, telah dicegah ke luar negeri oleh pihak Imigasi Malaysia.

Media the New Straits Times melaporkan bahwa polisi mengonfirmasi melakukan penggeledahan, tapi tidak terdapat penjelasan lebih lanjut.

Sementara itu, kantor berita Reuters melansir, terdapat lebih dari 100 orang, termasuk di antaranya polisi, wartawan, dan anggota masyarakat yang berkumpul di luar kediaman Najib Razak pada Rabu malam.

Najib Razak telah lama dituduh tersangkut skandal korupsi 1MDB.

1MDB adalah lembaga investasi yang didirikan pemerintah negeri jiran itu untuk memberikan manfaat pada rakyatnya. Gagasannya, 1MDB akan berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.

Namun, dalam praktiknya, organisasi ini dituduh telah menyedot dana negara ke rekening pribadi Najib Razak dan orang-orang dekatnya.

Pada 2015, Najib Razak dituding mentransfer sekitar US$ 700 juta (setara Rp 9,8 triliun) dana dari 1MDB ke rekening bank pribadinya. Namun, semasa masih menjabat sebagai perdana menteri, ia dibebaskan dari segala tuduhan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kemenangan Mahathir, Ancaman Penjara bagi Najib?

Anwar Ibrahim Resmi Bebas
Politisi Malaysia, Anwar Ibrahim sebelum masuk ke dalam mobil setelah keluar dari RS Rehabilitasi Cheras, Kuala Lumpur, Rabu (16/5). Anwar dibebaskan setelah Perdana Menteri Mahathir Mohamad memenangkan pemilu Malaysia, Rabu (9/5) lalu. (AP/Vincent Thian)

Koalisi Barisan Nasional yang dipimpin Najib Razak menderita kekalahan memalukan dalam pemilu Malaysia yang berlangsung 9 Mei lalu. Bagaimana tidak, ini merupakan kali pertama dalam sejarah Negeri Jiran, oposisi berhasil keluar sebagai pemenang pemilu.

Adapun, pasca-kemenangan oposisi Pakatan Harapan yang dipimpinnya, Mahathir telah disumpah pada Kamis, 10 Mei. Ia berjanji akan mengembalikan jutaan dolar dana yang hilang dalam skandal 1MDB.

Terkait hal tersebut, Mahathir bertindak cepat. Ia meminta Jaksa Agung Malaysia Mohamed Apandi Ali mengambil cuti, sambil menunggu penyelidikan terkait peranannya dalam tuduhan menutup-nutupi skandal korupsi 1MDB. Selain itu, ia dikabarkan juga mengganti sejumlah pejabat di Komisi Antikorupsi.

Dan kemarin, Mahathir menepati janjinya untuk membebaskan mantan tokoh reformasi Anwar Ibrahim yang juga merupakan mantan rival politiknya. Anwar dipenjara atas tuduhan sodomi, sebuah keyakinan yang secara luas dilihat sarat muatan politik.

Ketika hendak maju dalam pemilu melalui aliansi Pakatan Harapan di mana partai utamanya adalah Parti Keadilan Rakyat yang dipimpin Anwar, Mahathir membuat perjanjian bahwa ia akan membebaskan mantan wakil perdana menteri tersebut.

Selanjutnya, Mahathir telah mengisyaratkan bahwa dirinya hanya akan memimpin selama satu hingga dua tahun, sebelum akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.

Pada Rabu, Anwar mengatakan kepada BBC bahwa perjanjian dengan Mahathir adalah sebuah kesepakatan yang sulit. "Anak-anak saya menangis karena mereka menilai, 'Mengapa saya harus bekerja sama dengan pria ini (Mahathir)'."

Namun, bagaimanapun Anwar mengatakan, "Kita harus berjalan terus. Kita bicara soal negara, kita bicara soal menyelamatkan Malaysia."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya