Kalimantan - Beredar video viral orangutan di Kalimantan menghadapi buldoser yang merusak hutan tempat tinggal hewan tersebut. Dalam rekaman terlihat primata itu kebingungan.
Kepada DW, yang dikutip Jumat (8/6/2018), Manajer Komunikasi International Animal Rescue (IAR) Elisabeth Key menjelaskan, "Rekaman ini sebenarnya berasal dari tahun 2013 di Kalimantan Barat, saat IAR Unit Perlindungan Orangutan melakukan sejumlah aksi penyelamatan dan operasi pemindahan orangutan dari kawasan deforestasi ke lokasi yang lebih aman."
Tampak dalam video, tim IAR berusaha menangkap orangutan tersebut dan memindahkannya ke kawasan lindung di dalam hutan. Orangutan terlihat jatuh dari pohon sebelum kemudian bangkit kembali.
Advertisement
Pihak IAR mengatakan, timnya berhasil menyelamatkan hewan primata tersebut.
Organisasi seperti IAR berusaha menyelamatkan orangutan sebanyak mungkin. Salah satu program IAR yang mereka kampanyekan adalah proyek reforestasi untuk merestorasi kembali sebagian dari jutaan hektar hutan tropis Indonesia dan habitat orangutan yang lenyap setiap tahun.
Video ini kembali viral, setelah organisasi lingkungan Greenpeace membuka hasil penyelidikannya di Sungai Putri, Ketapang, Kalimantan Barat yang menunjukkan penebangan yang beroperasi pada malam hari dan di kawasan-kawasan yang menjadi
Seekor Orangutan menghadapi buldozer yang sedang menghancurkan habitat alaminya di Kalimantan Barat. Insiden tersebut direkam oleh aktivis International Animal Rescue saat pembukaan lahan untuk perkebunan. pic.twitter.com/c7ydjmi9TN
— DW (Indonesia) (@dw_indonesia) June 6, 2018
Hutan seluas 57.000 hektare di kawasan ini dihuni oleh sekitar 1.200 ekor orangutan. Hal yang diungkap Greenpeace menjadi ujian bagi pemerintah untuk menegakkan moratorium dan upaya menghentikan eksploitasi hutan lahan gambut, pasca-kebakaran musim kemarau yang besar-besaran pada 2015.
Kebakaran itu telah menghancurkan 2,6 juta hektare hutan dan mengakibatkan gangguan kesehatan. Industri kayu dan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit telah mengubah lahan gambut berawa menjadi perkebunan industri. Bank Dunia memperkirakan kebakaran itu menyebabkan kerugian sebesar US$ 16 miliar.
Saksikan juga video berikut ini: